Mimpi Buruk

7 1 0
                                    

"Sepi bener yak hari ini.."

Keluh Pakin sambil menyesap minuman bersoda. Dia sedang duduk di depan sebuah minimarket seorang diri sambil menunggu ada orderan masuk di aplikasinya.

"Kutukan hari pertama emang gini kali yak? Gimana cara promosinya biar ada orderan nyangkut ya?"

"Mas.. Mas.. Maaf..", seseorang mencolek lengan Pakin dan reflek Pakin langsung menoleh pada orang tersebut. Ternyata seorang pria muda dengan wajah yang cantik.

"Akhirnya datang jugaaa.. Masnya mau ngojek? Bisa order lewat aplikasi ya..", Pakin semangat, membujuk agar dia pecah telur.

"Bukan.. Saya bukan mau ngojek", jawab pria tersebut malu-malu.

"Yah... Terus ada perlu apa ya? Ada yang bisa saya bantu?", tanya Pakin kehilangan semangatnya.

"Saya mau minta dianterin ke mall di deket lampu merah sana, bisa?"

"Iya itu namanya ngojek, Mas. Order dulu lewat aplikasi yaa", semangat Pakin kembali naik.

"Bukan.. Saya bukan mau ngojek", jawab pria itu sambil menggerakkan kedua tangannya membuat gestur tidak.

"Kan tadi masnya minta dianterin ke sana, kalo bukan ngojek apa dong? ndelman? Kan saya bawanya motor, bukan delman"

"Mmmm.. Saya mau mutusin pacar saya tapi saya gak berani, masnya bisa anterin terus temenin saya gak?"

"Tapi saya lagi nunggu orderan, Mas. Nanti kalo ada yang masuk terus gak saya ambil saya gak jadi dapet duit"

"Tenang aja, nanti saya bayar kok"

"Bayaran saya mahal lhoooo", ucap Pakin menelisik lawan bicaranya, mencoba menilai apakah dia sedang kena scam atau marketing aliran sesat atau tidak.

"Iya tenang ajaaa, pasti saya bayar. Jadi tolong bantu saya ya"

"Ya udah deh, ayo", ucap Pakin setelah berpikir beberapa saat.

Pria tersebut mengangguk dengan semangat lalu memakai helm yang diberikan oleh Pakin. Setelah keduanya siap, mereka pun motoran untuk sampai ke mall yang dituju. Di sana, Pakin berjalan mengikuti sang pria tanpa nama yang berjalan lebih dulu. Mereka menaiki lift hingga lantai teratas di mana foodcourt berada, tapi sebelum itu pria tersebut sempat mengajak Pakin untuk masuk ke sebuah toko pakaian bermerk dan membelikan sepasang pakaian untuk langsung Pakin kenakan saat itu juga.

'Anjir.. Gua mau diapain ini sampe didandanin jadi ganteng kaya begini', ucap Pakin dalam hati sambil kagum melihat ketampanan dirinya di dalam cermin.

Setelah berjalan melewati beberapa kios makanan, pria tersebut tiba-tiba berhenti sesaat lalu menggandeng lengan Pakin dengan begitu mesra. Mereka pun kembali berjalan menuju sebuah meja yang ada di salah satu sudut foodcourt tersebut, di depan sebuah kedai makanan barat yang terletak lumayan jauh dari kedai lainnya.

'Loh.. Loh.. Kok maen gandeng aja.. Tapi gpp deh, masnya cantik soalnya.. Hehe.. Eh, mas atau dedek yaa?', Pakin berbicara di dalam hatinya.

Sesampainya di depan meja yang dituju, keduanya berhenti lalu menarik kursi dan duduk. Kedai tersebut tidak begitu ramai. Dari 15 meja yang ada, hanya 2 meja yang terisi termasuk meja Pakin. Sampai saat ini semuanya masih terasa normal.

'Tadi dibeliin baju, sekarang dibawa ke tempat makan. Gua disuruh isi bensin dulu kali ya.. Biar kuat menghadapi pacarnya yang mau dia putusin. Tau aja gua belum makan. Wkwk.. Tapiiii gua curiga dah, bisa aja tau-tau dia ngeluarin laptop sama brosur buat prospek gua', kembali Pakin berbicara dalam hati.

"Kenapa celingak celinguk gitu, Mas?", tanya sang pria muda.

"Katanya mau mutusin pacarnya. Kok di sini sepi? Pacarnya mana?", tanya Pakin.

ASTIK (Asal Ketik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang