Happy 20y, Fourth

6 1 0
                                    

"Tang.. Tang.. Kenapa gigi bisa goyang?", tanya Pakin sambil mengupas kuaci dan mengumpulkan isinya dalam satu wadah seukuran cangkir kopi.

"Karena dia kebelet pipis", jawab Satang ketika seekor kucing jantan berjalan santai lewat di depannya lalu berhenti ketika sampai di samping motor maticnya kemudian mengambil ancang-ancang untuk spraying di sana.

"Kucing jelek! Pegi gak lu!!", Satang melempar kulit kuaci ke arah kucing tersebut tetapi terlambat, body motornya yang mengkilat karena baru saja dicuci bersih kini terkena cairan hasil spraying si kucing jelek.

"Tang.. Tang.. kenapa kuaci harus dikupas?", tanya Pakin lagi setelah berhasil memenuhi seperempat wadahnya dengan kuaci yang sudah terpisah dari kulitnya.

"Karena kuacinya udah dewasa jadi harus dipisah sama kulitnya. Mereka punya jalan masing-masing"

"Ohhh.. Kalo kuacinya kan jalan ke lambung, kalo kulitnya?"

"Jalan ke akhirat lewat jalur gaza"

"Mending juga lewat tol, bebas macet", ucap Pakin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Satang. Kemudian dia lanjut bertanya dengan tangannya yang masih sibuk mengupas kuaci, "Bulan kenapa cuma muncul malem hari ya?"

"Karna namanya Bulan. Kalo namanya Mawar, berarti dia pelaku bisnis ilegal yang suka bikin kosmetik oplosan", jawab Satang sambil memakan kuaci yang Pakin kupas satu per satu.

"Sebut saja Mawar. Wkwkwkwkwk", respon Pakin sambil tertawa diikuti oleh cengiran Satang yang ikut geli mendengarnya.

"Giliran gua yang nanya, kenapa kasir selalu nawarin kita isi pulsa setiap abis kita belanja?"

"Kalo teriak 'auo' mah tarzan atuh"

"Kalo nawarin tahu bulat ..."

"... digoreng ..."

".... dadakan ..."

"Lima ratuuuuuuusan. Hahahaha", ucap mereka berdua secara serempak, lalu kompak tertawa.

"SELAMAT SIANG WAHAI AHLI KUBUR", teriak Fourth yang tiba-tiba muncul. Sepertinya dia baru pulang ngampus.

"Kin, dipanggil tuh sama si Fot", kata Satang pada Pakin sambil mengambil biji kuaci lalu melemparkannya ke dalam mulut.

"Lah, gua? Lu kali, gua mah ahli kasur", jawab Pakin lalu lanjut menggigit kuaci untuk mengupasnya.

Seakan terkena sihir, Satang, Pakin dan Fourth mematung dalam posisi masing-masing selama beberapa detik setelah mendengar ucapan Pakin yang asal bunyi. Angin canggung pun berhembus.

Satang berhenti mengunyah dengan tangannya yang hendak mengambil kembali biji kuaci dari wadah Pakin. Pakin yang sedang menggigit kuaci. Dan Fourth yang masih berdiri setengah membungkuk karena akan menaruh tasnya di lantai.

"BANGKE LU! AHLI KASUR APAAN? PORNO MULU OTAK LU", Satang memecah keheningan. Dia menarik paksa Fourth hingga posisinya terduduk disampingnya lalu dia tutup kedua kuping Fourth menggunakan tangannya.

"BANG SATANG APAAN SIH??", Fourth juga ikut protes karena ulah Satang. Dia berusaha melepas tangan Satang dari kupingnya tetapi berkali-kali dicoba tangan Satang tetap kembali ke kuping Fourth.

"LU KAGAK BOLEH DENGER FOT! LU MASIH SUCI", Satang masih bergelut antara usahanya menghalangi pendengaran Fourth dengan tangan Fourth yang terus mencoba membebaskan kupingnya. Dan Pakin hanya bengong melihat ulah keduanya.

"GUA UDAH GEDE BANG, LEPASIIINNN"

"Gede apaan? Tanggal 18 kemarin lu kan baru 2 taun", ucap Pakin santai sambil mengangkat wadah kuaci berencana untuk memakannya. Namun kuaci yang dia kumpulkan dengan susah payah sedari tadi kini hanya tersisa beberapa biji saja di wadahnya.

"Bang Satang lepasin pliiiisss, kenapa lu sekarang malah nutup mata gua astagaaaaaaaaaaaa", Fourth masih bergelut dengan Satang, kini posisinya sudah tak lagi duduk tetapi setengah tertidur di paha Satang karena Satang menutup seluruh indera yang ada di kepala Fourth.

"Oh iya ya, lu kemaren ultah. Selamat ya boy", akhirnya Satang melepaskan tangannya dari Fourth, membuat rambut Fourth terlihat berantakan dan raut wajahnya kesal.

"Lu berdua telat!", protes Fourth yang kini sibuk menyisir dan merapikan kembali rambutnya menggunakan jarinya.

"Gak papalaaahhh.. Ultah mah cuma formalitas, yang penting apa yang bakal lu lakuin ke depannya. Apakah gini gini aja, atau mau belajar dari kesalahan yang lalu terus berubah jadi lebih baik", entah karena apa Satang menjawab dengan cukup bijak.

"Tumben lu kagak ngelantur", komen Pakin.

"Gua kapan ngelanturnya sih.. Kagak pernah.."

"Btw kuaci gua lu kemanain?", tanya Pakin.

"Ada itu di situ. Emang dia mau lari kemana sih? Punya kaki juga kagak"

"Gua serius, Satang. Kuaci gua lu kemanain?"

"Fot, kita jajan seblak yuk"

"Satang.."

"Gua ngajak Fot, Kin. Bukan ngajak lu. Yuk Fot"

"Ayo dah, gua laper juga ini balik nguli belom makan", jawab Fourth.

Satang dan Fourth pun beranjak dari posisinya lalu pergi meninggal Pakin dan kuacinya.

"Oi, Satang Kitiphop bapaknya hello kitty. Ganti dulu kuaci gua. Jangan maen pergi aja lu!"

"Bukan gua yang makan", teriak Satang dari pintu gerbang.

"SATAAAAAANG!!"

Teriakan Pakin pun hilang terbawa angin.

~🌻~

ASTIK (Asal Ketik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang