Bab 11: Manusia Serigala

134 21 4
                                    


11. Manusia Serigala

Happy Reading
Vote yaa

Malam itu sunyi, angin dingin berhembus lembut di desa tempat Sagara berlindung. Di dalam rumah pamannya, Sagara tidur dengan gelisah. Keringat dingin mengalir di dahinya, membasahi bantalnya. Tubuhnya menggigil, meski ia tertidur lelap, ada sesuatu yang mengganggu di bawah permukaan kesadarannya.

Tiba-tiba, Sagara terbangun dengan napas terengah-engah. Matanya terbuka lebar, dan seketika berubah menjadi kuning cerah, menunjukkan bahwa dirinya berada di bawah pengaruh kekuatan yang menguasainya. Ia bangkit dari tempat tidurnya dengan gerakan kaku, seolah tidak sadar akan apa yang dilakukannya.

Langkah-langkahnya berat dan tidak menentu saat ia berjalan keluar dari rumah pamannya, menuju desa lain yang masih tertidur. Tanpa disadari, tubuhnya mulai berubah. Rambut tebal dan gelap tumbuh dari kulitnya, otot-ototnya membengkak, dan kuku-kukunya berubah menjadi cakar tajam. Dalam hitungan detik, Sagara berubah menjadi manusia serigala yang menakutkan.

Di desa, penduduk terlelap dalam tidur mereka yang damai, tidak menyadari bahaya yang mengintai di kegelapan. Sagara, yang kini sepenuhnya menjadi manusia serigala, menggeram dengan suara rendah sebelum melompat ke dalam desa. Dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, ia mulai membantai penduduk tanpa ampun.

Suara jeritan dan teriakan ketakutan menggema di seluruh desa, membangunkan orang-orang dari tidur mereka. Tapi sebelum mereka sempat menyadari apa yang terjadi, Sagara sudah berada di depan mereka, mencabik-cabik dan mengoyak tubuh-tubuh mereka dengan keganasan yang mengerikan.

Darah berceceran di mana-mana, dan desa yang tenang berubah menjadi medan pembantaian. Sagara, dalam wujud manusia serigalanya, tidak lagi mengenal rasa belas kasihan atau kemanusiaan. Ia hanya tahu satu hal: membunuh.

Pagi harinya, desa itu menjadi sunyi kembali, namun kini dipenuhi dengan mayat dan darah. Sagara pun terbangun, kembali dalam wujud manusianya. Dia menatap sekeliling dengan ngeri, menyadari kehancuran yang telah dia sebabkan. Tangannya bergetar, dan air mata mengalir di wajahnya saat ia menyadari bahwa ia telah kehilangan kendali lagi.

Dengan berat hati, Sagara kembali ke rumah pamannya, berusaha menghapus jejak yang bisa mengarahkan orang lain padanya. Namun, ia tahu bahwa kejadian ini tidak akan bisa disembunyikan selamanya. Cepat atau lambat, seseorang akan menemukan kebenaran tentang dirinya.

***

Pagi itu, Sagara kembali ke dalam kamar kecil di rumah pamannya, tubuhnya gemetar dan hatinya penuh dengan penyesalan. Ingatan akan kejadian mengerikan semalam berputar di benaknya seperti mimpi buruk yang tak bisa dihapus. Matanya yang sembab menunjukkan betapa hancurnya perasaannya.

"Kenapa...kenapa aku tidak bisa mengendalikannya?," gumam Sagara sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Air mata mengalir deras, membasahi wajahnya. "Jika Lauren tahu aku sekejam ini, dia pasti akan membenciku,".

Paman Feran, yang telah mendengar tangisan keponakannya pun masuk ke kamar dengan hati-hati. Wajahnya menunjukkan rasa kasihan dan tekad untuk membantu. Dia mendekati Sagara dan duduk di sampingnya, meletakkan tangan di bahu keponakannya itu.

"Sagara, kau tidak sendiri dalam hal ini," kata Feran dengan lembut. "Aku tahu betapa sulitnya mengendalikan kekuatan yang kau miliki. Tapi aku telah menemukan sesuatu yang mungkin bisa membantumu," ucap Feran yang sudah tahu dari dulu bahwa kekuatan Sagara adalah kekuatan yang dapat membunuh. Makanya, Feran selalu merasa kasihan padanya karena sejak lahir Sagara terkurung di mansion.

Sagara mengangkat wajahnya dan menatap pamannya dengan mata yang masih basah. "Apa itu, Paman?,".

Feran mengeluarkan sebuah kalung dari kantongnya. Kalung itu dihiasi dengan batu sihir suci yang berkilauan dengan cahaya lembut. "Kalung ini dibuat dari batu sihir suci. Aku telah berbicara dengan seorang penyihir yang mengatakan bahwa kalung ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan serigala di dalam dirimu. Dengan mengenakannya, kau bisa hidup lebih normal dan menghindari kejadian mengerikan seperti tadi malam,".

The Villainess is Duke (Sunghoon ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang