Bab 16: Terima Kasih

135 21 2
                                    

Bab 16: Terima Kasih

Happy Reading
Vote dulu


Lauren tengah membereskan barang-barangnya di kamar, setelah festival berburu yang telah selesai dan kasus Solon yang juga berakhir. Dia merasa bingung karena mendapati bahwa dirinya tiba-tiba mengingat kembali kejadian saat Solon menolongnya di hutan. Namun, ingatannya tentang peristiwa itu tidak jelas dan sering kali hilang begitu saja. Dia juga kurang ingat kejadian setelah Solon menolongnya.

Saat Lauren sedang terhanyut dalam pikirannya, pintu kamar terbuka dan Solon masuk. Dengan wajah yang menunjukkan sedikit keraguan, Solon memanggilnya. “Lauren, apakah kau sudah siap untuk kembali ke kediaman Savier?," tanyanya.

Lauren menoleh dengan cepat. “Ya, Tuan Duke. Aku siap, tetapi aku akan membereskan barang yang harus dikemas terlebih dahulu,".

Solon terlihat ragu sejenak, lalu mengucapkan dengan nada yang lebih lembut dari biasanya, “T-terima kasih atas pembelaanmu di pengadilan. Aku menghargainya,".

Lauren terdiam sejenak sebelum menjawab, “Aku hanya membalas budi. Itu tidak berarti aku memaafkan semua perbuatanmu selama ini,” suara Lauren tegas namun tenang, menandakan bahwa dia masih menyimpan kemarahan dan ketidakpuasan.

Solon menatap Lauren dengan ekspresi campur aduk antara frustrasi dan kekesalan. Dia merasa jengkel dengan keberanian Lauren yang terus-menerus menantang otoritasnya. Tanpa berkata-kata lebih banyak, Solon mengepalkan tangannya dan berjalan keluar kamar.

Begitu Solon pergi, Lauren merasakan sakit hati namun memilih untuk tetap diam. Dia duduk di tepi ranjang, mengingat kembali perasaan dan peristiwa yang telah terjadi. Solon sering kali menunjukkan sikap yang bertentangan, antara melindunginya dan memperlakukannya dengan cara yang tidak menyenangkan.

Saat itu, Solon yang telah meninggalkan kamar pun mengingat kilas balik ke malam sebelumnya ketika dia diam-diam menyelinap ke kamar Lauren.

"Lauren, kau sudah tidur?," ucap Solon duduk dipinggir kasurnya.

Lauren tidak menjawab dan hanya terlelap, membuat Solon langsung melancarkan aksinya. Dia memulihkan sebagian ingatan Lauren di hutan dengan sihirnya.

"Besok aku butuh kesaksianmu, Lauren. Namun, aku tak akan membiarkan ingatan itu terbuka. Aku hanya ingin kau selalu jadi milikku," ujar Solon melepaskan mana pada dahi Lauren.

Solon menghela napas dan kembali sadar. Dia telah menggunakan sihir pengingatnya untuk menghapus sebagian ingatan Lauren. Solon mencoba untuk memahami mengapa dirinya merasa begitu tersentuh dan terpengaruh oleh Lauren. Momen-momen ketika Lauren berbicara dan sikapnya yang berani menjadi beban emosional yang berat bagi Solon.

Di dalam kamar Lauren, setelah Solon keluar, Lauren menyadari bahwa meskipun dirinya merasa tertekan dan terluka, dia tidak bisa membiarkan Solon menganggap dia hanya sebagai pelayan rendahan tanpa nilai. Lauren merasa perlu untuk menjaga integritasnya dan tidak membiarkan Solon atau siapa pun memperlakukannya dengan cara yang merendahkan.

Meskipun Solon tampaknya tidak menganggap berat ucapan Lauren dan merasa puas dengan kekuasaannya, Lauren bertekad untuk tetap berpegang pada prinsipnya dan siap menghadapi tantangan berikutnya di kediaman Savier.

***

Di luar istana, Lauren keluar dengan membawa banyak barang menuju kereta kuda yang telah disiapkan. Kereta tersebut dihiasi dengan bendera lambang serigala, simbol kebangsawanan keluarga Savier. Meskipun barang-barangnya cukup berat dan banyak, tidak ada pelayan yang berani membantu, termasuk Julian yang tampaknya ketakutan oleh ancaman Solon untuk menyuruh bahwa tidak ada satupun yang membantu tugas Lauren. Sepertinya, Solon marah atas ucapan Lauren kala itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Villainess is Duke (Sunghoon ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang