Bab 13: Surat

119 16 0
                                    

Bab 13: Surat

Happy Reading
Vote yaa

Sagara duduk bersila di ruangan kecil rumah Paman Feran. Keringat mengalir di dahinya saat ia mencoba mengendalikan mana di dalam tubuhnya. Dia telah berlatih selama beberapa minggu untuk menyeimbangkan kekuatan serigalanya, tapi prosesnya jauh dari mudah. Setiap kali dia hampir mencapai keseimbangan, ada dorongan liar dari dalam dirinya yang mencoba mengambil alih.

Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Kau bisa melakukannya, Sagara," gumamnya pada diri sendiri. "Kau harus mengendalikan kekuatan ini agar tidak membahayakan Lauren. Aku tidak ingin dia mati seperti Liera dulu," gumam Sagara mencoba fokus kembali.

Tiba-tiba, Sagara mendengar kicauan burung di dekat jendela saat ia fokus berlatih. Seekor burung merpati putih hinggap di ambang jendela, membawa secarik kertas di kakinya. Sagara segera mengenali burung itu. "Lauren," bisiknya sambil tersenyum.

Ia segera mengambil surat itu dan membukanya. Di dalamnya tertulis:

Sagara,
Harap berhati-hati. Solon mulai curiga tentang kejadian di desa itu. Dia menyelidiki dengan serius. Aku berharap kau tetap aman dan sehat. Jika waktunya tepat, aku akan mencoba berkunjung. Sampai saat itu, jagalah dirimu baik-baik.

~Lauren~

Sagara membaca surat itu dengan perasaan campur aduk. Lauren benar-benar peduli padanya, meskipun dia tahu betapa berbahayanya dia. Hatinya hangat saat membaca kata-kata Lauren, merasakan ketulusan dalam setiap kalimat.

Setelah membaca surat itu, Sagara pun memutuskan untuk membalas surat Lauren. Ia mengambil selembar kertas dan pena, lalu mulai menulis:

Lauren,
Terima kasih atas perhatianmu. Aku akan lebih berhati-hati. Kau tidak perlu khawatir tentang aku berubah lagi menjadi monster. Paman Feran telah memberikan kalung sihir yang dapat membantu mengendalikan kekuatanku. Aku merasa lebih baik dan lebih stabil sekarang.
Aku juga berharap kau tetap aman di sana. Jika kau bisa, aku akan senang sekali bertemu denganmu lagi. Sampai saat itu, jaga dirimu baik-baik. Aku berjanji akan membawamu pergi jauh dari Solon.

Dari Sagara

Setelah selesai menulis, Sagara mengikat surat itu di kaki burung merpati dan membiarkannya terbang kembali ke Lauren. Ia berdiri di jendela, melihat burung itu menghilang di kejauhan. Perasaan hangat mengisi hatinya. Meskipun situasi mereka sulit, masih ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.

"Aku harus kembali berlatih lagi," gumam Sagara.

Dia kembali ke latihan mengatur mana di tubuhnya. Kali ini, dengan pikiran lebih tenang dan fokus, ia merasa lebih percaya diri. Kalung sihir di lehernya berkilau lembut, membantu menenangkan kekuatan liar di dalam dirinya. Ia tahu bahwa jalan di depan masih panjang, tapi dengan dukungan Lauren dan tekad kuat, Sagara yakin bahwa dia bisa mengatasi kekuatannya dan menemukan kedamaian yang selama ini dia cari.

Pikiran tentang pertemuan mereka di masa depan membuat Sagara tersenyum. Harapan itu memberinya kekuatan baru untuk terus berjuang. Sagara ingin bersama Lauren walaupun dia tahu bahwa gadis itu bukan Liera. Sagara hanya melihat sosok Liera dalam diri Lauren.

***

Lauren terbangun oleh sentuhan lembut di pipinya. Seseorang menepuk-nepuk wajahnya dengan lembut. Perlahan, ia membuka mata dan melihat sosok yang familiar di hadapannya.

"Pangeran Helios?," gumamnya, terkejut. Lauren langsung bangkit dan berusaha duduk tegak walaupun kepalanya sedikit pusing.

Helios tersenyum lembut. "Kau baik-baik saja? Apa yang kau lakukan di tengah hutan ini, Lauren? Kenapa kau tertidur di sini?," tanyanya, nadanya penuh perhatian.

The Villainess is Duke (Sunghoon ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang