Bab 14: Pengaduan

151 19 0
                                    

Bab 14: Pengaduan

Happy Reading
Vote yaa

Solon pulang dari berburu dengan langkah tegap dan gagah, membawa satu ekor harimau yang telah ia kalahkan. Semua bangsawan yang hadir pun terpukau akan kehebatannya, memberikan tepuk tangan meriah dan seruan pujian.

"Duke Solon memang benar-benar luar biasa!" seru salah satu bangsawan, sementara yang lain mengikuti dengan pujian serupa.

"Iya dia sangat hebat sekali,".

"Pangeran Helios saja mungkin tidak akan bisa seperti itu,".

Di sisi lain, Pangeran Helios dan Pangeran Jevan berdiri di antara kerumunan, mencoba memasang senyum pura-pura senang. Helios kalah satu poin dari Solon, menjadikan Solon pemenang dengan poin terbanyak. Meskipun mereka berusaha menutupi kekesalan mereka, mata mereka tidak bisa menyembunyikan rasa marah dan kecewa.

"Selamat, Solon," kata Helios dengan senyum yang dipaksakan. "Kau benar-benar hebat. Kau pantas mendapatkan hadiah," ucap Helios menepuk bahu Solon.

"Ya, kau luar biasa," tambah Jevan, berusaha terdengar tulus. Jevan merasa kasihan pada Kakaknya yang selalu dibandingkan dengan Duke Solon. Semua bangsawan lebih memihak Solon daripada Helios.

Solon hanya memberikan anggukan singkat, menganggap enteng pujian dari kedua pangeran kekaisaran itu. Dia lebih fokus pada bangsawan-bangsawan yang mengerubunginya, mengucapkan selamat dan mengagumi pencapaiannya.

"Terima kasih, semuanya," kata Solon dengan suara tenang namun penuh percaya diri. "Kemenangan ini adalah berkat latihan dan usaha yang keras," ucap Solon penuh kebanggaan atas hasilnya.

Tesya pun bergabung dan tersenyum sambil merangkul Solon. Akhirnya, semua bangsawan tahu bahwa Tesya telah dijodohkan dengan Solon.

Sementara itu, Lauren hanya diam termenung, memperhatikan Solon dari kejauhan. Di tengah kerumunan bangsawan yang memuji dan merayakan kemenangan Solon, Lauren merasa terasing. Matanya mengamati setiap gerakan Solon, tetapi hatinya tetap penuh dengan kebingungan dan rasa takut. Meski ia menyaksikan semua kegagahan Solon, bayang-bayang kelam tentang sisi gelap pria itu tak bisa hilang dari benaknya.

Solon, merasa puas dengan perhatian yang diterimanya, sesekali melirik ke arah Lauren. Pandangannya yang tajam dan penuh obsesi menyiratkan bahwa meski ia menang di medan berburu, ada satu kemenangan lain yang ia inginkan—menguasai sepenuhnya hati dan pikiran Lauren. Solon tidak akan pernah puas walau tubuh Lauren telah menjadi miliknya.

***

Saat malam semakin larut dan para bangsawan mulai saling berbincang, seorang bangsawan bernama Viscount Damian tiba-tiba muncul di tengah kerumunan. Wajahnya pucat dan lengan kirinya terluka parah, darah mengalir membasahi pakaiannya. Semua orang terdiam sejenak, terkejut melihat penampilan Damian yang terluka parah.

"Kaisar, aku ingin melaporkan sesuatu! Ini sangat penting!!," teriak Damian dengan suara penuh amarah. Semua mata segera tertuju padanya.

Kaisar yang duduk di singgasananya menatap Damian dengan tajam. "Apa yang terjadi, Viscount Damian? Kenapa kau berdarah-darah seperti itu?,".

Damian menunjuk langsung ke arah Solon dan Lauren. "Ini karena ulah Duke Solon yang mencoba membunuhku! Dia menyerangku tanpa alasan di hutan. Kaisar, dia harus dihukum!," kesal Damian menatap tajam Solon.

Kerumunan langsung ribut, banyak yang terkejut dengan tuduhan tersebut. Solon yang mendengar tuduhan itu langsung maju ke depan dengan wajah marah. "Itu tidak benar! Aku tidak pernah mencoba membunuh Viscount Damian. Aku hanya menyelamatkan pelayanku yang sedang dilecehkan olehnya!," Solon menuding Damian dengan tatapan tajam.

The Villainess is Duke (Sunghoon ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang