13

52 5 0
                                    

Raisya tiduran bersantai sambil memainkan handphone nya, Yolan bilang pergi sebentar ada urusan penting. Dia hanya sendiri disini tidak ada siapapun, merasa bosan berniat ingin pergi keluar berjalan-jalan sebentar.

Namun kembali ia urungkan kala ada seseorang datang memasuki ruangan ini.

"Azfar? Kamu ngapain disini," tanya Raisya ternyata Azfar bersama adik nya yang datang. Setahu dia Azfar sudah diizinkan pulang hari ini, mungkin mereka masih menunggu kedatangan orang tua nya.

"Mau lihat kakak aku emang ngga boleh?"

"Kakak kamu. Hah! Gimana sih jelas banget dia kakak aku," Raisya bingung ucapan Azfar menurut agak melantur, kakak nya di bilang. Sejak kapan mereka ada hubungan darah, sebenarnya ada apa sih.

"Dia juga kakak aku, begitupun kamu."

Raisya menggeleng tak mengerti maksud dari ini semua. Adik? Memang dia pernah mempunyai seorang adik, kapan?

"Kamu kalau ngomong jangan ngaco. Kita ngga ada hubungan darah apapun, kamu cuma temen aku." bantah Raisya

Azfar tersenyum tenang sudah pasti Raisya akan kaget dengan pernyataan nya barusan. Lagipula siapa yang tidak kaget, kalau tiba-tiba seseorang mengaku saudara mu tanpa kamu ketahui.

"Nanti aku jelaskan? hm. Om Yolan tidak ada ya,"

"Saya disini, ada apa kamu mencari saya?" Sangat pas sekali Yolan ada disini. Azfar akan menjelaskan sesuatu hal penting, ditemani Hasya Azfar mencoba kuat menjelaskan apa yang dia tahu semua nya.

"Om pasti kenal sama wanita bernama Ghania Afiya. Bukan kah dia wanita dari masa lalu om?"

Yolan tentu kenal dia siapa, wanita itu adalah ibu dari anak-anak nya. Mantan istrinya yang dulu meninggalkan rumah demi laki-laki lain, baru kemarin dia bertemu sekarang dapat pertanyaan seperti ini dia agak terkejut.

"Kamu kenal dia?" Yolan ingin lebih tahu Ghania itu berada dimana. Melihat kondisi Kairi semakin tidak memungkinkan, semua bisa terjadi. Untuk kali ini dia akan meminta wanita itu datang untuk menemui putranya sebentar saja.

"Tentu, aku sangat kenal dia. Aku putranya, yang dari umur tiga bulan sudah dipisahkan oleh ayah kandungnya. Om sendiri pasti tahu maksud saya,"

"Jangan bilang kamu ...." Azfar mengembangkan senyum nya.

"Iya aku anak kandung Om, ah tidak maksud ku ayah. Apa boleh saya memanggil anda dengan sebutan ayah?"

Yolan tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ternyata anak laki-laki teman putrinya, adalah putranya sendiri yang sudah hilang beberapa tahun lalu. Dari pergi di umur tiga bulan Sekarang sudah sebesar ini. Yolan rasa masih tidak percaya, ini semua seperti mimpi.

"Kamu anak saya?" mata Azfar sudah menitikan air mata terharu. Akhirnya dia bisa bertemu ayah nya secara langsung, juga melihat kedua kakaknya bukan sebagai seorang teman tapi sebagai seorang adik.

"Papa, tunggu. Maksud nya apa? Adek ngga ngerti, kenapa bisa dia adik aku. Aku ini bukan anak bungsu?" Raisya sudah terlalu banyak melupakan masa lalu, mungkin saat di tinggal Mama dari umur tiga tahun tidak bisa banyak mengingat.

Wajah Mama saja sudah lupa, sekarang dikejutkan pula dengan kabar bahwa dia memiliki seorang adik. Kok bisa, sejauh apa dia tidak mengingat semua.

"Sayang, kamu memang bukan anak terakhir. Ada satu adik laki-laki yang sebelum mama pergi itu lahir, dia ikut di bawa sama mama mungkin kamu sudah tidak ingat apa-apa tentang masa lalu. Tapi percaya, kamu memang punya adik,"

"Rasa sangat tidak mungkin. Kenyataan ini masih belum bisa aku terima, kenapa? Kenapa baru sekarang kamu datang, kemana saja kamu selama ini sama wanita itu," sengaja Raisya tidak menyebut Mama dia masih kecewa, ditinggalkan begitu saja membuat dia rasa enggan mengakui sebagai ibu lagi.

I Want You To Be Happy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang