02; Berangkat

551 36 2
                                        

Pukul 5-Solar melihat jam diponselnya, tak lama kereta yang tengah ditunggu nya datang dan bergegas masuk.

Selama diperjalanan ia tampak menikmati pemandangan sekitar mungkin karena lamanya jarak yang ditempuh juga membuatnya cukup mengantuk karena semalam hanya tidur sebentar, ia lalu memutuskan tidur sebentar karena perjalanan masih jauh.

Setelah menempuh jarak 18jam ia turun disebuah stasiun, dengan menggendong tas yang cukup berat di pundaknya ia melanjutkan langkahnya mencari ojek untuk mengantarkannya ke tempat ditujunya.

Setelah lima belas menit ia sampai Solar membayarnya, "Maaf ya bapak hanya bisa antarkan sampai sini soalnya juga bapak ga tahu dimana kontrakan kosong." sebenarnya ia hampir marah namun melihat tukang ojek yang mengantarnya ini pria berumur ia menjadi tak tega, "Tidak papa, makasih pak" lalu solar melanjutkan perjalanannya.

Dugh!

Solar tersandung kaki seseorang membuatnya terjatuh, orang yang menabraknya itu lantas menolongnya berdiri, "Maaf ya, oh ya kamu mau kemana?kok keliatan bingung." tanya lelaki manis bernetra biru itu.

"Eumm, aku mau cari kontrakan untuk aku tempati sih soalnya sekalian mau cari kerja juga, hehee kamu bisa tolong aku gak?"

Orang didepannya ini menggangguk senang, ia menarik tangan lelaki itu hingga sang empu terkejut, "ups, sorry ayoo ikut aku." mereka berdua lalu melangkah ke tempat yang dituju.

"Maaf ya daerah ditempatku ini sepertinya penuh semua....jadi bagaimana kalo kamu tinggal bersama ku aja?aku tidak merasa keberatan kok." Solar tampak memikirkan ajakan tersebut, tak lama ia menggangguk menyetujui.

"Okee, tapi bener gak papa? atau mungkin nanti setelah aku mendapatkan pekerjaan baru aku pindah deh."

Pria bernetra biru itu hanya menggangguk sambil tersenyum.

"Yuk masuk." ajaknya.

-•-•-•

"Maaf, kontrakannya kecil semoga kamu betah ya hehe..." Solar menggeleng, "Ah gak papa kok malah aku yang rasanya ga enak sama kamu." Ia menggaruk surainya yang tidak gatal.

"Oh ya, kamu kerja apa?" tanyanya, siapa tahu teman barunya ini bisa membantu nya.

"Eungh hehe.... aduh gimana ya, pokoknya aku selalu bekerja dimalam hari."

Otak jeniusnya mencoba berpikir kembali, "Ngepet?" jawabnya asal, temannya itu lantas meninju perutnya pelan.

"Sembarangan, mana ada babi jadi-jadian se imut aku!" Solar yang mendengarnya lantas tertawa, lelaki bernetra biru yang melihatnya itu kemudian tersenyum simpul, setidaknya ia telah membuat temannya merasa terhibur sedikit.

"Huh! udah deh nanti kamu juga tahu."

•-•-•

Malam sudah beranjak, dua lelaki manis itu kini sedang menikmati makan malam mereka, karena Solar merasa tidak enak dengan temannya itu ia memilih membuat makanan untuk temannya sebagai ucapan terimakasih. Setelah makan mereka kemudian membawa piring-piring itu ke dapur dan mencucinya. Temannya itu lalu melangkah kekamar bersiap untuk berangkat kerja.

Tok-tok~

Terdengar suara ketukan dari arah depan, Solar yang mendengarnya lalu membukakan pintu.

"H-hai..." lelaki bernetra orange itu membalas sapaannya dan masuk kedalam.

"Kakak"suara cempreng nya itu berhasil membuat kakaknya naik darah.

"Apaan?!sabar dong gak liat lagi siap-siap."

Tak lama kakaknya muncul menghampiri mereka, dengan make up tipis dan baju yang minim lelaki bernetra biru itu kini sudah bersiap untuk berangkat. "T-taufan, pakaianmu..." Solar tampak melongo melihatnya, temannya-Taufan tersenyum tipis ia menepuk pundak teman barunya itu pelan, "Pekerjaanku yang mengharuskanku berpakaian seperti ini lagipun kami tidak tahu harus mencari pekerjaan kemana lagi selain karena hanya tamatan SMA, aku dan adikku juga sudah bersyukur mendapat pekerjaan, Solar hidup dikota tidak seindah yang kamu bayangkan, jauh lebih berat dari itu..."

Kemudian mereka melangkah keluar, meninggalkan Solar yang termenung setelah mendengar ucapannya.

(Pakaian Taufan dan Adiknya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pakaian Taufan dan Adiknya)

My Doll- HalisolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang