23 : basket date

806 109 5
                                    

Keesokan harinya, Eza bergegas pergi ke gedung basket disebelah usaha butik milik istri raven, lebih tepatnya ibu freya. Karena kemarin setelah pulang dari restoran dewa, Eza memiliki ide untuk mengajak teman-temannya untuk bermain basket bersama. Dengan pasangan masing-masing tentunya.

Eza menuruni tangga dengan keadaan sudah wangi, menenteng sepatu, dan menggendong tas sport nya. Cindy tentu heran dengan anak bungsunya, mengapa di pagi buta seperti ini anaknya sudah rapi dan sudah mandi. Biasanya jika hari libur seperti ini, Eza akan mandi ketika adzan dhuhur sudah dikumandangkan.

"Tumben banget mandi pagi-pagi, mau kemana?" Tanya reenand

"Ah, lupa ngasih tau ayah ibun. Hari ini Eza bakalan main basket bareng temen-temen Eza yah, semalem sudah janjian soalnya. Lagi pula ini juga weekend, jadinya bebas mau kemana aja, yakan" jawab sang anak sambil duduk di sofa dan memakai sepatunya.

"Jersey yang ayah belikan itu mana?" Tanya reenand

"Ah, Jersey itu Eza simpan ayah. Eza cuma mau pakai jersey pemberian ayah disaat ada event penting aja, soalnya sayang kalo dibuat harian gini, nanti cepet rusak." Ucap Eza

"Terus itu jersey siapa?"

"Ini jersey pemberian zee waktu Eza masih kelas 10 dulu, hehe" jawab Eza sambil tersenyum

"Giliran zee aja cepet. Btw mau main basket dimana?"

"Gedung pak imran yah, biasanya. Selain adem, bayarnya juga murah" jawab Eza

"Oh iya kah? Ayah baru tau pak imran buka gedung basket. Tarif nya berapa per orang?"

"Satu orang cuma 25 ribu yah, kalau di gedungnya om claire kan per orang 37 ribu"

"Murah ya ternyata. Besok kalau weekend lagi, suruh teman-temanmu ngajak ayahnya main basket.  Nanti kamu sama temen-temenmu, ayah sama orang tua temen-temenmu." Ucap reenand

"Oke siap ayah. Diagendakan ya"

"Iya nak"

Cindy datang menghampiri ayah dan anak laki-lakinya itu. Membawa satu porsi sandwich dan juga susu putih.

"Dimakan dulu, masih pagi. Biar nanti kalau main basket tetep kuat" ucap ibunya sambil menaruh dua makanan itu didepan anaknya.

"Makasih bun, oh iya, kak chikanya mana? Tumben gak kelihatan batang hidungnya. Biasanya jam segini dia udah nyiram bunga dihalaman belakang"

"Kak chika masih tidur nak, kecapean semalem abis bantuin bunda beresin kamar tamu" ucap Cindy

"Siapa yang mau datang bun?" Tanya Eza penasaran

"Tante Sisca nak. Besok dia main kesini sama marven, keponakan kamu"

"SERIUS BESOK MARVEN KESINI? WAAHHH, ASIKK" teriak Eza.

"Hus, sudah-sudah. Ini segera dimakan, dan kalau mau berangkat nanti hati-hati."

"Memang ibun mau kemana?" Tanya Eza

"Ibun mau beresin kamar, nanti kalau berangkat ya berangkat aja. Jangan lupa Salim sama ayah"

"Okee bun"

Cindy meninggalkan anak dan suaminya dan bergegas menuju ke kamar nya untuk membereskan barang-barang yang berjatuhan akibat ulah mereka semalam.

"Ibun sabar ya yah? Ayah beruntung bisa dapat pendamping hidup seperti ibun. Ayah gak perlu lagi khawatir mikir anak-anak dirumah, karena ada ibun yang jagain kita berdua. Ayah, makasih banget ya sudah bersedia menjadi ayah Eza dan ayah kak chika. Eza bangga sama ayah ibun, bisa besarin Eza dan kak chika sampai Eza mau menikah. Kalau Eza ada salah mohon dimaafin ya yah."

my life for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang