Minji dan Haerin adalah sepasang sahabat karib yang menjalin pertemanan sejak mereka masih kecil. Keduanya bekerja di tempat yang sama, yaitu kantor milik Kim Minji. Haerin sebagai karyawan biasa sedangkan Minji merupakan pimpinan perusahaan milik keluarganya.
"Bro, hari ini sibuk gak? Kalau nggak, tolong temenin gue dong ke toko bunga" ucap Haerin kepada Minji disaat mereka sedang beristirahat di kantor. Mereka kini sedang berada di kantin untuk makan siang.
"Ngapain ke toko bunga?" tanya Minji sambil melahap makanannya.
Sebelum menjawab, Haerin celingak celinguk melihat kanan dan kirinya sebelum akhirnya mencondongkan tubuhnya agar mendekat pada Minji.
"Gue mau kencan" bisiknya pelan-pelan.
Minji pun terkejut mendengarnya. "Wah, kencan sama siapa lo? Siapa orang yang gak beruntung itu?" gurau Minji.
Haerin yang mendengar hal itu kemudian mendecih, "Pala lo minta digaplak ya kayaknya"
Minji pun tertawa terbahak-bahak. "Aduh, sorry bro, gue cuma bercanda" ujarnya, tapi ia malah mendapat tatapan kesal dari Haerin.
"Ish, jangan kesal gitu lah, makan siang ini gue yang bayar deh, hitung-hitung syukuran atas berhentinya masa lajang lo" bujuk Minji.
Kalau begini jadinya, Haerin langsung senyum sumringah.
"Nah, gitu dong jadi teman. Kan gue jadi seneng"
"Iya, iya. Tapi kasih tahu dulu, siapa orang yang jadi teman kencan lo?
Sambil menyuap makanannya, Haerin menjawab, "Danielle, sekretaris lo"
Mendengar hal itu, Minji jadi terbatuk-batuk dan keselek makanan karena kaget.
Haerin pun buru-buru menepuk-nepuk punggung Minji sembari menyodorkannya segelas air minum.
"Yaelah bro malah keselek" ujar Haerin.
Setelah batuknya reda, Minji angkat suara,
"Ya lagian elu deketnya sama sekretaris gue yang notabenenya susah buat dideketin sama siapapun even anaknya social butterfly banget"
Haerin terkekeh, "Elu jangan kaget, itu artinya gue emang kharismatik sampai-sampai tuh anak bisa gue dapetin" ujarnya.
"Yeu... terserah dah. Omong-omong kapan mau ke toko bunganya?" tanya Minji.
"Eum... sore ini bisa?"
Minji pun mengangguk.
"Okay, sore kita kesana ya"
*****
"Selamat datang di toko bunga Sunshine! Apa ada yang bisa kami bantu?" ucap salah satu pegawai toko bunga yang menyambut kedatangan Minji dan Haerin.
Seperti kesepakatan yang mereka buat di kantor tadi siang, maka pada sore ini, saat sepulang dari kantor, Minji dan Haerin pergi ke toko bunga yang letaknya tak jauh dari tempat mereka bekerja. Tapi sejujurnya Minji baru menyadari kalau ada toko bunga ini disini, padahal ia sering melalui jalan ini. Maklum, Minji orangnya memang tidak terlalu memerhatikan keadaan sekitar.
"Oh... iya. Mohon bantuannya ya, saya sedang mencari bunga yang cocok untuk dibawa pas kencan" ujar Haerin.
Si pegawai toko tertawa kecil, kemudian tersenyum. "Untuk kencan ya? Baik, mari kita pergi ke arah rak disana. Disana ada banyak bunga yang mbak cari" jawabnya.
Kemudian mereka bertiga berjalan menuju tempat yang dimaksud. Karena baru pertama kali ke toko bunga, Minji diam-diam kagum melihat aneka bunga yang dipajang di toko itu, semuanya beraroma wangi.
Setelah mereka sampai, karyawan toko dengan name tag "Hanni" itu berbalik badan, menghadap Minji dan Haerin.
"Kami punya banyak sekali jenis bunga yang bisa diberikan untuk pasangan. Ada bunga mawar, bunga daisy, bunga tulip, bunga lily-"
Belum selesai Hanni menjelaskan, Haerin memotong pembicaraannya.
"Mbak, tolong pilih satu bunga yang menurut mbaknya romantis" titahnya. Minji menyenggol lengan Haerin.
"Rin, gak sopan lo. Itu mbaknya belum selesai ngomong" tegur Minji sambil berbisik, tapi suaranya terdengar sampai telinga Hanni.
"Duh, maaf ya mbak, saya gak bermaksud tadi" ucap Haerin merasa tak enak setelah ditegur Minji.
Hanni hanya tersenyum menanggapi. "Gak papa, mba. Sebentar, ya, saya carikan bunga yang mbak maksud." ujar Hanni, lalu ia pergi mencari-cari bunga yang diinginkan Haerin.
Setelah berpikir lama, Hanni memutuskan untuk mengambil salah satu bunga dan kembali menghadap Minji dan Haerin.
"Umumnya, orang-orang akan memberikan bunga mawar sebagai hadiah untuk pasangannya, karena mawar memiliki makna keindahan dan kesempurnaan. Tapi karena mbaknya minta saran saya, saya memilih bunga ini" ucap Hanni sambil menyerahkan bunganya pada Haerin, memintanya untuk memegangnya.
"Itu namanya bunga tulip. Bunga ini melambangkan cinta yang mendalam. Bisa sebagai pernyataan cinta yang abadi ke pasangan mbak" sambungnya lagi sambil tersenyum lebar.
Ketika Haerin sibuk melihat wujud bunya tulip yang kini digenggamnya sambil mereka-reka adegan romantis seperti apa yang akan ia berikan kepada Danielle ketika bertemu nanti, beda hal dengan Minji yang tanpa sadar terpaku melihat wajah manis Hanni.
"Wah, bagus juga ya artinya. Baiklah, saya ambil ini" ujar Haerin sambil kegirangan. Mereka pun berjalan ke arah kasir sambil membawa bunga tulip itu.
"Ji. Lo ada yang dipengen gak disini?" tanya Haerin sambil mengeluarkan selembar uang ratusan dari dompetnya dan memberinya ke kasir.
Minji berpikir panjang, lalu menggeleng. "Nggak kayaknya."
Selepas membayar, keduanya kini berjalan menuju pintu keluar. Saat tiba di depan mobil masing-masing, Haerin mengucapkan terima kasih kepada Minji karena telah menemaninya membeli bunga untuk calon kekasihnya, si Danielle. Minji tersenyum melihat sahabatnya itu dan menepuk bahunya pelan.
"Sama-sama. Semoga kencan lo lancar ya. Kabarin gue kalo lo udah jadian" ujar Minji.
"Siap bos, hehehe. Maaf gue duluan ya, mau siap-siap ke tempat kencan soalnya" ucap Haerin sembari menyengir lebar.
"Iyaa. Hati-hati di jalan, kalau ada belokan jangan lurus" canda Minji. Setelah Haerin pergi lebih dulu dan mobilnya telah melesat jauh, Minji memasuki mobilnya. Tapi ia belum ingin menghidupkan mesinnya. Ia tatap lamat-lamat plang bertuliskan nama toko bunga yang baru saja ia masuki tadi.
"Hm, kayaknya gue bakal kesini lagi, tapi gatau kapan" ucapnya pelan. Selepas itu, ia hidupkan mesin mobil hitam kesayangannya itu lalu mengendarainya menuju rumah besarnya yang sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunflower | Bbangsaz
FanfictionKehidupan Minji yang seringkali didominasi oleh hitam putih berubah menjadi lebih berwarna setelah mengenal Hanni, seorang pegawai toko bunga yang ia temui saat menemani temannya untuk membeli bunga untuk persiapan kencannya. Seiring berjalannya wak...