Secara lambat laun, tak terasa Minji dan Hanni sudah empat bulan lamanya berinteraksi dengan intens. Walaupun Minji sibuk kerja kantoran, ia selalu menyempatkan diri untuk bisa mendatangi Hanni. Menurutnya tak ada yang namanya kata sibuk dalam hubungan karena semuanya adalah tergantung prioritas. Lagipula, bertemu dengan Hanni menurutnya dapat mengisi baterainya saat ia lelah seharian bekerja. Kehadiran Hanni seakan-akan menjadi hujan yang membasahi kehidupannya yang gersang. Ia juga jadi punya alasan buat hidup lebih lama karena Hanni.
Sekarang hari natal. Sudah pasti kantornya libur. Ia diajak Hanni untuk datang ke rumah dan merayakan natal bersama.
Dengan berpakaian rapi, ia mengemudikan mobil hitamnya menuju rumah Hanni. Ia sudah familier rasanya dengan keluarga Hanni. Keluarganya sangat menyambutnya dengan hangat. Hanni merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ia memiliki satu adik perempuan bernama Rei.
Satu fakta yang baru Minji tahu bahwa ternyata Toko Bunga Sunshine itu adalah milik keluarga Hanni. Hal itu ia ketahui saat ia dan Hanni melukis bareng di danau pada akhir pekan bulan lalu.
"Selamat datang, Minji! Silakan masuk. Hanni ada di dalam" sambut ayah Minji saat membukakan pintu untuk Minji.
Terlihat rumah Hanni dikelilingi banyak sekali lampu kerlap-kerlip. Terlihat di pojok ruangan terdapat sebuah pohon natal kecil yang dibawahnya ada beberapa kotak kado.
Minji lalu menatap kotak kado besar yang ia bawa di tangannya kini.
"Minji! Sinii" terdengar suara Hanni dari sudut ruangan. Hanni baru saja keluar dari dapur, membawa kotak-kotak cookies dengan kedua tangannya yang diikuti oleh Rei dibelakangnya, lalu menatanya di meja tamu.
"Ish, ngapain diem disitu? Sini duduk bareng" ajak Hanni.
Minji pun menurut. Namun sebelum ia mendudukan diri di sofa, ia menaruh kotak kadonya terlebih dahulu di dekat pohon natal.
"Gede banget kotak kadomu, itu isinya apa?" tanya Hanni penasaran.
"Ada dehh" jawab Minji, sengaja membuat Hanni penasaran.
"SELAMAT NATAL SEMUANYA" ujar ayah dan ibu Hanni yang tengah berdiri menghadap anak-anaknya dan Minji yang duduk di sofa sambil membunyikan terompet yang telah disiapkan.
Mereka lalu bertepuk tangan ria kemudian berdoa sebentar. Tak lama, masuklah sesi pembukaan hadiah natal.
"Minji bawa hadiah apa, itu? Kadomu besar sekali" ucap ibu Hanni.
Minji tertawa. "Ini isinya semua hadiah buat kalian. Mungkin Hanni bisa tolong bukain" ujarnya sambil menyenggol Hanni pelan.
"Kok aku?" tanya Hanni tak terima disuruh Minji.
"Biarlah, Han. Cepet buka itu kadonya" ujar ayah Hanni
Saat Hanni membuka kadonya, betapa terkejutnya ia bahwa Minji menyiapkan empat baju rajut untuk mereka berempat dengan warna yang berbeda dan motif yang berbeda pula, namun bertemakan natal.
"Astaga, ini pasti mahal banget" ucap Hanni, lalu melihat Minji.
Minji tersenyum lebar menanggapi. "Gak papa. Aku senang kok menghadiahkan itu buat kalian. Coba lihat bajuku, kita jadi punya yang mirip!"
Awalnya Hanni dan keluarga merasa tak nyaman karena Minji memberi hadiah yang nampak mahal. Namun karena ternyata pakaiannya senada dengan yang sedang Minji kenakan, mereka kemudian tersenyum dan beranjak dari duduknya lalu mendekati Minji untuk bersama-sama memeluknya.
"Nak, makasih banyak, ya. Anggap saja kami keluarga kamu. Kamu bisa kapanpun kesini kapanpun kamu mau. Kami senang kalau sering dijenguk sama kamu" ucap ayah Hanni.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunflower | Bbangsaz
Fiksi PenggemarKehidupan Minji yang seringkali didominasi oleh hitam putih berubah menjadi lebih berwarna setelah mengenal Hanni, seorang pegawai toko bunga yang ia temui saat menemani temannya untuk membeli bunga untuk persiapan kencannya. Seiring berjalannya wak...