Saat pemakaman ayahnya semalam hanya sedikit kolega-kolega ayahnya yang hadir untuk mengucapkan bela sungkawa sekaligus ikut mengantar beliau ke tempat peristirahatan terakhir. Bagaimanapun juga, informasi atas kematian ayahnya memang tidak diumumkan secara publik.
Dari pihak ibu, yang datang juga sedikit. Mungkin saudara-saudara ibunya masih merasa dendam dan marah atas perbuatan ayahnya. Jangan tanya bagaimana kabar keluarga dari pihak ayah Minji, karena mereka pun sepertinya masih menanggung malu sehingga memutuskan untuk tidak datang sama sekali ke pemakaman ayah Minji karena ayahnya menjadi pelaku pembunuhan ibunya. Bukan hanya tante-tantenya yang merasa tak terima, rasa-rasanya Minji sendiri pun tidak dapat memaafkan perbuatan sang ayah.
Karena ia anak tunggal, harusnya ia mendapat bagian penuh dari ibunya. Namun ada satu anak perusahaan milik ibunya yang diklaim oleh ayah Minji, yang ingin diberikan pada Yujin.
Minji merasa geram karena uang-uang ibunya selama ini digunakan ayahnya untuk menghidupi Yujin dan ibu tirinya. Kalau yang dipakai itu uang pribadi ayahnya, ya gak masalah. Tapi ini uang ibunya yang digunakan, bahkan beberapa tabungan emas di rumah yang raib entah kemana ternyata diambil ayahnya untuk diberikan ke Yujin.
Sesuai perkataan ayah Hanni, ia bersama ibu Hanni dan Rei mendatangi area pemakaman.
Saat tanah telah diratakan dan menjadi gundukan, tak ada satupun dari mereka yang hendak menabur bunga, Minji sendiri yang meminta agar makamnya tidak ditaburkan bunga sama sekali.
Hanni selalu siaga disamping Minji, ia mengambik tangan kanan Minji untuk digenggam dan dibelai perlahan, mengisyaratkan bahwa ia bersama Minji dan akan ada disisinya untuk menguatkannya.
Sialnya, ketika tamu-tamu lainnya telah pergi, datang sebuah mobil sedan berwarna hitam mendekati area pemakaman.
Seperti yang bisa diduga, yang datang adalah Yujin dan ibunya. Minji yang sedari tadi diam pun akhirnya menoleh dan menatap keduanya yang sedang berjalan mendekati Minji.
"Hai, saudara. Aku dan ibu kesini datang buat jenguk papa" ujarnya.
Dilihat Minji bahwa ibu tirinya membawakan sekeranjang bunga tabur di tangannya.
Minji diam, tak ingin menjawab sapaan basa-basi yang menurutnya terlalu basi itu. Jadi ia mengisyaratkan agar Hanni dan keluarganya ikut pulang bersamanya, meninggalkan Yujin dan ibunya yang sedang menaburkan bunga di atas makam ayahnya.
***
Singkat cerita, Minji dan pengacaranya telah mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan untuk sidang penetapan bagian harta warisan. Sesuai dengan jalur hukum, bahwa Minji memang menang banyak karena harta-harta yang ada adalah milik ibunya, bukan ayahnya sehingga Yujin mendapat bagian yang sedikit itu.
Tapi sayang, Yujin ini tidak punya basic seorang pimpinan kantor atau karyawan karena ia lebih memilih untuk menghabur-hamburkan harta yang ada karena malas bekerja.
Harta ayah yang diberikan padanya tak ia gunakan untuk mempersiapkan diri agar bisa jadi pengganti pemimpin perusahaan. Ia gunakan uang-uang yang diberi untuk berfoya-foya. Minji yakin bahwa perusahaan yang dipegang olehnya tak akan bertahan lama. Meskipun agak kesal mendengarnya, tapi ia berusaha untuk tidak peduli dengan Yujin dan ibunya karena pembagian warisan kini telah selesai.
Dalam hari-hari yang tenang ini, Minji ingin menghabiskan waktu luangnya bersama Hanni. Karena kantor besok libur, ia berencana untuk mengajak sang kekasih untuk melukis bareng di taman yang terletak di tengah kota. Sehabis pulang ini ia berencana untuk menjemput Hanni dan belanja keperluan melukis bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunflower | Bbangsaz
FanfictionKehidupan Minji yang seringkali didominasi oleh hitam putih berubah menjadi lebih berwarna setelah mengenal Hanni, seorang pegawai toko bunga yang ia temui saat menemani temannya untuk membeli bunga untuk persiapan kencannya. Seiring berjalannya wak...