"Bro, temenin gue ke toko bunga lagi, dong" ujar Haerin sambil senyam-senyum merayu Minji, berharap sahabat karibnya itu mau menemaninya lagi untuk beli bunga buat Danielle.
"LAGI?" Minji bertanya sambil menaikkan intonasi suaranya
"Hehe, iya" Haerin menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Pergi sendiri napa, masa' harus ditemenin sih. Lo kan udah gede" cibir Minji.
"Duh, jangan gitu, dong. Gue malu orangnya. Lo gak usah ngapa-ngapain, cuma ikut gue aja buat nemenin"
"Ogah" sahut Minji sambil jual mahal.
Haerin pun memutar otaknya untuk mencari cara supaya Minji mau menemaninya.
"Gue beliin lo PS5 deh sebagai gantinya. Gimana? Mau-" Belum selesai Haerin bicara, Minji cepat-cepat menyela.
"MAU. Deal, ya"
Maka sekarang mereka berada di Toko Bunga Sunshine untuk kedua kalinya. Suasananya masih terasa sama, dengan disambut oleh pegawai toko yang sama pula.
"Selamat datang kembali di Toko Bunga Sunshine! Apa ada yang bisa saya bantu?" ujar Hanni.
"Saya mau mawar putih, mba. Ada?" jawab Haerin. Seperti kata Haerin, Minji hanya bertugas untuk menemaninya saja. Ia mengekori Haerin kemanapun Haerin berjalan di area dalam toko tersebut.
"Ini bunganya pasti buat kekasih mbak yang kemaren, ya?" ucap Hanni mencoba berbasa-basi dengan pelanggan toko mereka. Haerin balas ucapan Hanni dengan anggukan dan deheman.
"Katanya mawar putih ini adalah simbol dari cinta yang tulus dan abadi" ucap Hanni.
"Mbak sepertinya tau semua arti bunga, ya?" Kali ini Minji angkat suara. Ia penasaran dengan pengetahuan pegawai toko yang berbadan mungil ini.
Mendengar hal itu, Hanni tertawa kecil.
"Nggak juga. Tapi karena saya memang suka bunga, saya jadi hafal makna-maknanya"
Selesai bunga pesanan Haerin dibayar dan dipaketkan, Haerin berterima kasih pada Minji saat keluarnya mereka dari toko tersebut.
"Bro, makasih banyak ya udah nemenin gue. Lo tenang aja, PS5nya bakal segera ada di tangan lo"
"Yoi, sama-sama"
"Tapi tiap kali gue ke toko bunga, lo harus temenin ya. Soalnya penawaran gue gak berlaku cuma untuk hari ini" ujar Haerin sambil tertawa lepas.
"Sialan, lo" Minji hendak mencubit Haerin, namun wanita kucing itu segera menghindar.
"Eits, gak kena. HAHAHA"
Karena mereka masih berada di area toko, Minji malu jika banyak tingkah karena meladeni sahabatnya itu.
"Huh, gak papa deh. Tapi tepatin janji lo, ya. Beliin PS5 buat gue"
"Iyaa, tenang aja, brother. Gue orangnya selalu nepatin janji"
Minji tersenyum. Sebenarnya ia tak masalah jika harus menemani Haerin lagi karena ia jadi punya alasan untuk melihat wanita mungil bernama Hanni itu di toko ini. Entah mengapa Minji merasa tertarik, Hanni mengingatkan Minji tentang ibunya.
***
"Minji datangg"
Minji berada di area pemakaman. Ia kemudian berjongkok di samping nisan ibunya. Dilihatnya nisan itu sambil mengingat-ngingat bahwa pada tahun ini sudah genap tiga tahun silam ibunya pergi meninggalkannya.
"Ma, Mama apa kabar? Minji kangen banget sama Mama. Minji sedih gak bisa peluk Mama lagi disaat Minji butuh pelukan. Kapan ya, kita bisa ketemu lagi? Minji harap Mama bakal bangga sama Minji pas Mama ngelihat Minji dari atas sana. Minji baik-baik aja kok, ma. Cuma Minji kesepian aja karena selama tiga tahun ini cuma sendirian di rumah kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunflower | Bbangsaz
FanfictionKehidupan Minji yang seringkali didominasi oleh hitam putih berubah menjadi lebih berwarna setelah mengenal Hanni, seorang pegawai toko bunga yang ia temui saat menemani temannya untuk membeli bunga untuk persiapan kencannya. Seiring berjalannya wak...