Bertemu Pelaku

123 19 0
                                    

Pagi ini Minji dan ayah Hanni mendatangi kantor polisi untuk mengetahui siapa sosok yang membuat ulah dan mencelakakan Hanni.

Setibanya disana, betapa terkejutnya ia bahwa yang ditahan di dalam sel adalah Kim Yujin, saudara tirinya.

Maka tanpa ba-bi-bu, setelah meminta izin untuk masuk ke dalam sel, Minji segera menarik kerah baju Yujin dan memukulnya keras-keras.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Minji! Nak, berhenti!" ujar ayah Hanni, berusaha melerai perkelahian itu dengan menarik belakang baju Minji. Yujin terlihat pasrah saat dihajar oleh Minji.

Polisi yang ada disekitar pun turut membantu ayah Hanni agar perkelahian itu tak berlanjut.

"Bu, sudah bu, jangan sampai anda yang kami tahan juga" ujar sang polisi.

"DIA SAUDARA TIRI SAYA, DAN DIA YANG MENCELAKAKAN TUNANGAN SAYA" teriaknya dengan amarah yang besar sampai-sampai mukanya memerah.

"Udah, Ji, tenang dulu, ya" Ayah Hanni mencoba untuk menarik Minji keluar dari sel dan menenangkannya dengan menyuruhnya duduk dahulu sementara polisi menutup pintu sel dan mendekati Minji.

"Dia sudah tentu akan ditahan sesuai hukum yang berlaku juga, kami juga akan meminta pelaku untuk membayar ganti rugi pada para korban"

Belum sempat Minji bersuara, terdengar langkah kaki yang mendekati arah mereka.

"YUJIN?" ujar ibu-ibu yang ternyata adalah ibu Yujin saat melihat anaknya babak belur di dalam sel.

Minji tidak tahu pasti apakah ibu tirinya itu baru saja mengetahui bahwa anaknya melakukan tindakan kriminal atau nggak, tapi sepertinya ekspresi terkejutnya memang terlihat natural dan tidak dibuat-buat.

Pak polisi yang tadi berbicara dengan Minji pun kini mendekati ibunya Yujin dan memberi tahu apa saja yang telah dilakukan oleh anak semata wayangnya itu sehingga ia menutup mulutnya tak percaya dan kemudian menangis. Kalau seperti ini jadinya, Minji tiba-tiba merasa iba. Tapi segera ia gelengkan kepala dan mengingat bahwa karena keluarga Yujin lah hidupnya jadi berantakan.

Maka ia beranjak dari duduknya dan mendekati sang ibu tiri.

"Bu, Yujin udah nabrak tunangan saya sampai-sampai dia harus dirawat di rumah sakit. Yang jadi korban gak cuma dia, tapi ada orang lain yang bahkan meninggal di tkp karena Yujin mengendarai mobilnya dengan laju dalam keadaan mabuk. Saya harap ini akan segera diurus karena bagaimanapun juga saya dan kekasih saya sebentar lagi tunangan dan dia celaka karena ulah Yujin" ujar Minji mencoba menjelaskan dengan setenang mungkin walau dalam kondisi emosi.

Ibu tirinya mengangguk sambil menyeka air matanya. "Ibu minta maaf atas peristiwa yang menimpa kamu. Ibu pastikan kamu dan yang lain akan segera dapat uang ganti rugi"

Tanpa membalas perkataan sang ibu tiri, Minji memilih untuk mengajak calon mertuanya itu untuk pergi dari sana dan kembali ke rumah sakit untuk membantu Hanni berkemas karena dokter sudah membolehkan ia untuk pulang ke rumah di siang hari nanti sebab kondisinya sudah tidak mengkhawatirkan.

***

Flashback malam sebelumnya...

Yujin mendatangi salah satu tempat hiburan malam langganannya di kota. Berjalan melewati banyaknya pengunjung untuk mendekati bar minuman.

"Pesan apa, bro?" tanya salah satu bartender pada Yujin. Bisa dibilang ia termasuk teman akrab Yujin.

"Biasa. Tapi porsinya malam ini dibanyakin"

Gaeul, si bartender mengangkat sebelah alisnya saat mendengar jawaban Yujin.

"Wait, lo kesini diantar atau berkendara sendiri?"

Yujin berdecak malas. "Sendiri, gue lagi stress. Udah, gak usah banyak tanya, bawain aja gue minuman sesuai yang gue mau" jelasnya.

Karena malas berdebat dengan Yujin, ia pun pergi untuk meracik minuman pesanannya.

Benar saja, Yujin minum dengan sangat banyak, lebih banyak dari biasanya sampai-sampai ia ambruk di atas meja bar.

"Bro kalau begini diem aja dulu di bar, besok baru balik" pesan Gaeul pada Yujin.

Yujin menggeleng lesu. Ia lalu menggumam tidak jelas. Namun yang pasti, Gaeul mendengar bahwa Yujin sepertinya marah pada Minji.

Gaeul tentu kenal siapa itu Minji karena Yujin sedikit banyak curhat padanya mengenai saudara tirinya itu. Terakhir yang Gaeul tahu bahwa Yujin mengatakan tentang warisan yang ia dapatkan dari pembagiannya dengan Minji yang dinilai Yujin bahwa bagiannya sangat sedikit dari perkiraannya, dan itu membuatnya kesal.

"ARGHHH, GUE KESEL SAMA LO, MINJI. LIHAT AJA, GUE BAKAL GANGGU KEHIDUPAN LO ITU" teriak Yujin tiba-tiba. Lalu ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu keluar.

Gaeul yang melihat itu pun langsung mengejar Yujin dan berusaha untuk menghentikan langkahnya.

"Woy, Yujin, lo mau kemana??" tanya Gaeul sambil mengambil lengan Yujin. Tapi itu segera ditepis oleh Yujin yang sekarang dalam kondisi setengah sadar.

"Gue mau pulang, jangan halangin gue"

"Hei, lo tuh mabuk, gila. Jangan berkendara dalam kondisi begini" ujar Gaeul memperingatkan.

Yujin pun mendesis, didorongnya Gaeul agar menjauh.

"JANGAN HALANGIN GUE!"

Kalau begini jadinya, Gaeul pun meminta para penjaga untuk menjaga Yujin di pintu keluar. Namun semuanya terkejut karena Yujin tiba-tiba mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya.

"Jangan ganggu gue! Atau gue tembak kalian!" ancamnya. Karena semuanya ketakutan, maka mereka pun mau tidak mau melepaskan Yujin yang kini berjalan menuju mobilnya yang ia parkir.

Namun Gaeul tidak tinggal diam. Dilihatnya kemana Yujin mengarahkan mobilnya lalu ia pun menelpon polisi agar mengejar Yujin yang berkendara dalam keadaan mabuk berat.

Benar saja, tak lama kemudian saat mengendarai mobil, Yujin melihat ada mobil polisi yang mengejarnya. Ia tentu panik, maka dari itu ia naikkan kecepatan mobilnya melampaui batas normal.

Awalnya ia masih bisa menyelip kendaraan-kendaraan tanpa menyenggol satu kendaraan pun. Namun ia lupa bahwa di jalan yang sedang ia lewati ada lampu merah. Sehingga dalam keadaan ini ia tidak sempat menginjak rem sehingga kendaraan-kendaraan yang ada di depan ia tabrak begitu saja sampai ada yang meninggal dunia. Mobilnya tentu saja ia alihkan kemudinya sehingga ke pinggir jalan dan menubruk tiang listrik. Hal itu membuat kepalanya terbentur dan kemudian tak sadarkan diri.

Dan salah satu korbannya adalah Pham Hanni, calon tunangan Minji yang menunggu lampu merah setelah belanja obat maag di apotek. Motornya rusak parah di sisi kanan, ia terpelanting dari atas motor, kepalanya terbentur aspal jalanan sehingga membuatnya tidak sadarkan diri.

Peristiwa itu pun memakan enam korban jiwa, tiga luka-luka dan tiga lainnya meninggal dunia.

You Are My Sunflower | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang