Sinar mentari tampak menyelimuti wajah sang "tokoh sampingan" yang membuatnya terpaksa kembali ke realita dan meninggalkan dunia mimpinya. Sinar mentari tampak menembus ventilasi kamarnya, bentuknya yang unik membuatnya terlihat cukup indah.
Indah tapi mengganggu.
Tapi apapun itu thanks to ventilation yang membuatnya terbangun, Ia masih punya banyak hal untuk dilakukan. Hari ini akan dilakukan semacam pra-MPLS, terlalu cepat memang tapi jangan salahkan pihak kampus sebab ini memang salah Rayn yang datang terlalu mepet. Oh iya, Rayn juga sudah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan kok.
Acaranya akan dimulai pukul satu siang nanti, yang berarti Rayn masih punya banyak waktu sebelum acara dimulai. Ia memutuskan untuk membersihkan kamar dan barang-barangnya sebab kemaren masih sangat berantakan karena dirinya yang sudah terlanjur capek. Tak terasa sekarang sudah menunjukan pukul sepuluh pagi, perutnya sudah mulai memberikan sinyal untuk segera diisi. Oleh karena itu tanpa mandi terlebih dahulu ia memutuskan untuk pergi mencari makan disekitaran kosnya.
Di sekitaran kosnya ternyata cukup banyak tempat makan, pilihannya jatuh kepada gerai yang menjual semacam nasi kuning. Begitu masuk ke dalam ia langsung memesan nasi kuning dan beberapa gorengan.
Tiba-tiba...
Sesaat setelah ibu penjual nasi kuningnya pergi ke dapur, bahunya terasa berat dan otomatis ia mengalihkan kepalanya ke samping dan ohh...
Sebuah telapak tangan terletak nyaman pada bahunya.
Dalam hitungan detik sekali lagi secara otomatis Rayn mengalihkan kepalanya ke arah yang berlawanan dan oh...
Dalam netranya ia melihat sebuah wajah dengan senyuman yang terpatri di kedua belah bibirnya. Sinar surya tampak berlarian ke seluruh penjuru wajahnya.
Anehkah apabila ia merasa sosok didepannya ini terlihat luar biasa?
Tapi tentu saja ia tidak akan mengatakannya kepada sosok didepannya ini.
"Woi."
Seruan tersebut membuatnya terkejut, tanpa sadar ternyata ia melamun dihadapan orang disampingnya ini.
"Santai aja kali ngeliatnya. Gua tau kok gua cakep hahaha."
Anjirrrr kan ketahuan. Sekali lagi ia terlihat bodoh dihadapan orang ini.
"Geer lu bang. Orang gua mikirin pergi ke kampus nantik pakek apaan."
Bohong.
Tapi gapapa untuk menyelamatkan harga dirinya.
"Anjay udah lu-gua an aja nih gua liat-liat."
Iyayah? semoga aksennya nggak terlihat aneh deh.
"Hehehe."
Hanya itu responnya.
Kenapa ya dihadapan orang ini iya sering kali terlihat bodoh?
Mungkin karena ia introvert kali ya?
Atau
karena ia sudah lama tidak berinteraksi dengan manusia selama libur sekolah.
Iya, mungkin itu alasannya.
"Makan sini juga bang?"
Akjsjskadjaidanj.....
Basa-basi yang terlalu basi.
"Udah basi nih tempenya." Balasnya sambil menunjuk-nunjuk tempe yang tersedia.
Kan bangsat juga nih orang.
Akhirnya ia hanya memberikan "side eye" pada orang disampingnya ini.
Kedua makhluk ciptaan Tuhan tersebut akhirnya beralih untuk duduk disalah satu meja yang tersedia setelah pesanan keduanya selesai. Kurang lebih 15 menit berlalu bagi keduanya untuk menikmati makanan mereka.
"Terus jadinya lu gimana ke kampusnya?" Ucapnya memecah keheningan yang telah berlangsung sejak keduanya makan.
"Hhm.... kayaknya naik bus sih bang. Emang lu mau ngantarin gua?"
Siapa tau kan sosok didepannya ini mau, kan bisa hemat uang jadinya.
"Geer bat lu, orang gua cuma basa-basi aja."
"Ye sapa tau kan?"
Jujur dia agak malu saat ini.
"Emang jamber lu perginya?"
"Acaranya sih mulai jam satu pas, paling jam dua belas gua udah otw deh. Gua kan juga belum tau tuh tempatnya gimana bang."
Sosok didepannya ini hanya menganggukan kepalanya sebagai respon.
Setelah berbincang-bincang sebentar, keduanya pun memutuskan untuk balik sebab agenda yang dimiliki kedua orang tersebut. Rayn sendiri sesudah sampai di kamarnya langsung gas ke kamar mandi dan menyiapkan dirinya.
30 menit berlalu setidaknya untuk dirinya bersiap dan sekarang ia sudah ganteng dengan setelan trainingnya. Setelah yakin semua bahan dan alatnya ada semua di tasnya, ia pun segera membuka pintu dan menuju ke depan kosnya.
Ketika ia sampai di depan kostnya dan ingin memesan ojek online tiba-tiba ia dikejutkan dengan seruan sebuah klakson.
Bangsat.
Ketika ia menolehkan kepalanya ternyata pelaku seruan klakson tersebut adalah mas-mas yang membantunya sebelumnya.
"Ngapain lu bang? mana pakek klakson-klakson segala lagi. Kaget njir!"
"Sini naik." Responnya sembari membuang rokoknya ke jalan sekaligus menginjaknya.
"Ngapain? gua mau ke kampus nih, takut telat."
Terkadang di momen-momen penting yang terjadi dalam hidup kita, kita terlihat atau melakukan suatu hal yang bodoh. Tetapi Kebodohan tersebutlah yang membuat momen tersebut menjadi lebih manis.
"Bodoh banget sih lu." Ucapnya sembari mengacak-ngacak rambutnya dan kemudian memasangkannya helm di kepalanya.
"Anjing."
Percaya atau tidak tetapi selama beberapa menit tersebut Rayn menahan nafasnya.
Kenapa ya?
"Buru naik."
Secara otomatis ia pun naik ke honda tersebut dan ngeng keduanya resmi menjalani cerita mereka berdua.
Selama di perjalanan Rayn fokus dengan pikirannya sendiri. Akhirnya ia menyadari kebodohannya sebelumnya, tetapi yang lebih penting kenapa ia merasa aneh + panas ketika sosok didepannya ini mengacak rambutnya?
Untuk saat ini ia tidak ingin memikirkan hal tersebut.
Biarlah waktu yang menjawab pertanyaannya itu.
Tak terasa sekarang keduanya sudah ada di lokasi tempat berlangsungnya pra-MPLS. Rayn pun turun dari motor tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada orang yang sedang memperbaiki letak helm yang Rayn gunakan sebelumnya. Setelah ucapan terima kasih tersebut, orang tersebut beranjak pergi dan begitu juga dengan Rayn yang kini berjalan menuju lapangan tempat pra-MPLS berlangsung.
Ada begitu banyak pertanyaan sekarang pada otaknya tetapi yang paling utama
"Kok dia bisa tau ya tempatnya? padahal kan belum dikasih tau?"
Tetapi untuk sekarang ia melupakan segalanya dan berupaya fokus pada kegiatan ini. Ada yang lebih penting daripada pertanyaan-pertanyaan diatas, yaitu...
"Apakah ia akan mendapatkan teman?"
Huhuhuu.....
Wish me luck plz.
"Please God help me."
Sesudah mengatakan hal tersebut Rayn dengan langkah yang beraninya pergi menuju ke lapangan yang sudah ramai dengan calon-calon rekannya dikemudian hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Boy
RomanceIni hanya salah satu dari banyaknya kisah cinta makhluk Tuhan. Bagaimana kisah ini dimulai dan bermuara entah sampai kemana. Sweat-love-sad-infinity Bagaimana kisah cinta tanpa akhir ini berjalan? dan bagaimana ini berakhir? Mari sama-sama menjadin...