Motor Rakha kini sudah terparkir manis pada parkiran kosnya. Menurut Rayn kos Rakha tidak jauh berbeda dengan tempat Rayn tapi mungkin sedikit lebih bagus dan tentunya harganya juga lebih bagus lagi.
Keduanya mulai melangkahkan kaki kedalam kos Rakha sampai sinar terang mengganggu indra penglihatan mereka. Setelah sinar tersebut mati barulah keduanya dapat melihat pelaku dibalik sinar terang tersebut yang tak lain tak bukan adalah Dewa dengan senyum sok hebatnya itu menurut Rakha.
Hati Rakha yang sebelumnya sudah sangat baik kembali menjadi buruk seketika sosok yang sedang duduk diatas motornya ini muncul. Netra keduanya saling bertemu dengan maksud yang berbeda tentunya, Rakha dengan tatapan penuh ketidaksukaannya dan Dewa dengan tatapan yang tidak dapat diartikan oleh Rakha.
"Hai."
"Sok ganteng."
Suara hati seseorang.
"Kok lu disini bang?"
"Kebetulan sih hehehe. Teman gua ternyata kos nya disini juga, gilak sih dunia tuh sempit bat yah." Jelas pemuda yang masih nyaman duduk diatas motornya tersebut.
"Bohong banget." Ucap Rakha dengan suara kecil yang sayangnya masih dapat didengar oleh ketua angkatan mereka ini.
"Lah nggak caya lu cil."
"Cil cil cil, siapa yang kecil?"
Rakha sensi sendiri dibuatnya. Ia paling anti dibilang kecil padahal belum tentu itu maksud pemuda yang setahun lebih tua darinya ini.
"Sensi amat dah teman lu Rayn, kayak cewek hahaha."
Sedetik setelah Dewa mengeluarkan tanggapannya itu, motornya langsung bergoyang kencang yang hampir saja membuatnya jatuh dan tentunya pelakunya adalah pemuda sensian yang dengan tidak tanggung-tanggungnya menendang motor Dewa dengan kuat.
Setelah itu pemuda sensian tersebut langsung masuk kedalam kosnya yang diikuti oleh Rayn dan juga Dewa hehe.
Ketiganya kini sudah ada didepan kamar Rakha sampai pemuda tersebut melihat satu sosok yang sangat-sangat tidak ia inginkan kehadirannya.
"Lah lu ngapa disini? sana pergi ke teman lu."
Suasana hatinya sudah jatuh-sejatuhnya dengan aksi tengil pemuda sok kenal sok dekat dengan dirinya ini.
"Nih gua ditempat teman gua kok, lu kan teman gua."
"Najis."
Setelah itu Rakha langsung membuka pintunya dan memasukan kantong yang ia pegang dan kemudian membiarkan Rayn masuk. Dewa yang melihat hal tersebut inisiatif untuk masuk juga ke kamar pemuda sensian ini sampai...
"LU NGGAK BOLEH MASUK. Udah sana lu balik hush... hush..."
Ucap Rakha sembari merentangkan tangan dan kakinya selebar mungkin untuk memblokir akses masuk sosok menyebalkan ini.
Tanpa diminta lengkungan muncul di wajah paripurna Dewa. Menurutnya aksi pemuda didepannya ini terlihat seperti anak kecil, terlalu menggemaskan.
"Napa lu senyum-senyum? udah san-akhk..."
Tanpa diduga oleh Rakha, pemuda yang sayangnya lebih tinggi darinya ini malah menorobos masuk dengan menabrakan badannya dengan badan Rakha. Awalnya Rakha mencoba sekuat mungkin untuk melawan pemuda ini tetapi sayang seribu sayang entah kenapa pemuda ini kuat sekali yang akhirnya membuat keduanya malah jatuh ke lantai.
Karena sebelumnya tubuh keduanya saling berdempatan, kini keduanya jatuh dengan posisi yang sangat-sangat awkward sekali. Wajah Dewa tanpa sengaja kini menyentuh wajah Rakha yang membuat ranum merah mudanya menempel pada pipi pemuda yang sekarang ada dibawahnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Boy
RomanceIni hanya salah satu dari banyaknya kisah cinta makhluk Tuhan. Bagaimana kisah ini dimulai dan bermuara entah sampai kemana. Sweat-love-sad-infinity Bagaimana kisah cinta tanpa akhir ini berjalan? dan bagaimana ini berakhir? Mari sama-sama menjadin...