Selama hidupnya Rayn selalu berpikir bahwa ia hanyalah 'manusia yang sangat-sangat biasa'. Sepanjang fase-fase dalam hidupnya Rayn selalu berpikir ia hanyalah sosok sampingan yang mungkin sangat kecil persentasenya ia diingat oleh teman-teman sekolahnya. Bukan 'antagonis' maupun 'protagonis' hanya sebagai pemeran figuran. Itu yang Rayn tanamkan dalam dirinya dan memang ia merasa begitu selama ini.
Jadi ketika tiba-tiba sosok 'Rakha' hadir dalam hidupnya dan seketika menyatakan bahwa ia dulu membullly sosok tersebut, itu benar-benar sesuatu diluar ekspetasi Rayn. Menjadi sosok antagonis dalam hidup seseorang benar-benar tidak terpikirkan dalam benaknya sekalipun. Sejujurnya bahkan setelah sosok tersebut memberi tahu info tersebut Rayn sama sekali tidak ingat mengenai orang tersebut dan juga apa yang ia lakukan sampai sosok tersebut menyatakan Rayn telah membullynya.
Sekarang Rayn seperti orang linglung yang berjalan entah kemana ditengah sang mentari yang akan menyembunyikan dirinya. Di saat seperti ini pun sinarnya masih terasa luar biasa menyelimuti wajah Rayn tetapi syukurlah itu tidak menganggu. Rayn terus berjalan entah kemana dengan segala pemikirannya itu sampai ia merasa didepannya ini ada seseorang.
Tanpa niat untuk melihat siapa orang didepannya ini, Rayn bergeser ke kanan untuk memberikan jalan bagi orang didepannya ini tetapi sosok didepannya ini malah bergeser juga ke arah kanan. Rayn mencoba untuk berpikir positif dan kembali bergeser ke kiri tetapi sekali lagi orang ini malah bergeser ke kiri juga.
Tetap berpikiran positif Rayn kembali bergeser ke kanan tetapi orang ini juga bergeser ke kanan. Rayn yang sudah lelah dan bukan dalam mood yang baik langsung menaikan kepalanya dan oh...
"Bang Dewa...
ngapain sih bang, jail amat lu."
Wajah keduanya saat ini diselimuti sinar sang mentari yang membuat keduanya terlihat lebih mempesona tetapi Rayn sedang tidak ditahap ingin menganggumi orang didepannya ini lebih lanjut sebab sosok Rakha yang menghantui pikirannya. Sedangkan bagi Dewa sekali lagi ia mengagumi makhluk ciptaan Tuhan didepannya ini, ia berkali-kali lipat makin terlihat indah saat ini. Ingin sekali rasanya Dewa menyentuh wajah sosok didepannya ini tetapi akal sehatnya masih memimpin tubuhnya saat ini.
"Sensi amat dah lu."
Dewa sadar sosok didepannya bukan dalam keadaan mood yang baik. Mungkin karena kelelahan, itu pikirnya. Tetapi ia tak dapat menahan diri untuk bercengkrama lebih lanjut dengan makhluk manis ini.
Candu bagaikan gula.
"Siapa yang sensi? gua.... lagi capek aja hufft." Helaan nafasnya terlihat berat sekali, Dewa dapat melihat itu. Raut wajahnya juga terlihat kusut sekali, entah apa yang ia pikirkan.
"Udah pulang kan? pulang bareng gua aja yah." Ajak Dewa.
"Oke."
"Tumben langsung oke aja? biasanya banyak tanya lu?"
"Banyak tanya lu bang, buru dah." Ucap makhluk manis ini sembari berjalan meninggalkannya.
Dewa yang tertinggal dibelakang langsung berjalan lebih cepat sampai tubuhnya menyamai sosok manis ini.
"Makan dulu yak? gua lapar bat dah ini."
"Hhm..."
Sisi baru Rayn yang satu ini malah membuat Dewa ingin menaklukkannya, ingin rasanya Dewa membuat sosok ini lebih banyak bicara sampai kedua bibirnya melengkung selebar mungkin.
Dewa rindu dengan senyuman manis sosok disampingnya ini.
Kini keduanya sudah berada di atas motor Dewa dan siap menjelajahi seisi kota. Berbagai tempat makan bergantian muncul dalam netra keduanya sampai mereka berdua bingung ingin makan apa. Opsi keduanya berakhir pada semacam pekan kuliner yang sedang diadakan di kota tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Boy
RomantikaIni hanya salah satu dari banyaknya kisah cinta makhluk Tuhan. Bagaimana kisah ini dimulai dan bermuara entah sampai kemana. Sweat-love-sad-infinity Bagaimana kisah cinta tanpa akhir ini berjalan? dan bagaimana ini berakhir? Mari sama-sama menjadin...