22. Jadi Asing

130 12 20
                                    

Hai, maaf ya lama up nya, abis pada siders huhu

Terimakasih yang sudah baca, vote dan komen, aku sayang kamu😍

Absen sisa baterai kamu berapa🤏🏻

HAPPY READING

22. JADI ASING

Rintik air dari langit menetes perlahan hingga semakin deras hujan yang turun membuat beberapa penghuni di bumi yang sedang berjalan kaki atau berkendara roda dua kelimpungan. Termasuk Nala yang saat ini sedang mempercepat langkahnya sambil menutup kepala dengan sebelah tangannya. Ia sudah setengah basah kuyup. Kini ia tiba di halte yang berada di depan sekolahnya Abhi.

Nala masih butuh penjelasan lebih detil mengenai Abhi melalui kembarannya. Ia melihat satu persatu siswa yang keluar dengan kendaraannya walau kini terhalang derasnya hujan yang mulai stabil.

Nala memeluk dirinya sendiri sambil mengusap lengannya. Ia masih setia mencari sosok Abhi. Hingga tidak lama kemudian, Abhi keluar dengan motornya tanpa jas hujan. Baru saja mulut Nala terbuka hendak meneriaki nama Abhi. Namun, seorang gadis yang membawa payung transparan itu mendekati motor Abhi dari belakang sambil berlari dan memanggilnya hingga motor Abhi berhenti tepat di depan gerbang.

Nala tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi sedetik kemudian gadis yang memakai ransel berwarna cokelat dengan rambutnya yang tergerai kini naik ke atas jok motor Abhi sambil memayungi Abhi.

Tidak tau, tapi hati Nala sakit melihatnya, walau lelaki itu bukan Abhi yang asli. Namun karena wajah mereka yang mirip sekali itu membuat Nala patah hati. Hancur berkeping-keping, sesak rasanya. Bagaimana pun juga Nala masih merasakan kehadiran Abhi melalui kembarannya.

Rasa sesak di dadanya mendorong air mata menetes begitu saja. Hingga motor Abhi kini sudah menjauh berlawanan arah dengannya seiring pandangannya yang kabur karena air matanya.

Nala tidak tau lagi harus bagaimana. Ia terduduk di halte hingga hujan reda, bahkan hingga siswa-siswa yang berteduh di halte dengannya kini mulai berpergian. Air hujan sudah berhenti perlahan, tapi air mata Nala lah yang kian menderas.

Nala benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan Abhi. Bagaimana bisa Abhi punya penyakit ginjal stadium akhir? Abhi selama ini segar bugar, tidak ada tanda dan gejala bahwa Abhi punya penyakit ginjal. Bahkan kini Abhi pergi tanpa pesan. Apa mungkin pesan Abhi disampaikan melalui saudara kembarnya kepada Nala? Tapi kenapa kembarannya tidak mengatakan apa pun selain mencari keadilan bahwa ayahnya sudah tabrak lari pada Abhi yang membuat Abhi akhirnya merenggangkan nyawa?

Nala percaya, ayahnya tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Jika saja memang menabrak, ayahnya tidak akan lari. Ayahnya sosok yang bertanggung jawab, pikir Nala.

Entah kenapa Nala merasa janggal sekali dengan musibah yang menimpanya.

***

Abhi mengantar Alicia pulang karena gadis itu meminta tumpangan karena orang tuanya tidak bisa menjemput sepulang sekolah tadi. Abhi tidak keberatan, lagi pula ia dan Nala sebenarnya tidak punya hubungan yang resmi, hanya karena ia menggunakan identitas Abhi.

Tampak raut wajah bahagia Alicia, ia turun dari motor. Payungnya sudah ia lipat kembali. Senyumnya mengembang saat berdiri di sebelah Abhi.

"Makasih, Abhi, kamu pulangnya hati-hati,ya," ujar Alicia.

"Iya, lagipula udah reda hujannya," balas Abhi.

"Abhi, gue boleh tanya nggak?" tanya Alicia.

"Apa?"

ABHIPRAYA: Not Me, But It's Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang