40. Aku Bahagia

32 4 49
                                    

Halo, cantiknya Abhi 😍

Maaf telat beberapa hari upnya hehe

Janji ga nangis baca part ini?

Tembusin 100+ votes 50+ komen 🥹

Terima kasih di part sebelumnya udah spam komen, aku tunggu lagi suka banget bacanya, bikin mangat 😭🤏🏻

HAPPY READING

40. AKU BAHAGIA

Di atas meja belajar, Nala yang menidurkan kepala di atas lengannya memainkan jam pasirnya yang berjatuhan pada satu saluran kecil di dalamnya, membuat pasir-pasir itu berpindah dari wadah bawah ke atas karena Nala memutarnya. Perlu 2 menit untuk menghabiskan pasir itu dari wadah satu ke wadah lainnya. 

Dari fenomena yang Nala lihat, ada sesuatu yang Nala sadari, seketika ia menegakkan kepalanya yang masih bertopang di atas lengannya. Keningnya sedikit berkerut. 

"Kita satu jiwa yang terpisahkan raga."

Itu kalimat yang diucapkan Abhipraya terhadap Abhimanyu. Dan kini Nala mengerti benar maksudnya. Jam pasir ini bisa diumpamakan untuk mengartikan maksud Abhipraya. Jam pasir ini terdapat dua wadah yang saling bersatu, tapi bentuk mereka seperti pembiasan cermin dan di dalam terdapat pasir yang dapat berpindah-pindah dari wadah satu ke wadah lainnya. Singkatnya kedua wadah itu adalah Abhipraya dan Abhimanyu, sedangkan pasir di dalamnya adalah satu jiwa, jiwa yang terpisahkan oleh wadah, tapi juga bisa berada di kedua wadah tersebut jika dimiringkan sembilan puluh derajat dalam artian jam pasir dibentuk posisi horizontal.

Benar, jadi Abhipraya dan Abhimanyu adalah satu jiwa yang terpisahkan raga. Senyuman Nala terulas dengan mata sendunya.

***

"Nala, My Baby Chicken." Seorang lelaki dengan pakaian serba putih bercahaya berjalan menuju Nala yang berada di sebuah taman yang indah saat ini, ia berusaha melihat siapa lelaki itu.

"Abhi?" Nala memandang binar menatap sosok Abhipraya yang ia rindukan. Ia menangkup wajah Abhi untuk meyakini dirinya bahwa ia tidak salah lihat. Dan benar, tingginya juga membuat Nala terlihat lebih pendek, seperti biasanya. 

"Abhipraya!" Nala langsung memeluk lelaki itu dan menumpahkan semua perasaanya melalui tangisan. 

Nala merasakan tangan Abhi membalas pelukannya dan kepalanya diusap lembut, hal itu membuat isak tangis Nala kian menjadi. Ia mengeratkan pelukannya seolah tidak ingin kehilangan Abhi lagi.

"Maaf, Nala, aku udah pergi tanpa pamit. Aku udah bohongi kamu, aku nggak ada di saat kamu butuh aku." Suara Abhi menyapa indra pendengaran Nala dengan sopan. 

Nala memejamkan mata berusaha tidak lagi menumpahkan air matanya, tapi usaha yang ia lakukan tampaknya sia-sia karena sudut matanya yang kini mengeluarkan air mata.

"Aku kangen!" 

"Aku lebih kangen, Nala." Abhi tersenyum sambil terus mengusap kepala Nala penuh cinta.

"Jangan tinggalkan aku lagi, Abhi!" pinta Nala.

Nala melepaskan pelukan Abhi perlahan dan lelaki itu mengusap wajah Nala yang basah karena air matanya. 

"Aku minta maaf. Aku nggak mau tinggalkan kamu, tapi sekarang aku udah nggak bisa disamping kamu, La. Makanya, aku kirimkan Abhimanyu dan memintanya mengganti identitas agar kamu tidak merasa kehilangan aku."

"Tapi kalian tetap beda, Abhi!"

"Cinta kami sama, La. Aku dan Manyu kembar identik. Bagiku, kami adalah satu jiwa yang terpisahkan oleh raga. Walaupun raga aku udah ngga sama kamu, percayalah di jiwa Abhimanyu selalu ada aku. Aku sekarang cuma bisa jagain kamu lewat raga Abhimanyu."

ABHIPRAYA: Not Me, But It's Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang