005

12.1K 729 4
                                    

Di dalam kelas Leon terus memikirkan acara yang akan di hadiri banyak orang, ini adalah Scene penting di cerita ini dimana pertunangan Angkasa dan Fioni yang membuat mereka semakin terikat.

Namun alih alih menerima semua Angkasa malah semakin membenci Fioni, dan menganggap Fioni yang merencanakan semua ini, padahal Perjodohan mereka adalah rencana orang tua mereka.

"Yaah, ini tak ada hubungannya dengan gue jadi buat apa juga gue memikirkan hal yang tidak penting." Batin Leon Sambil menatap Undangan Fioni.

"Tapi, sungguh Fioni sangat menawan." Batinnya lagi.

Asmara adalah sesuatu yang sangat jarang Leon sentuh bahkan di kehidupan sebelumnya sebagai Vano, ia lebih suka bersenang-senang dengan temanya dari pada harus ribet berurusan dengan yang namanya perempuan.

"Ah...gue mikir apa sih, Aneh banget tiba tiba mikir begituan, kayak bukan gue." Batin Leon.

"Kok gue jadi mempertanyakan siapa diri gue, apa bener gue udah mulai gila." Batin Leon lagi.

Bahkan sekarang tanpa sadar Leon tersenyum, namun bukan senyum yang biasa ia berikan ketika bercanda senyum ini berbeda "oke gue Nyerah, Lo kasih tahu gue lo kenapa Dari kemarin gue lihat Lo Aneh banget Le, sekarang Lo tersenyum dengan ekspresi yang menjijikan." Ucap Calvin.

"Nothing." Hanya itu jawaban Leon.

"Gimana nih acara Ulang tahun Fioni ?" Ucap Biru.

"Lo bencanda ? Ini acara gede sudah pasti keluarga datang dan gue yakin juga pas mau gak mau kita harus datang."ucap Calvin.

"Kasa gimana Lo ?"tanya Zyan.

"Gue Sudah pasti datang, karena Keluarga gue juga di undang."ucap Angkasa dengan nada datar dan dingin.

Leon sedikit melirik ke arah mereka semua "Lo sendiri le ?"ucap Biru pada Leon.

"Gue datang."ucap Leon singkat.

"Eum oke."

Kemudian mereka jadi canggung, Entah kenapa pembahasan keluarga ini membuat mereka jadi seakan Asing.

"Yaah, tentu saja gue datang, orang tua gue juga di undang jadi sudah pasti gue ikut." Ucap Leon lagi.

Karena gabut Leon mengambil sesuatu di dalam tasnya itu adalah sebuah buku untuk ia baca, Leon membaca Sambil duduk bersandar di kursi dengan Satu tangan memegang buku dan tangan lain Di atas Sednderan kursi.

"Gue kira mata gue bermasalah."ucap Biru yang melihat Leon membaca buku dengan pose yang Bahkan Cahaya matahari mendukung untuk ia berpose seperti itu.

"Ini bukan kebiasaan gue, tapi karena gue gabut jadi gue gak tahu mau ngapain dan yang gue pikirikan hanya membaca sebuah buku." Batin Leon.

Beberapa saat kemudian Seorang pria berusia sekitar 40 Tahuan masuk ke dalam kelas mereka, Bisa Leon tebak dia adalah Pak Broto salah satu pengajar di sekolah Elit ini.

"Baiklah semua hari ini kita akan melakukan Ujian."ucap Pak Broto.

Ujian yang di maksud adalah ulangan harian di mana setiap siswa bakal di kasih soal berisikan 10 soal Esay yang akan mereka jawab Dan saat ini ujian yang di lakukan adalah Mapel MTK.

Zyan, Biru dan Calvin terlihat panik sedangkan Angkasa dan Leon nampak tenang Dan tetap Cool.

Melihat Leon yang tenang membuat Temanya Curiga "Lo belajar ?" Tanya Biru.

"Kagak, kan semalem kita kumpul tuh dirumah Lo buat ngerayain 7 hari kucing Lo lahiran."ucap Leon.

Ya kemarin setelah Leon pulang dari Tempat kerja Cahaya tiba tiba saja Biru mengirim pesan untuk kerumahnya malam hari untuk merayakan 7 hari Kucingnya lahiran.

"Terus kenapa Lo tenang anjirr."ucap Biru kesal.

"Ini Cuma ujian harian Biru, bukan akhir semester, Buat apa juga panik."ucap Leon.

"Ya tapi..."

"Sudahlah ru, Entar kalo dia yang dapat jelek nialainya biar dia tahu rasa bagaimana kemurkaan Pak Broto."ucap Calvin membuat Biru tenang.

Akhirnya pak Broto kemudian memberikan Selembaran yang berisikan Pertanyaan yang akan mereka jawab, Leon melihat selembar yang terpampang nyata di hadapannya.

Jika kalian bertanya apakah Leon bisa menjawab tentu saja bisa, Karena itu bukan jiwa Leon melainkan Vano yang selama hidup di kehidupan sebelumnya termasuk dalam siswa yang berprestasi.

Leon mulai menulis Jawab yang ada di fikiranya, setelah mendapat beberapa Jawaban Leon melihat kearah teman temanya yang terlihat Seperti Pasrah dengan ke adaan.

Waktu berjalan begitu cepat hingga akhirnya Waktu mereka mengerjakan sudah selesai "Baiklah semua Kumpulkan semua lembar jawaban kalian, dan kalian boleh istirahat."ucap Pak Broto.

Semua murid kemudian mengumpulkan Lembar jawaban mereka ke meja pak Broto, setelah Leon memberi jawaban ke meja pak Broto Leon langsung keluar menyusul temanya yang sudah mengumpulkan duluan.

Leon kembali membuka Buku cerita yang sudah ia bawa, Awalnya hanya untuk bahan gabut saja tapi karena cerita yang ada di buku lumayan seru akhirnya Leon melanjutkan niat membacanya.

"Ck, Lu sok Sokan baca buku kek orang bener."ucap Calvin.

Leon melirik ke arah Calvin "Cuma baca buku doang."ucap Leon kemudian kembali menekuni kebiasaan barunya ya itu membaca.

"Tahu tadi aja Pas ujian, sok Sokan cool dan ngerjain padahal mah boro boro ngerjain Ngitung 7×5 aja gak bisa ya gak hahahahaha." Ucap Biru Yeng meledek Leon.

"Sialan Lo, Gue gak segoblok itu ya njir."ucap Leon.

"Eh udah udah, sekarang kita mending ke kantin."ucap Zyan sedangkan Angkasa ia hanya menatap ke gaduhan yang terjadi di antara mereka tanpa minat untuk ikut nimbrung.

"Lo jangan makan banyak banyak Le kecilin perut Lo "ucap Biru.

"Tahu Lo gak bosen apa di katain babi."ucap Calvin.

"Lo gak inget terkahir kali gue Lakuin Itu apa yang terjadi."ucap Leon yang mengingatkan mereka soal Leon yang masuk RS karena ingin menurunkan berat badan.

Mereka semua menatap ke arah atas mengingat apa yang terjadi pada saat Leon mencoba menurunkan berat badanya, Kemudian mereka teringat Apa yang terjadi dan kemudian mengangguk "ooooooh." Gumam mereka.

"Tapi untuk sekarang gue lagi ngatur pola makan gue juga, jadi gak semua gue makan kayak dulu lagi."ucap Leon lagi

Angkasa kemudian mendekati Leon "bagus, Itu baru temen kita."ucap Angkasa merangkul Leon.

Leon kemudian melepas Rangkulan Angkas "maaf saya masih normal."ucap Leon.

"Yeee."ucap Angkasa.

Mereka kemudian berjalan ke arah kantin Sesampainya mereka di kantin Mereka langsung melihat Sekumpulan manusia lapar yang sedang berebut makanan di kantin.

Kemudian tiba tiba Secercah ingatan Muncul di pikiran Leon, Soal alur cerita yang akan ia lihat, dan Soal dialog apa yang akan ia perankan nanti "gini amat jadi karakter novel."Gumam Leon yang tak di dengar oleh siapapun.

Bersambung.......

Leon Sang figuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang