030

7.8K 666 22
                                    

Seminggu berlalu dan selama itu ponsel Leon di amankan oleh kakeknya agar dia fokus dengan ujiannya, Setiap malam Leon selalu ada privat les untuk pelajar yang akan di ujikan besok tidak cuma Leon Bahkan hampir semua teman Leon juga mengalami hal yang sama bedanya Kakek Leon sangatlah ketat.

Dan Hampir seminggu juga Dia dan Fioni sangat jarang Berkomunikasi, mungkin Fioni perlu menguatkan diri untuk perpisahan yang akan datang.

"Gue sangat pusing, gue hampir gila dengan keluarga gue sendiri bahkan keluar buat main aja susah."ucap Biru.

"Kalo Lo yang hanya begitu saja sudah ngeluh gimana Lo jadi Leon, masih mending Lo bisa pegang Ponsel lah Leon Di sita anjirr."ucap Calvin.

"Yah seperti itu lah kira kira kehidupan gue."ucap Leon.

Leon dan semua murid sudah menjalani ujian selama beberapa hari belakangan dan saat ini adalah hari terakhir ujian "setelah hari ini Lo bakal ke Itali le, Lo yakin gak mau ketemu sama Fioni ?"ucap Zyan.

"Entahlah, saat gue melihat wajahnya melah gue samakin sedih."ucap Leon, begitu juga dengan Fioni yang tak sanggup melihat wajah Leon karena akan semakin tak rela ia jika Leon pergi lagi.

Sedangkan di sisi lain Fioni yang sedang di depan ruang ujian sambil membawa buku materi untuk di pelajari ulang menatap Awan "bahkan setelah kembali ke masa lalu, gue tetap gak bisa menghalanginya." Batin Fioni.

"Lo kenapa ?" Tanya Marsha..

"Gak." Ucap Fioni.

"Lo dari tadi ngelamun anjirr, ya kali kita percaya ucapan Lo " ucap Olla yang di angguki oleh Muthe.

"Soal kak Leon yang pindah semester depan?"ucap Olla lagi, Olla bertanya soal apa yang di ceritakan oleh Fioni, seperti kebanyakan perempuan lainya mereka selalu bercurhat satu sama lain.

"Kalo menurut gue nih, kalo memang Lo cinta dan sayang sama dia biarkan dia pindah, toh itu semua untuk masa depan ya kan "ucap Muthe.

"Bener kata Muthe, Tumben dia connect." Ucap Marsha sambil memakan makanannya.

"Huffft, gue gak tahu."ucap Fioni.

Mereka semua kemudian melanjutkan belajar mereka karena sebentar lagi ujian terkahir akan di mulai.

Setelah ujian selesai Leon langsung pulang ke mansion, Leon sampai di mansion dengan muka yang kusut dan Amburadul "bagaimana ?"tanya Chintya ketika melihat putranya datang.

"Ya gitulah mah."ucap Leon.

Saat mereka asik ngobrol tiba tiba Bisma datang "kamu sudah pulang, Segeralah istirahat."ucap Bisma yang di angguki oleh Leon, Leon kemudian langsung bergegas menuju kamarnya untuk ganti baju.

"Pah, apa gak bisa kalo Leon berangkat ke Itali nunggu dia lulus dari SMA dulu ?" Ucap Chintya yang berusaha membujuk Bisma untuk membatalkan keberangkatan Leon dalam waktu dekat ini.

"Gak bisa, Semua urusan sudah di urus tinggal nunggu Leon berangkat saja."ucap Bisma.

"Percayalah Chintya aku melakukan ini untuk Masa depan Leon, untuk masa depan anakmu, cucuku juga." Ucap Bisma.

Asisten Bisma kemudian membawa Bisma yang duduk di kursi roda pergi dari ruang keluarga untuk menuju ke kamarnya dan beristirahat.

Di dalam kamar Leon tidak bisa beristirahat dengan tenang isi kepalanya cuma ada Fioni Fioni dan Fioni "please Leon ini hanya LDR bukan putus lon hanya beda negara doang sama Fioni." Batin Leon.

•••••••••••

Beberapa hari berlalu sekarang saatnya pengumuman hasil nilai dari ujian semester sekolah Leon "gue deg degan anjir "ucap Biru.

"Kalo elo udah pasti posisi terkahir sih ru."ucap Calvin.

"Gak usah nakut nakutin lah anjirr."ucap Biru.

"Ya mau gimana lagi, Leon yang biasanya kayak begitu sekarang sudah jadi Genius."ucap Zyan yang nimbrung, sedangkan angkasa dan Leon hanya menatap mereka dengan tatapan datar.

Guru kemudian datang dengan membawa sebuah kertas yang mungkin berisikan Hasil ujian mereka "baiklah anak anak, di tangan ibu sekarang sudah ada hasil ujian semester yang sudah kalian ikuti."ucpa Bu guru itu.

"Untuk kelas ini seperti biasa tidak ada remedial namun Tetap akan selalu ada yang terbaik dari yang terbaik."ucap guru itu, yang remedial tidak lah penting disini, namun pringkat di sini sangat penting.

"Pringkat 30 ada Galang dengan nilai 79."

"Pringkat 29 ada Cleo dengan nilai 79,5."

"Pringkat 28 ada Biru dengan Nilai 80." Mendengar namanya Biru menjadi lemas.

" Hilang sudah uang jajan gue." Ucap Biru.

Guru tersebut terus membacakan pringkat mereka masing masing sampai "pringkat 10 Ada Calvin dengan nilai 87.5" ucap Guru itu, selesih Nilai di kelas ini sangat lah tipis bahka. Hanya beda 0,5 poin nilai saja.

"Pringkat 9 di raih oleh Hanum dengan nilai 88,8"

"Pringkat 8 ada Zyan denga nilai 88,9."

"Pringkat 7 ada Fauz dengan nilai 89."

"Pringkat 6 ada delima dengan nilai 90."

"Pringkat 5 ada Tomi dengan nilai 91.5"

"Pringkat 4 dengan nilai rata rata 94.5" di raih oleh Tia.

"Pringkat 3 ada Chelsea dengan nilai rata rata 95."

"Pringkat 2 ada angkasa dengan nilai rata rata 98."

"Dan Pringkat pertama Kelas ini sekaligus satu sekolahan Ada Leon dengan nilai rata rata 98,5."

"Dan itulah pringkat kelas ini semoga kedepannya kalian bisa belajar dengan giat dan meningkatkan kemampuan kalian."ucap guru itu.

"Dan dengan begini, berakhir sudah masa masa gue disini, gue berharap kalian semua sukses di masa depan selemat tinggal kalian semua." Batin Leon.

Bersambung.......

One more again and this story' are completely.

See you guys, for the last part...

Leon Sang figuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang