63. Cooking

2.2K 524 133
                                    

Jennie baru saja selesai membersihkan diri, ketika matanya tak sengaja menangkap sebuah gantungan kunci berbentuk beruang berwarna kuning di tasnya.

Ia mendapatkan gantungan kunci itu kemarin ketika Chaeyoung membawanya ke ruang perawatan Lisa. Ada juga surat yang sampai saat ini belum Jennie baca karena situasi yang kacau kemarin.

Masih ada waktu untuknya berada di rumah sebelum kembali ke rumah sakit karena harus menunggu Chaeyoung membersihkan diri. Maka ia memilih membuka surat dari Lisa.

Dia hampir saja tertawa melihat tulisan panjang itu.
"Apakah dia kerasukan? Ada angin apa hingga kanebo kering itu menulis panjang lebar?"

Berusaha meredakan tawanya, Jennie mulai membaca paragraf pertama yang adiknya tulis. Ah, Lisa memang benar-benar partner bertengkarnya. Baru awal saja, Lisa sudah bisa memancing emosi Jennie.

Selamat natal, Macan Betina!

Oh! Aku tahu kau hendak marah sekarang. Tapi bukankah kau memang mirip sekali dengan macan? Galak dan berisik!

Lisa benar-benar mencari masalah dengan Jennie. Lihat saja, Jennie akan memarahi adiknya habis-habisan. Tak peduli jika lawannya itu hanya bisa berbaring di ranjang.

Rasanya sangat menggelikan menulis hal seperti ini. Tapi tidak ada cara lain karena aku enggan mengungkapkannya secara langsung.

Jennie mendesis kesal. Adiknya memang tidak pernah berubah. Gadis berpipi mandu itu memang harus mengubur impiannya untuk berdamai dengan Lisa dan tidak lagi berdebat.

Kenapa kau begitu baik padaku? Coba hitung, ada berapa banyak hal yang kau korbankan hanya demi aku? Unnie, bisakah kau mencintai dirimu sendiri?

Sejak kecil, kau selalu mengutamakanku dibandingkan dirimu sendiri. Aku baru menyadarinya. Bukankah aku sangat jahat?

Aku sesungguhnya ingin hidup lebih lama. Tapi memikirkan jika kakakku yang paling kuat ini selalu memgorbankan dirinya, aku harus kembali berpikir ulang.

Jennie menggeleng kuat bersamaan dengan air matanya yang mengalir deras. Siapa peduli jika Lisa akan merepotkan Jennie selamanya? Itu jauh lebih Jennie sukai, dibandingkan dengan hidup tanpa Lisa.

Dalam hidup ini, sekali saja pernah kah kau menyesal memiliki adik sepertiku? Jika kau pernah berpikir seperti itu, kau adalah manusia yang waras. Karena aku akan menyebutmu orang gila jika tidak pernah mengutuk kehadiran orang merepotkan seperti diriku.

Jika benar seperti itu, maka Jennie dengan lantang akan mengatakan ia adalah orang gila yang Lisa sebut. Karena sedetik pun di dalam hidupnya, Jennie tidak pernah membenci kehadiran Lisa. Menurut Jennie, adiknya itu seperti anugrah yang indah dari Tuhan.

Jika saja aku diberi kesempatan berada di sisimu lebih lama, aku akan menjadi adik yang baik kali ini. Aku tidak akan mengajakmu bertengkar.

Jennie Unnieku, terima kasih untuk segalanya. Aku menyayangimu, dengan begitu besar.

Jennie tersenyum, namun dia juga menangis. Selama ini, Lisa tidak pernah meminta maaf ketika menjahili Jennie atau mengajaknya berdebat. Siapa yang menduga jika Lisa merasa bersalah dengan itu?

"Seharusnya aku yang berterima kasih, Lisa-ya. Karena kau masih mau berada disini dengan rasa sakit itu." Jennie memeluk surat yang Lisa tulis. Ia akan mengabadikan kertas ini. Karena Lisa tak akan mungkin menguahi hal yang menurut Lisa sendiri sangat menggelikan.

Home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang