Chapter 6. Katak berudu

67 33 16
                                    

"Terkadang kita sendiri tidak menyadari perasaan yang kita rasakan,akan tetapi orang lain bisa mengenali dari tingkah laku kita bahwa kita tengah jatuh cinta"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang kita sendiri tidak menyadari perasaan yang kita rasakan,akan tetapi orang lain bisa mengenali dari tingkah laku kita bahwa kita tengah jatuh cinta"

Materi sejarah peminatan hari ini adalah membahas tentang kolonialisme yang terjadi di Indonesia. seperti biasa ibu sari menjelaskan terlebih dahulu sebelum memberikan tugas.

Saat ibu sari sedang fokus menjelaskan pandangannya beralih pada bangku belakang dimana dua anak laki-laki sedang berbicara sambil tertawa kecil menciptakan lelucon,pandangan ibu Sari tak luput dari mereka.

“Kalian berdua yang dibelakang main-main terus ya dari tadi ibu lihat,” Tegur ibu Sari. semua mata tertuju pada mereka termasuk Ara menoleh ke belakang.

“Wahyu,ambil meja dan kursi kamu pindah ke depan sebelah Ara. kamu ibu perhatikan dari tadi gak berhenti-berhenti bicara dibelakang,”

“Tapi bu-,” ucapan Wahyu terjeda dipotong ibu Sari.  “Pindah Wahyu,” perintah ibu Sari.  “Coba kalian jawab pertanyaan ibu,apa materi yang ibu terangkan tadi?” Tanya ibu sari pada Wahyu dan Fauzi.

Mereka terdiam sejenak.

“Gak dengarin apa yang ibu jelaskan. Wahyu bawa meja dan kursi kamu pindah ke depan sebelah Ara sampai pulang,” perintah ibu Sari mengulangi kalimatnya tadi.

Ara yang mendengar perkataan ibu Sari itu merasa tak percaya kenapa lagi dan lagi ia harus berurusan sama cowok itu.  Wahyu dengan tanpa dosa tersenyum sembari mengangkat meja dan kursinya disamping Ara. Ara menoleh ke samping kirinya terlihat Wahyu yang duduk dengan santai tersenyum padanya.

Ibu Sari yang masih memperhatikan Wahyu itu kembali membuka suara. “Wahyu ibu gak mau lihat kamu main-main lagi dalam belajar,” ibu Sari mengingatkan.

“Iya ibu Sari yang cantik Wahyu jadi anak baik ini,” ucapnya memandang fokus ibu Sari.

Ibu Sari hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Wahyu yang tak ada habisnya. tak mempedulikan lagi,ibu Sari pun kembali menjelaskan materi.

Wahyu melemparkan kertas ke meja Ara. Ara yang merasa fokusnya terganggu menoleh ke arah kertas yang dilemparkan itu melirik ke arah Wahyu.

Wahyu menaik turunkan alisnya seraya melihat ke arah kertas memberi kode pada Ara agar membacanya. Ara tak mempedulikan. ia kembali fokus memperhatikan ibu Sari,tak mau meladeni Wahyu yang mengganggu konsentrasinya.

“Stt stt stt,” Panggil Wahyu memberi kode.

Ara tetap mengabaikan.

“Ara,” Panggilnya berbisik. “Ra,stt stt,” Panggilnya pelan namun Ara pura-pura tak mendengar panggilannya.

“Stt ra,” panggilnya lagi.

Hingga ibu Sari melihat Wahyu yang sedari tadi mengganggu Ara. “Wahyu kamu ya udah ibu bilang jangan main-main lagi. sekarang kamu malah ganggu Ara yang sedang fokus memperhatikan,” peringat ibu Sari.

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang