Chapter 24. Hujan di jamkos

27 12 11
                                    

"Ada banyak kenangan disaat hujan,dan hal yang dilalui hari ini juga akan terangkai menjadi kenangan baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada banyak kenangan disaat hujan,dan hal yang dilalui hari ini juga akan terangkai menjadi kenangan baru. ya,
rintik hujan yang akan mengingatkan pada moment ini”
-Ara Sheana Maharani-

“Hujan dan sekolah ini menjadi saksi
tentang kisah kita berdua,Ra”
-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa-

Beberapa menit kemudian Ara pun sampai didepan rumahnya. “Kemana kamu di telfon nggak diangkat?” Tanya papa Ara dengan raut wajah sedikit cemas saat Ara sudah menginjakkan kakinya ke dalam rumah.

Rasya Abang kedua Ara itu berjalan menghampiri mereka. “Ada yang kasih izin kamu keluar sampai larut malam?” Rasya yang ikut menyusul dengan wajah cemasnya.

“Ini baru pulang ya kamu di telfon gak diangkat,” Sadewa datang menghampiri.

dikarenakan ponselnya silent dan tidak melihat jam di ponselnya. sehingga ia tidak menyadari waktu berjalan begitu cepat. Setelah menjelaskan semuanya akhirnya ibu,ayah serta abangnya itu pun bernafas lega mendengar penjelasan Ara yang tak terlihat kebohongan sedikit pun. “Yaudah lain kali jangan seperti ini lagi,” ucap papa Ara.

“Kamu anak gadis gak boleh selarut ini lagi pulangnya ya,kali ini abang masih berbaik hati,” ucap Rasya

“Jangan diulangi lagi,” ucap Sadewa dengan wajah seriusnya.

“Ingat pesan mama,papa,dan abang kamu,” ucap mama Ara.

“Iya ma,pa,bang,” Ara menampilkan senyumannya. “Syukur lah,” batin Ara

✿✿✿

Keesokan harinya,langit terlihat mendung pertanda akan turunnya hujan. canda tawa terdengar di dalam kelas IPS Berryl saat ini,dimana pagi ini sedang jam kosong.

“We,yu,ji tugas kita hampir selesai. nanti malam kita lanjutkan kalian wajib datang,” ujar Angga yang diangguki oleh Wahyu dan Fauzi.

“We lo tau gak, Ara sama Angga kemarin boncengan berdua,” ucap Rena memulai memanasi Wahyu.

Kia,Naya dan Via yang saat itu berada di kelas mendengar perbincangan mereka “Hah? Serius Lo?” Tanya Kiana.

“Ih Ra,ada Wahyu lo,” ucap Via memandang ke arah Ara.

“Iya,kemarin tu Rena dan Riska gak ada motordan yang memakai motor Ara,Riska dan Rena. Ara di bnceng Angga,” balas Rena.

Wahyu yang mendengarkan itu pun mulai terbakar api cemburu. “Kenapa bukan Ara yang naik motornya dan bonceng Riska atau Rena?” Wahyu membuka suara.

“Karena Angga kekeh pengen boncengan sama Ara,” balas Rena.

“Gata llo ngga,” Wahyu menatap Angga dengan tatapan yang tak bersahabat.

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang