Chapter 28. Perpisahan

27 9 7
                                    

"Ternyata inilah akhirnya,kedua netraku hanya dapat menatap nanar belakang punggung mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ternyata inilah akhirnya,kedua netraku hanya dapat menatap nanar belakang punggung mu.
pada akhirnya aku bukanlah epilog yang kau inginkan.
Kau adalah ketidakmungkinan yang selalu ada kata semoga di akhir cerita kita,meski aku dan kau tak pernah menjadi kita"
-Ara Sheana Maharani-

"Sekedar menatap tanpa ada kata terucap. matanya yang berbinar indah senyumnya yang lembut nan ramah.
tunggu aku beberapa saat lagi Ra,untuk mengucapkan kata yang belum sempat terucap"
-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa-

Sebulan kemudian..

Kini ujian akhir sekolah telah tiba tepat pada hari ini. mereka sudah dibagi dan dipisah untuk mengerjakan ujian itu,selama ujian suasana begitu hening tanpa ada suara yang terdengar sedikit pun.

Anak IPS Berryl mempunyai trik dan cara bekerja sama yang handal menggunakan kode tangan,wajah dll agar dapat memecahkan soal. ujian terus berlanjut hingga lebih dari satu minggu.

Usai ujian berakhir hasil ujian dan pengumuman kelulusan sudah tertempel pada dinding mading.
semua anak-anak berbondong-bondong melihat hasil pengumuman yang sudah tertempel di dinding mading.

"Kita lulus we," ujar Tania..

"Gak sia-sia gue belajar," sahut Fauzi.

"Lo nyontek juga sama gue dan yang lain,sok an hasil belajar," celetuk Rega.

"Hehe,thanks bro-bro gue," tutur Fauzi pada semua temannya itu.

"We foto dulu," ujar Ogi dengan mengarahkan kamera ponselnya.

'cekrek'

"Wajib kita rayakan si kelulusan," ujar Nelsa.

"Dimana bagusnya?" Tanya Angga.

"Kita voting dulu seberapa banyak itu yang kita pilih tempatnya," ujar Ara.

"Ide bagus tuh,gue setuju," balas Naya.

"Setuju," ucap mereka semua serentak.

Setelah melihat hasil kelulusan itu mereka pun kembali ke kelasnya.

"Untuk tempat kita rayakan kelulusan,ntar di grup kabari aja," balas Rega.

"Voting dulu,suara terbanyak itu tempatnya nanti," balas Kiana.

"Nay,ikut gue," Fauzi menarik tangan Naya menuju keluar kelas.

"Kenapa?"

Fauzi mengatur nafasnya sebelum memulai. "Gue suka sama lo nay,"

Hening.

"Lo-," ucap Naya terhenti saat Fauzi memotong ucapannya.

"Gue suka sama lo udah dari awal nay,maafin gue karena terus cari gara-gara sama lo,itu semua gue lakuin untuk mendapatkan perhatian dari lo nay," ungkap Fauzi.

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang