Chapter 25. Pulang bareng?

38 14 13
                                    

"Kedekatan itu tercipta dari beberapa hal yang tak kita duga"-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kedekatan itu tercipta dari beberapa hal yang tak kita duga"
-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa-

“Ya ampun.., kalian berdua kemari,” ucap ibu Wina selaku guru BK.

“Eh ibu Wina,kok ibu makin cantik sekarang,” ucap Wahyu mencoba mencairkan suasana agar ibu Wina berbaik hati tidak memberikan hukuman.

“Siapa yang menyuruh kalian bermain hujan kayak gini?” Tanya ibu Wina.

“Maap bu,salah Wahyu karena ngeledek Ara jadi mengejar saya sampai hujan-hujanan,” Wahyu mengakui kesalahannya.

“Kamu ternyata biangnya, kalian berdua buat surat perjanjian “saya berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi” sebanyak 25 lembar hari ini,” perintah ibu Wina.

Meskipun ibu Wina begitu dekat dengan Wahyu seperti teman tetapi ibu Wina tetap tegas dan profesional selaku guru BK ia harus berlaku adil.

Ara melotot mendengar perintah dari ibu Wina itu. “ 25 lembar Bu?” ulangnya lagi. sebanyak 25 lembar yang benar saja dan itu harus di selesaikan hari ini juga?.

“25 lembar harus siap hari ini bu?” Tanya Wahyu.

“Iya,” balas ibu Wina datar.

“Bu,kasih keringanan sebanyak itu dalam hari ini gak sempat bu,” bujuk Wahyu.

“Nggak ada. harus 25 lembar dan selesai dihari ini juga biar kalian jera,”

“Bu,bisa gak waktunya diperpanjang 2 harian?” pinta Ara sedikit gugup.

“Baik lah,ibu kasih waktu 2 hari. surat perjanjian sudah harus selesai selama dua hari langsung kasih ke ibu di ruang BK,” ucap ibu Wina.

“Siap bu,laksanakan,” ucap Wahyu seraya memberikan hormat pada ibu Wina.

Ibu Wina pun kembali berjalan meninggalkan mereka. “Gara-gara lo sih,gue jadi kena juga kan. mana tugas masih banyak belum selesai,” gerutu Ara.

“Iya gue salah,maap deh,” ucap Wahyu.

Ara tak membalas apapun perkataan Wahyu,ia melangkah memasuki kelas dengan seragam yang sedikit basah. mengambil bukunya dan langsung menulis surat perjanjian itu. “Maap ya,” tutur Wahyu.

Ara tetap tak menjawabnya. “Lo marah-marah sama gue gini ntar kesambet setan jarkep loh,” ujarnya mencoba membujuk Ara.

“Apa sih,gue mau bikin surat perjanjian. Lo mending nyicil juga bikin dari sekarang,” balas Ara masih dengan wajah kesalnya.

“Lo gak cocok marah lo lebih cantik kalau senyum. mana senyumnya sini coba lihat,” Wahyu membujuknya seraya mencuri-curi pandang Ara. Ara masih membuang muka mencoba untuk tenang walaupun jantungnya berdetak kencang tak karuan sedari tadi dengan perlakuan Wahyu padanya.

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang