Chapter 18. Ungkapan isi hati?

27 15 11
                                    

“Ingin rasanya mengungkapkan apa yang dirasakan oleh hati,tetapi aku takut sebuah penolakan yang kudapatkan karena dihati mu masih ada dia,masa lalumu”-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa- 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ingin rasanya mengungkapkan apa yang dirasakan oleh hati,tetapi aku takut sebuah penolakan yang kudapatkan karena dihati mu masih ada dia,masa lalumu
-Wahyu Radiansyah Cakrawangsa- 

Hari ini adalah hari senin hari dimana ucapara akan dilakukan,terdapat seorang gadis yang tengah berlari di jalan raya dengan wajah paniknya. gadis itu yang tak lain adalah Ara. Ara berlari-lari mengejar waktu sembari terus menatap jam yang melingkar pada tangannya. 

KRING KRING

Bel pertanda masuk terdengar jelas pada pendengaran Ara. gadis itu hampir mendekati sekolahnya “Duh gue telat lagi nih. mana belum piket,” gumamnya. ia memasuki pekarangan sekolah,langkahnya berhenti sejenak nafasnya memburu “huftt hampir aja. sumpah capek banget.” nafas Ara memburu.

Terlihat semua anak sudah berbaris di lapangan hendak memulai upacara. Ara hendak kembali berjalan menuju kelasnya, langkahnya terhenti setelah mendengar ada sebuah suara yang menghentikannya. “Kamu berhenti,” Ara menampilkan senyum kakunya “I-iya bu?” Tanyanya sedikit ragu,” “Duh mampus kenak lagi,”

“Kamu tahu kesalahan kamu?” 

“T-tau bu,maaf bu tadi say-“ ucapnya terhenti kala ibu Wina kembali membuka suara.

“Masuk kebarisan,” Tunjuk ibu Wina pada sekumpulan anak yang datang terlambat.

“T-tapi bu-“ ucapannya kembali terhenti. 

“Ibu gak mau alasan,kamu telat 1 menit tetap di nilai telat.” tegas ibu Wina.

Tak mau melawan Ara pun pasrah menuruti perintah dari ibu Wina itu dan berbaris pada barisan yang ibu Wina perintahkan. “Heran,perasaan tadi jam masih lama mangkanya gue sengaja perlambat tapi malah jadi telat lagi ya walaupun telat semenit tetap juga di cap murid telat. lo sih ra kemaren udah telat sekarang telat lagi mana lagi gue belum piket.” batin Ara mendumel.

“Tas kalian titipkan ditempat security,” suruh ibu Wina.

Mereka pun menitipkan tasnya di tempat security.  setelah menitipkan mereka pun kembali pada barisan.

Terdapat seorang anak laki-laki baru saja datang dan berbaris di sebelahnya membuat Ara menoleh pada laki-laki di sebelahnya itu. anak laki-laki itu pun turut menoleh memandang Ara. “Eh Ara,” sapa Wahyu. “Udah degil sekarang ya,telat terus dari kemarin,” ucap Wahyu.

Ara menoleh. “Terus lo sekarang gak telat?” 

“Kalau abang udah biasa dek,dek Ara kenapa telat mau jadi anak nakal sekarang,hm?”

OUR STORY IN THE WHITE GRAY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang