08. Hari yang melelahkan

86 6 1
                                    

🌸HAPPY READING 🌸

...

"Huaam." Lex bangun pagi pagi sekali sambil menutup mulutnya karena menguap. Dia baru tidur pukul 3 pagi setelah selesai membuat koreografi di buku miliknya.

Lex bangkit dari tidurnya lalu segera menuju ke kamar mandi, Masih ngantuk tapi ia tidak boleh telat. Harus memberikan contoh yang baik untuk anggota nya. lagi pula ia jarang sekali bangun telat. Leader harus disiplin no telat telat.

Kalau sudah bangun pasti dia kan sulit tidur kembali.
Kalau sampai Lex bangun kesiangan berarti ia sangat kelelahan.

"Punya siapa ini?."

Lex menatap sabun mandi di genggamnya, aneh? punya siapa ini? kok bisa ada di sini? atau mungkin orang yang menempati tempat ini baru pindah setelah perusahaan menyewa nya. tertinggal begitu saja di sini benarkah?

Tapi kalau di liat liat sepertinya baru di pake.

Banyak kejadian janggal yang Lex alami setelah sehari di sini, Meskipun sudah Lex anggap sebagai rumah sendiri, tetap saja ini tempat asing baginya dan jelas saja butuh adaptasi lagi.

Lex membuang semua pikiran negatif yang bersarang di otaknya, Semoga saja rumah ini aman untuk mereka tempati.

Setelah selesai, Ia memakan roti yang tadi malam sempat ia beli,lumayan masih tersisa 2 bungkus. lalu bergegas menuju perusahaan. Jalan kaki juga akan sampai karena perusahaan nya sangat pengertian agar tidak membuang buang waktu dan ngirit juga pastinya.

Tapi sebelum ke perusahaan bukankah lebih baik jika berangkat bersama sama?

"Kerja lagi, kerja lagi. Kerja terus mau jadi apa coba? pacar aja ngak punya. gini amat dah jadi gue. " Gumam Lex seorang diri. Dia berjalan menuju ke kamar sebelahnya, kalau sampai mereka telat awas aja.

Lex sudah menduga kalau ke dua temannya itu masih molor.

"Awas aja kalau belum pada bangun. "

Serumah kalau sampai telat nanti akan Dia hukum lihat aja.

Lihatlah kamar mereka masih tertutup dengan rapat, dan sepertinya tidak ada tanda tanda kehidupan di sana.

"Bangun... bangun... bangun. "Seru Lex sambil mengetuk pintu kamar Iwan dan Gibran dengan keras.

Namun, tetap saja tidak bangun bangun juga, lelaki itu selalu saja susah untuk di bangunkan.

Jam berapa ini!

"Masih pagi ini woiii." Gerutu Iwan ketika Lex terus saja meneriakinya.

Nyawanya masih belum terkumpul.

Lex masih terus menggedor-gedor pintu kamar mereka.

"Ini udah jam 7 kurang sepuluh menit. Belum bangun juga. nanti terlambat terus yang di omelin siapa?. "

"Leader nya lah." Ujar Iwan keras, biar saja Lex marah nanti padanya. Dia akan menghadapi nya dengan gentleman.

Iwan ngak ada takut-takutnya.

"Morning Pak Leader, jangan berisik napa sih." Ucap Gibran.

"Kalau ngak berisik lo pada ngak bangun bangun."

"Ini kita bangun nih." Ujar Iwan.

"Mandi sono. "

"Mandiin lah." Ujar Gibran tanpa tau malunya.

Lex mengernyit kan dahinya. dasar bocah.

"Yuk, Gua mandiin pake air panas."

"Bersih kagak, mateng iya!"

Prince Ambisius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang