3. Hal Yang Tidak Terduga

113 9 0
                                    

‼️VOTE AND COMMENT FOR SUPPORT AXELLION‼️

Siapa yang udah nungguin Panglima kita??? Siap siap, chapter kali ini lumayan panjang!!

Play Mulmed
-
Gone, Rose Blackpink

Happy Reading ❗ 💗


🏁🏁🏁


Matahari pagi ini cukup terik, seolah mendukung tiap insan untuk bergelut dengan masing masing aktivitasnya. Lorong kelas tampak sepi, menandakan sudah dimulainya kegiatan belajar mengajar di Star high school, namun terlihat dua manusia berbeda generasi tengah berjalan dikoreedor kelas.

Gadis dengan bando navy menghiasi rambut bergelombangnya mengekor patuh wali kelas yang berjalan didepannya, mereka hendak menuju perpustakaan guna mendapatkan beberapa buku pelajaran.

Aurel memberhentikan langkahnya, ia menghela nafas lega hampir menabrak guru didepannya karena secara tiba-tiba wali kelasnya yang bernama Bu Henny itu berhenti mendadak. Dengan penasaran, gadis itu melengok guna melihat hal apa yang membuat Bu Henny berhenti, Netra ungu nya membulat kala diujung koreedor sana terlihat Axell berjalan santai dengan penampilan urakannya, lengkap beserta tas yang ia gendong. Pemuda itu terlihat santai walau aksi terlambatnya sudah dilihat oleh seorang guru. Segera Aurel kembali diam dibelakang tubuh Bu Henny yang tubuhnya dua kali lebih lebar dari dirinya.

"AXELL!!" Teriakan menggema dari bu Henny membuat Axell berdecak malas, ingin kabur pun percuma karena ia sudah terlanjur dilihat oleh guru killer yang satu itu, sudah pasti ia akan dikejar kejar sampai ia mendapatkan hukumannya.

"Kenapa bisa terlambat? Sudah gitu manjat tembok sekolah lagi. Gerbang sekolah kan ada, mau jadi apa kamu manjat manjat gitu, Axell?" semprot Bu Henny panjang lebar. "Walaupun kamu lolos dari para osis, kamu ga bisa lolos dari saya." lanjutnya geram.

Axell mengangguk, "Iyalah, kan ketahuan nya sama ibu,"

"MELAWAN KAMU, AXELL?!!"

Axell mengerutkan dahinya. Bukan, bukan karena bentakan dari bu Henny, melainkan karena suara kekehan kecil yang berasal dari belakang tubuh gurunya itu, karena penasaran ia melirik sekilas, beruntung tinggi tubuhnya melebihi bu Henny sehingga ia bisa melihat gadis dengan bando navy yang tengah menundukkan kepala.

"Lihatin apa kamu, hah? sekarang ke lapangan, hormat ke bendera selama 30 menit." Titahnya, menunjuk lapangan luas yang berada tepat dipinggir koreedor kelas.

Axell memutar bola mata malas, "Tuh, cewek dibelakang ibu ngetawain Axell." ucapnya, membuat Aurel yang mendengar itu kontan menutup rapat bibirnya.

Ketika Bu Henny menggeser tubuhnya, kini terlihat jelas lah wujud Aurel yang sedari tadi tertutup. Gadis cantik itu terlihat kikuk kala ia mendapatkan tatapan tajam Axell yang menyorotnya.

"Ibu sampai lupa kalau ada Aurel, begini saja, ya, Aurel. ibu minta tolong untuk awasi berandalan satu ini, ibu yang akan ambil buku buku kamu di perpustakaan." pinta bu Henny.

Aurel membulatkan matanya, ia segera menatap bu Henny dengan wajah memelas. "Tapi, bu--"

"Cuma awasi Axell dipinggir lapangan, jaga jaga kalau anak nakal ini lari dari hukumannya." perintah dari wali kelasnya ini terkesan tak ingin dibantah, mau tak mau Aurel menganggukkan kepalanya setuju.

"Tunggu apalagi Axell, cepat ke lapangan utama atau kamu lebih milih masuk ruang bk?" Ancaman dari bu Henny segera Axell patuhi, masuk ruang bk adalah hal yang pemuda itu hindari, lebih baik panas panasan dilapangan luas itu daripada mendengar ceramah berjam jam lamanya, belum lagi orangtuanya pasti akan dipanggil.

AXELLION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang