9. Ruangan Osis

114 5 0
                                    

AXELLION BACK!!!

VOTE AND COMMENT ‼️

Play Mulmed

-

Can I Be Him, James Arthur

chap ini lumayan panjang!!

🏁

–––Yakin masih mau belajar? ini bukan materi penting buat perjalanan kehidupan, cuma sebatas hal yang gak berguna." Nasihat itu terucap dari bibir seorang pemuda dengan mata elang khasnya, tidak tajam namun terkesan teduh karena manik coklatnya yang menenangkan. Diliriknya gadis yang umurnya tiga tahun lebih muda darinya.

"Kak sky nyesel ngenalin hobi Kakak ke aku?"

Kontan Sky mengangguk. "Udah dibilang kalau ini gak berguna kan?"

"Gak ada hal yang gak berguna, Kak. ini lebih baik daripada belajar masak sama Mami."

"Ngawur." Sky raup wajah Aurel. "Setidaknya kamu harus belajar dasar dasarnya, hidup gak melulu diatas Aurel, seluruh kekayaan yang kamu punya itu pure kerja keras Om Erland dan Tante Rania. Bukan milik kamu seutuhnya, paham my bear?"

Aurel mengangguk. "Um. Nanti aku belajar."

Kini keduanya berada disebuah tol yang belum terpakai dan masih dalam tahap pembangunan. Ya, hobi yang dimaksud keduanya merupakan hobi memacu mesin, melesat bak setan menantang kematian. Awalnya sky hanya iseng mengenalkan hal ini kepada Aurel, dan tidak ia sangka gadis itu malah menyukainya. Aurel perhatikan kedua tangan juga kaki sky yang tampak lihai mengendarai, memutar kemudi lincah sampai suara mesin mobil itu terdengar mengudara mengisi kekosongan disekitar. Otak nya merekam sempurna dan memastikan tidak ada satupun yang terlewatkan.

"Kak Sky mau jadi pembalap?"

"Ya, bareng Abang lo juga."

"Kalau begitu ajarin aku sampai bisa se keren kakak, aku mau ikutan"

Gelak tawa Sky mengudara, tak menampik bahwa gadis yang sudah ia kenal sedari kecil ini memang memiliki perangai yang sedikit berbeda dengan perempuan lainnya. Ditepuknya pelan pucuk rambut Aurel, senyum manis nya mengumbar, aroma parfum Sky mencuat menusuk penciuman Aurel––––

Dugh' Dugh' Dugh'

"AUREL...,"

"AURELLIA...,"

"AURELLIA RUBYANNA!!"

"Uh?!" Lamunan Aurel buyar ketika merasakan lengannya disenggol kuat. "Kenapa?" dengan tampang polos dan mata yang masih mengerjap, Aurel tatap Keisya dan dengan enteng ia senggol balik lengan teman sebangkunya itu hingga membuat Keisya hampir terjerembab jatuh, cepat cepat Aurel tarik kembali Keisya sebelum gadis itu benar benar menubruk lantai kelas, sontak seisi kelas menyemburkan tawa.

"S-sorry Kei–––"

"Hadep depan dulu bego." Keisya mendesis.

Dahi Aurel mengerut, "Emang kenap–––"

"AURELLIA!!!"

Aurel berjengit ketika suara menggelegar itu menguar memanggil nama nya dengan intonasi lantang, cepat cepat gadis itu tegakkan tubuhnya lalu menghadap kearah depan, membalas tatapan Pak Dadang yang sudah lebih dulu menatapnya dengan sorot tajam menahan amarah. Suasana kelas yang sempat penuh tawa kontan menyusut kala mendapatkan sorot tajam dari Guru Matematika tersebut.

AXELLION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang