Liel mendiamkan kakaknya lagi untuk yang kesekian kalinya. Hal ini akan selalu terjadi setelah mereka berdebat walaupun perdebatan itu kecil. Gama pun tidak akan langsung membujuk adiknya dan malah menunggu berapa lama Liel bisa tahan tak bicara dengannya.
Sampai di sekolah pun Liel sama sekali tak melirik kakaknya. Ia langsung turun dari mobil diikuti oleh Tio. Liel sudah melangkah lebih dulu tanpa berpamitan sedangkan Tio tertawa canggung.
"Kak, gue duluan ya!" ujarnya pada Gama sebagai sopan santun sekaligus mewakili Liel.
Gama mengangguk singkat. Masalah Liel yang mendiamkannya tidak perlu terlalu heboh karena dia sudah sangat terbiasa dengan hal itu.
...
"Bisa-bisanya ya lo!" amuk Tio pada Liel yang sudah duduk santai di kursinya.
"Apa?"
"Pake acara ngambek segala sama kak Gama. Nanti kalau dia ngamuk lagi gimana?!"
"Nggak peduli," sahut Liel dengan ekspresi jengah.
Tio menghela nafas panjang. Ia masih terbayang-bayang dengan kejadian kemarin namun pelakunya malah terlihat santai.
"Lain kali kalau lo mau ke tempat itu lagi jangan ngajak-ngajak gue! Udah kapok gue diamuk kakak lo!"
Tio tidak ingin bermasalah lagi dengan Gama, si kakak protektif itu. Dia hanya ingin pertemanannya dengan Liel aman damai tanpa ada perselisihan yang cukup menegangkan seperti kemarin. Agaknya dia harus membimbing Liel ke jalan yang benar. Setuju, kan?
Setelah guru masuk mereka akhirnya belajar hingga waktu istirahat pertama tiba dan semua siswa-siswi bisa berkeliaran di luar kelas.
"Gue mau bakso,"
"Tapi jangan pedes," sahut Tio pada permintaan Liel.
"Terserah."
Tio sangat senang melihat Liel yang bisa diajak kerjasama seperti ini. Liel yang penurut itu sangat jarang ditemui. Tak heran Gama selalu naik pitam menghadapinya. Seharusnya hal itu wajar karena Liel adalah anak laki-laki dan juga anak bungsu, umurnya pun masih sangat muda, jadi nakal adalah hal lumrah bagi anak seusianya.
Tio datang membawakan semangkuk bakso polos pesanan Liel yang dimodifikasi olehnya. Tio sendiri memesan mie yamin dan minuman mereka tentu air mineral serta es teh manis yang tak pernah ketinggalan.
"Btw hari minggu tante Sera sama om Herry nikah, kan?"
Tio baru ingat kalau pernikahan mama Liel tinggal beberapa hari lagi. Keluarganya sudah mendapatkan undangan. Melihat ekspresi Liel yang begitu santai terkesan tidak peduli membuatnya agak khawatir dengan hubungan anak itu dan ayah tirinya nanti.
Tak ada jawaban dari Liel membuat Tio kembali bertanya, "Lo nggak suka sama calon papa tiri lo?"
"Nggak," jawab Liel akhirnya.
"Kenapa tuh?"
"Karena dia angkuh. Gue nggak suka dia yang bersikap seolah gue harus patuh sama dia. Dia sama kayak Gama, suka ngatur-ngatur."
"..."
Tio bingung harus merespon bagaimana. Sebenarnya dia juga sangat mengerti posisi Liel yang terkekang dan dia bahkan sempat menyalahkan Gama yang terlalu posesif pada adiknya, namun terkadang Liel itu memang harus diawasi secara ketat. Anak itu selalu melakukan hal-hal yang menguji adrenalin nya sendiri bahkan orang lain juga. Liel suka sekali membuat orang khawatir saat anak itu diberi kebebasan walau sebentar. Jadi, tak ada salahnya juga mama dan kakaknya menjadi begitu protektif padanya.
"Nggak papa kali. Nambah satu doang, nggak bakal ngaruh, Liel."
"Lagian sama kak Gama yang menurut gue udah serem aja, lo masih berani ngelawan. Om Herry doang mah nggak ada apa-apanya bagi lo," tambah Tio yang membuat Liel tiba-tiba tersenyum.
"Bener juga. Kakak gue aja gue lawan, apalagi dia? Papa tiri doang. Selagi nggak nyakitin mama, gue bebas lakuin apapun yang gue suka dan gue pengen. Kakak atau siapapun itu nggak bisa ngelarang gue!"
Tio hanya merespon dengan mengangkat jempolnya setelah memeriksa sekitar takut Gama tiba-tiba datang dan mendengar percakapan mereka. Tio harap ucapan tidak akan menjadi penyebab dari semangat memberontak yang Liel miliki.
_____________
Tbc>Haii, Liel udah up lagi nih! Aku minta maaf karena update Liel nggak teratur dan ini udah telat dua minggu atau lebih? Maaf banget ya karena aku nggak profesional. Bagi waktu buat nulis aja susah banget kayaknya, wkwk. Aku usahakan yang terbaik untuk chapter-chapter berikutnya.
Kata-kata semangat memberontak buat Liel di sini ya>>
See you next part 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of Liel [On Going]
Ficção Adolescente----- Liel si anak bungsu yang keras kepala dan sulit diatur memiliki Gama, seorang kakak yang sangat protektif dan keras dalam mendidik. Liel sangat tidak suka dengan sikap sang kakak ditambah lagi kedatangan seorang ayah tiri yang membuatnya semak...