tiga

175 10 0
                                    

.
.
.

𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!!

𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂
𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :)

»»————> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <————««

.
.
.


Pagi hari

Vani sedang menyiapkan sarapan di atas meja, setelah semuanya beres, ia mengambil napan Nasi dan meletakkan beberapa makanan disana lalu melihat suaminya dengan tatapan tajam.

" Mana kunci gudang?"
"Jangan sampai anakku mati kelaparan gara-gara tidak ada makanan" -ucapnya dengan perasaan marah, tentu saja marah siapa yang tidak akan marah jika anaknya dikurung selama satu Minggu.

"Ada di kamar" jawab Bagas dengan santai dan kembali menyendokkan nasi untuk ia masukkan kedalam mulutnya.

Vani naik ke atas menuju kamarnya dan kemudian kembali ke meja makan untuk mengambil napan berisi makanan yang sudah dia siapkan untuk vano.

Vano yang berada dalam gudang merasa kedinginan dan sedikit pusing, sepertinya ia sedang tidak enak badan. karna semalaman tidur di lantai tanpa alas da tanpa sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhnya.

Dengan malas ia berjalan untuk membuka pintu, tapi pintu itu tidak terbuka. ah iya dia  lupa jika ia sedang dihukum oleh pak tua itu

Suara langkah kaki terdengar dari luar semakin lama semakin dekat dan...

"Ceklek"

"Vano, ini bunda bawain kamu sarapan" ucap Vani seraya menaruh Napan itu di lantai

"Bun kayaknya aku demam deh, boleh ya aku keluar dari sini?" Mohonya.

"Disini juga dingin banget, emang bunda mau anak ganteng bunda ini tidur di lesehan kayak begini?" Tanya vano dengan becanda.

" Kamu seriusan demam?"
"Yaudah kalau gitu kamu keluar aja dari sini, ayah kamu memang  udah gila ngurung anaknya disini" ucap Vani dan menuntun avan bangun untuk menuju kamarnya.

"Lho kenapa kamu keluarin dia" tanya Bagas.

"Vano sakit jadi aku bebasin aja dia, lagian kenapa pake hukum-hukum segala sih, padahal semalam kamu udah nampar dia. Harusnya itu cukup untuk menetralkan emosi kamu" vina.

"Ini malah ngehukuk anakku seenaknya" kata Vina.

Vino yang melihat hanya memutar bola mata malas, bagaimana tidak bundanya jika sudah menyangkut vano pasti sangat khawatir, berbeda dengan dirinya. Dia masuk rumah sakit aja, bunda lebih mentingin kesibukannya dari pada menjenguk dirinya.

Memang mereka memiliki kasih sayang yang berbeda, vano yang dimanjakan oleh sang ibu. Dan vino yang selalu dibanggakan oleh sang ayah.

"CK, cuma demam kalii, gausa dimanjain banget, lagian bunda percaya banget klo dia sakit. Mana tau itu cuma akal akalan dia biar bisa cepat-cepat bebas dari hukuman " ledek vino.

"Vino kok kamu ngomongnya gitu sih, abangmu ini emang lagi sakit, badannya aja panas" ucap Vina.

"Iya deh iya, sipaling anak mami" ucap vino dengan nada meledek.

Lalu Vani mengantar vano menuju kamarnya dan Bagas berangkat bersama vino untuk melakukan kegiatan masing masing.

" CK bosen banget gue dirumah,mana gada hp, motor dijual "

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang