dua belas

120 8 0
                                    


𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!! 

𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂 

𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :) 

»»----> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <----««

.

Di teras rumah terlihat Bagas yang baru saja keluar dari dalam dan membawa payung untuk anaknya. Ingat anaknya vino bukan Vano begitu turun dari mobil Bagas langsung memayungi vino dengan payung yang tadi ia pegang. 

sedangkan Vano yang melihat kedua orang itu hanya tersenyum getir. memang apa yang ia harapkan jangankan khawatir bahkan ayahnya tidak melirik vano sedikitpun padahal di dalam mobil mereka duduk bersebelahan 

tanpa menunggu lama lagi, ia langsung menuruni mobil yang tadi ia tumpangi dan langsung berlari ke rumah dengan memegang tas di atas kepalanya guna melindungi tubuhnya agar tidak basah 

Walaupun jarak taxi dengan rumahnya tidak terlalu jauh, hanya beberapa langkah dari situ tapi hujan turun sangat deras bahkan sudah menggunakan tas untuk berlindung saja tubuhnya tetap basah, apalagi jika tidak menggunakan pelindung apapun.

Vano melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah dan menatap malas kepada dua orang yang berada di depannya, kemudian cepat-cepat ia naik ke atas untuk membersihkan dirinya.

Setelah membersihkan dirinya Vano berjalan menuju ranjangnya dan menidurkan dirinya. ia merasa kesal sampai-sampai dirinya bangun dari tidur

"Ck sialan banget tu anak" umpatnya sambil menendang meja nakas yang ada disampingnya, diakhiri oleh ringisan yang keluar dari mulut sang empu karna merasa sakit di kakinya

.

.

.

.

.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan vano turun dari ranjangnya karna ia sudah merasa lapar

saat ia melangkahkan kakinya turun dari tangga, ia bisa melihat bahwa di bawah juga ada dua orang yang sedang menikmati makanannya, dengan malas ia berjalan kearah meja makan dan duduk disana.

Tapi sayangnya tidak ada makanan di atas meja. Lebih tepatnya tidak ada untuk dirinya, karna ia bisa melihat jika ayah dan saudaranya sedang menikmati makanann tanpa memperdulikan dirinya

"Brengsek" umpatnya dengan suara kecil tapi Masi bisa didengar oleh Bagas dan vino

"Kalau mau makan masak, jangan ngumpat" ucap Bagas dengan sarkas, kamudian ia melihat vano yang langsung berjalan ke arah dapur tanpa mengatakan apapun.

Di dapur Vano tidak memasak masakan yang meribetkan karna dia sudah terlalu lapar, jadi ia putuskan untuk memasak mie instan saja.

"Yah, habis ini vino mau keluar boleh nggak" tanyanya hati-hati kepada sang ayah, lantaran takut jika tidak diizinkan keluar

"Memangnya mau kemana malam-malam begini" -bagas bertanya kepada sang anak

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang