𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!!
𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂
𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :)»»————> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <————««
.
.
."Kamu tau gara gara kamu ga beresin meja makan tadi, saya harus mengundur waktu saya untuk kerja dan meninggalkan berkas penting saya" -bagas
"Itu urusan ayah bukan urusan aku" sahutnya dengan enteng tanpa mengetahui konsekuensi yang akan ia dapat hanya karna beberapa kata yang keluar dari mulutnya
"Kamu benar-benar minta dihukum ya. Heran aku kenapa bisa punya anak yang keras kepala kayak kamu"
"Nyesal saya kenapa ga buang kamu pas kamu lahir" -ucapnya yang sudah tersulut emosi saat mendengar jawaban Vano kemudian ia memilih pergi dan menutup pintu itu dengan kasar
Vano yang mendengar ucapan sang ayah seolah tak membutuhkan dirinya. hanya memandang pilu ke arah pintu yang sudah tertutup itu. Perlahan ia menundukkan kepalanya dengan senyum yang ia paksakan beberapa bulir bening mulai membasahi pipinya yang yang sudah memerah akibat tamparan Bagas tadi.
ia langsung meniduri tubuhnya untuk beristirahat. Semoga saja ia tertidur dengan nyenyak malam ini dan pagi segera tiba agar ia bisa keluar dari neraka ini. Bukan ini bukan neraka ini adalah rumahnya tetapi untuk Vano ini adalah neraka baginya
Di bawah terlihat vino yang sedang menikmati acara makan malamnya seorang diri tanpa didampingi siapapun. Ia memakan makanannya begitu nikmat sebelum akhirnya vino melihat sang ayah yang baru saja turun dari atas yang ia yakini bahwa ayahnya baru saja memarahi vano. Tanpa mengatakan apapun bagas langsung ikut duduk di kursi yang ada di meja makan
"ayah dari mana" tanya vino basa basi.
"ayah barusan ngasi anak sialan itu hukuman" sahut Bagas dengan wajah yang masih terlihat memerah akibat menahan marah.
"ayah hukum dia ?" Tanya vino penasaran.
"ayah cuma ngingetin dia supaya nggak jadi anak bengal dan keras kepala. tapi setiap ucapan yang keluar dari mulut ayah, pasti ada aja yang disahuti sama tuh anak" ucap Bagas dengan menghela napas kasar.
"makanya ayah jadi orang tua jangan terlalu keras. Ngga salah Vano juga sebenarnya kalau dia ngelawan, ayah terlalu keras sama dia makanya dia sekarang jadi pembangkang gitu" peringat vino pajang lebar.
"kok kamu malah ngebela dia sih, ayah kan kayak gini juga gara gara dia sendiri" ucap Bagas tak terima jika dirinya disalahkan.
"terserahlah males aku ngomong sama ayah" sergah vino kemudiania langsung bangun dari duduknya meninggalkan meja makan.
"dia kenapa sih tiba-tiba berubah gitu" gumam Bagas dengan heran sambil melihat vino yang trus berjalan menaiki anak tangga, tak ambil pusing kemudian ia langsung mengambil makanan yang ada di atas meja untuk ia makan.
sedangkan vino terus berjalan hingga ia berhenti di depan pintu kamar vano. rasanya sudah sangat lama ia tidak berinteraksi dengan saudaranya itu layaknya saudara pada umumnya, lama merenung didepan pintu kamar saudaranya, ia ingin sekali rasanya masuk kedalam dan menyakan keadaan sang Kakak tapi egonya begitu besar dan rasa benci nya mengalahkan semua rasa perhatian dia kepada saudaranya. ia menepis semua pikiran yang berputar di otaknya dan kembali melangkah untuk menuju ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
De TodoTentang dia yang dibenci oleh saudaranya hanya karena kesalahan yang tidak ia perbuat . . . . . Penasaran ? Ayo mampir siapa tau suka