sebelas

279 13 0
                                    

     𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!!

𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂
𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :)

»»----> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <----««

.
.
.

  "Semenjak bunda pergi sekarang kita jarang ngumpul. Bahkan ngumpul cuma pas sarapan sama makan malam doang" -vano berbicara dengan tangan yang masih setia mengelus batu nisan ibunya

"Padahal dulu waktu Masi ada bunda dirumah kita sering banget ngumpul-ngumpul bareng bahkan sampai dalam keadaan ngga penting pun masi bisa ngumpul" vino terkekeh dengan senyum yang ia paksakan Kemudian ia menghela nafas kasar sebelum melanjutkan perkataannya.

"bunda nggak akan marah kan kalau aku sering berantem sama vano, sekarang ayah jadi benci sama vano karna ulah dia bunda jadi pergi. Aku juga benci sama dia, jadi bunda nggak marah kan karna aku membenci pembunuh seperti dia ?" -tanyanya kepada sang ibu yang sudah jelas tidak akan menyahuti semua perkataannya 

"sebenarnya vino juga kasian liat Vano setiap di dihukum atau dimarah ayah. tapi dia sendiri yang suka cari gara-gara sampai buat ayah marah sama dia, walaupun Vino benci sama vano, tapi rasanya sakit setiap kali liat dia dihukum sama ayah. Vino mau ngelarang pun rasanya berat karna vino Masi belum bisa ngelupain kejadian dimana bunda pergi karna gara gara dia" -ucapnya dengan panjang lebar sebelum akhirnya mencium batu nisan sang ibu

.

.

.

.

.

satu sisi di kelas vino terlihat teman temannya yang sedang berkumpul di kantin sekolah

"Ray emang beneran vino kurang sehat" -tanya Adit kepada teman di sebelahnya itu

"Gue juga nggak tau tu anak kenapa ngga sekolah" -adit

"Iya, biasanya juga kalau dia ngebolos pasti juga kesekolah dulu baru ngebolos" - sahut Rey yang duduk dihadapan rayen dan Adit

"Gue rasa ada yang nggak beres nih" - ucap rayen dengan raut wajah yang curiga

"Coba telfon deh siapa tau emang dia lagi sakit atau apa gitu" -suruh Rey kepada temannya itu

Adit mengangguk tanda mengiyakan apa yang diperintahkan oleh Rey barusan, dan Adit tampak mengeluarkan ponselnya dari saku celananya

Kemudian ia membuka ponselnya kemudian mencari nomor vino dan langsung menghubungi seseorang yang sejak tadi mereka perbicarakan.

Rayen dan Rey terlihat begitu memerhatikan Adit yang sedang menelfon vino. mereka tampak bingung saat melihat Adit tak kunjung bicara dengan orang diseberang telfon. dan mereka semakin dibuat bingung saat melihat Adit manaruh ponselnya di atas meja seraya kembali memakan makannya yang sempet terjeda tadi

"Kenapa dit" -tanya rayen

"Yang angkat cewe" -adit

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang