tiga belas

148 13 5
                                    

𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!! 

𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂 

𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :) 

»»----> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <----««

.


"Vin, Lo yakin mau minum ntar ketauan bokap Lo gimana ?" -rayen meyakinkan agar vino tidak menyesal nantinya, karna minuman itu pasti akan meninggalkan bau 

"Coba sedikit gapapa kali, emang gue kayak Lo kalau udah minum bisa habis satu ember" -sambungnya dengan sedikit mengejek dan disambung tawa oleh yang lainnya .

"Bangke" umpatnya kemudian lanjut meminum 

Mereka menghabiskan waktu tidak terlalu lama disini, karna vino mengatakan jika harus pulang pada jam sepuluh, dan mereka memaklumi itu karna memang kawannya atau bisa disebut sebagai sahabat mereka itu memang memiliki batas waktu tertentu.

Jadi mereka tidak terlalu memaksa vino untuk mengikuti waktu yang mereka terapkan, bisa-bisa vino tidak dikasi keluar kemanapun lagi akibat tidak mendengar atau melanggar aturan sang ayah. 

Awalnya hanya vino yang akan pulang, tapi pada akhirnya mereka pulang bersama karna kata mereka kalau tidak ada vino tidak asik jadilah mereka pulang bersama

Sebelum pulang ke rumahnya vino mengantarkan rayen terlebih dahulu, karna saat pulang rayen juga nebeng Denga vino

Awalnya Adit mengajak rayen untuk pulang bersamanya, tapi rayen menolak dengan alasan kalau jalannya tidak searah dengan rumahnya dan juga dia tidak ingin merepotkan Adit karna harus putar balik

Jadilah rayen pulang bersama vino teman perginya tadi, saat sudah sampai didepan rumah rayen vino langsung pamit untuk pulang, namun temannya itu menyuruh ia untuk singgah terlebih dahulu

"Vin, lon singgah aja bentar ini anginnya kenceng banget udah mulai gerimis juga" - rayen terlihat memaksa karna ia khawatir jika terjadi sesuatu pada sahabatnya itu

"Gapapa Ray, lagian gue harus buru-buru pulang soalnya udah jam sepuluh"- ucapnya kepada rayen

"Lo yakin mau pulang dengan angin kenceng gini" -tanya rayen memastikan

"Iya, yaudah gue cabut dulu ya" -pamitnya

"Hati-hati Vin" -ucapnya

"Iya-iya bawel banget sih Lo" setelahnya vino benar-benar melajukan motornya dan diikuti dengan rayen yang melangkah masuk ke rumahnya

Sedangkan di sebuah ruangan yang bernuansa putih, terlihat seorang lelaki yang sejak tadi enggan melepaskan ponsel dalam genggamannya

Vano duduk didepan meja belajarnya dengan kaki yang melipat di atas kursi dan jari-jarinya yang menekan nekan benda pipih di tangannya itu, dengan mulut yang tidak bisa diam mengeluarkan kata-kata kasar, mungkin karna lawannya sekarang sangat kuat Jadi ia tidak berhenti mengomel dan berkata kasar.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 22.30 itu tandanya mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game tetapi Masi belum ada tanda-tanda ingin menyerah atau mengakhiri permainan 

Saat sedang asik bermain dengan ponselnya tiba-tiba pintu kamar vano dibuka dengan kasar, siapa lagi pelakunya jika bukan Bagas ayahnya

ia langsung menolehkan kepalanya dianan Bagas berdiri, sebenarnya ia sangat malas Jiak harus bertatapan dengan sang ayah

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang