2450 kata, kurleb gengs. Lumayan panjang. Bacanya pelan-pelan aja, ya. Ada beberapa detail penting cerita yang aku sampein di part ini.
Happy Reading ヽ(^o^)丿
Sebagai anak yang baik, Areka benar-benar mengindahkan permintaan Bunda agar dia dan Nala bisa pergi bersama ke kampus. Hal ini membuat Nala bergurau dalam hatinya, menganggap Areka sebagai "sopir pribadi gratis" yang selalu siap sedia mengantar jemputnya.
Kalau saja Areka tahu bahwa Nala menganggapnya sopir, mungkin abang sepupunya itu akan melayangkan protes dan bersungut-sungut. Tanpa sadar, senyum tipis mengembang di wajah Nala saat membayangkan reaksi dari abangnya jika mengetahuinya.
Pasti Areka akan memasang ekspresi tidak suka, mengerutkan keningnya sambil berkata, "Sopir pribadi gratis? Serius, Nala?" Pikiran Nala semakin liar membayangkan protes lucu abangnya, membuat senyumnya semakin lebar.
Nala juga penasaran. Apa hari ini Areka akan menjadi sopir pribadi gratisnya lagi? Tadi pagi saja, abangnya itu kembali mengantarnya sampai ke area parkir fakultas kedokteran. Apa nanti mereka akan kembali pulang bersama seperti kemarin?
Kali ini Nala menarik kedua sudut bibirnya dengan kerutan yang mencapai hingga mata. Agaknya rencana Bunda untuk mendekatkan kembali hubungan Nala dan Areka lewat pergi-pulang bersama saat berkuliah bisa dikatakan cukup manjur. Meski belum terhitung dua hari penuh, kecanggungan di antara mereka sudah perlahan terkikis. Nala menjadi lebih santai saat berbincang dengan Areka, begitupun sebaliknya.
Melihat Nala tersenyum sendiri, Rea yang duduk di sebelahnya langsung meledek, "Ih, apaan serem banget! Tetiba senyum-senyum sendiri. Kepikiran apa sih, Nal? Atau malah kerasukan?"
Ledekan dari Rea tak ayal membuat Ajeng yang turut bersama di tengah mereka tergelak. Saat ini mereka bertiga sedang berada di kantin, menikmati semangkuk bakso dan es teh. Lalu dikejutkan akan Nala yang sibuk dengan pikirannya sampai tersenyum sendiri, melupakan Rea dan Ajeng di dekatnya yang bersahutan cerita tentang gebetan.
Nala segera menutupi senyumnya dengan tangan, mencoba menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah. "Nggak ada apa-apa," jawabnya cepat, matanya menghindari tatapan Rea yang penasaran.
Sayangnya, temannya Ajeng juga sudah telanjur penasaran. "Ayolah, Nala. Masa senyum-senyum sendiri nggak ada apa-apa? Pasti ada yang seru nih," desaknya, jelas tidak mau menyerah begitu saja.
Rea kembali menuntut, "Iya, Nal. Jangan bikin kita penasaran gini. Mikirin apa sih, wahai Little Princess?"
Dan Ajeng menimpali dengan nada menggoda, "Little Princess lagi mikirin hal mesum kali, ya?"
Kedua perempuan itu lalu tertawa terbahak-bahak, hingga menimbulkan delik penasaran maupun tidak senang dari sejumlah pasang mata yang juga tengah mengisi perut kosong di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGGING US DOWN
ChickLitNaladhipa Aira Nawasena, seorang gadis yang sebenarnya hidupnya lurus-lurus saja. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kehadiran janin di dalam perutnya. Nala tidak salah. Dia jelas sekali hanya korban. Laki-laki itu yang sudah membuat hidupny...