Iya gais, aku double up :)
Wkwk, tapi sebenarnya ini tuh gabungan part sebelumnya. Cuma tak pisah ajalah karena udah kepanjangan. Supaya nggak overload dan biar lebih mudah menyerap informasi ceritanya juga.
Baca pelan-pelan, ya. Jangan ada yang dilewatin. Jangan lupa voment juga (^_-)-☆
~~~HAPPY READING~~~
Setelah menikmati kopi mereka dan berbagi tawa di kedai favorit, Areka dan Nala akhirnya beranjak pulang. Udara sore yang sejuk menemani langkah mereka menuju mobil yang terparkir di depan kedai. Dengan hati yang lebih ringan, mereka masuk ke dalam mobil. Areka menyalakan mesin dan mulai melaju perlahan di jalan yang mulai lengang.
Suasana di dalam mobil saat ini masih hening. Sebab Nala disibukkan dengan ponselnya karena harus mengabari orang tuanya, sementara Areka sibuk dengan pikirannya mengingat pesannya yang tadi dikirimnya belum juga mendapat balasan dari sang kekasih.
Namun, suasana hening itu segera pecah ketika ponsel Areka tiba-tiba berdering. Suara nada dering yang familier membuat Areka melirik layar ponselnya yang terletak di konsol tengah. Dengan satu tangan di setir, dia meraih ponsel dan melihat nama yang terpampang di layar.
Di ujung telepon, terdengar suara lembut pacar Areka. Senyum manis Areka merekah sempurna. "Hai, Sayang. How's your day?" tanyanya dengan nada hangat dan penuh perhatian.
Nala di sini hanya diam memperhatikan. Dia melihat bagaimana mata Areka berbinar, dan ada kilau kebahagiaan yang terpancar jelas di wajahnya. Cara Areka berbicara dengan lembut dan penuh kasih membuat Nala bisa merasakan betapa dalamnya perasaan Areka terhadap kekasihnya.
Saat percakapan berlanjut, Areka tertawa kecil, membuat Nala bisa melihat sisi romantis yang ditunjukkan abangnya itu.
"Aku juga kangen banget. Kita dinner di tempat biasa, ya? Aku bakal jemput kamu jam tujuh," kata Areka dengan nada yang penuh kehangatan.
Nala memperhatikan bagaimana Areka mengatur rencana dengan begitu teliti dan penuh perhatian, seperti memastikan segala sesuatunya sempurna untuk kencan mereka.
"Jangan lupa pakai dress yang kamu suka, yang merah muda itu. Kamu selalu kelihatan cantik dengan itu," tambah Areka dengan nada yang penuh pujian.
Pujian Areka terdengar begitu manis. Nala bisa menebak pacar abangnya di ujung telepon mungkin sedang tersipu malu.
Ketika percakapan berakhir, Areka menutup telepon dengan senyum yang masih tergambar di wajahnya. "Oke, sampai nanti. Love you, Sweetheart," ucapnya dengan penuh rasa.
Nala merasakan sesuatu yang hangat di hatinya melihat betapa manis dan romantisnya Areka. Dia memperhatikan bagaimana abangnya itu tersenyum berseri-seri sepanjang telepon. Air muka dan nada bicara dari lelaki itu menggambarkan bagaimana besarnya rasa cinta yang mengakar di dalam hatinya untuk sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGGING US DOWN
ChickLitNaladhipa Aira Nawasena, seorang gadis yang sebenarnya hidupnya lurus-lurus saja. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kehadiran janin di dalam perutnya. Nala tidak salah. Dia jelas sekali hanya korban. Laki-laki itu yang sudah membuat hidupny...