Baca pelan-pelan, jangan ada yang terlewat. Biar tahu gimana yang dirasain mereka after badai.
Jangan lupa vomen :)
~~~Happy Reading~~~
Areka terbangun di tengah malam dengan perasaan yang berat dan kepala yang berdenyut hebat. Rasa sakit yang menyerang kepalanya akibat mabuk membuatnya meringis kesakitan. Dia meraba sekeliling, merasakan keanehan di setiap sudut ruangan. Pandangannya terpaku pada kasur yang berantakan dan kamar tamu yang kacau. Areka bingung, bertanya-tanya mengapa dirinya berada di kamar tamu, bukan di kamarnya sendiri.
Setelah beberapa saat, ingatannya mulai berusaha mengumpulkan potongan-potongan kejadian sebelumnya. Areka berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dia kehilangan kesadaran. Dia tahu seharusnya dia berada di kampus, tepatnya di salah satu ruang kelas, sedang berdiskusi dengan kelompoknya mengenai desain final untuk pameran. Diskusi itu berjalan lancar pada awalnya, hingga semuanya menjadi buram.
Areka merenung, berusaha memahami bagaimana bisa dirinya mabuk, padahal dia tidak pernah menyentuh alkohol. Perasaan bingung dan frustrasi menguasainya, membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dia bisa kehilangan kendali.
Setelah itu, ingatannya langsung mengarah pada sosok gadis cantik yang memapahnya memasuki rumah. Namun, wajah gadis itu samar-samar, tidak begitu jelas di benaknya yang masih dipengaruhi sisa-sisa mabuk.
Areka teringat bagaimana pandangannya terus tertuju pada gadis itu, memperhatikannya dengan cara yang tidak biasa. Sesuatu dalam dirinya—sesuatu yang gelap dan kelam—bangkit, mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Mabuk telah mengaburkan nalarnya, membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Perlahan, ingatan tentang apa yang telah terjadi mulai kembali menghantuinya.
Dan tiba-tiba, sebuah kenyataan pahit menghantamnya dengan keras. Gadis itu—sosok yang dia sentuh, yang dia perlakukan dengan cara yang tidak bisa dimaafkan—adalah Nala. Nala, adik sepupunya. Saudaranya sendiri.
Areka tersentak kaget, tubuhnya gemetar hebat, dan napasnya tercekat. Pikiran tentang apa yang telah dia lakukan menancap dalam di benaknya. Bagaimana mungkin dia bisa seberengsek itu? Bagaimana bisa dia, dalam keadaan mabuk, merenggut sesuatu yang begitu berharga dari adiknya sendiri?
Matanya tertuju pada bercak merah yang tertinggal di seprai. Pemandangan itu membuat Areka mual, begitu mual hingga hampir membuatnya muntah. Dia merasa dirinya tidak lebih dari monster. Kejadian yang baru saja diingatnya membuatnya merasa jijik pada dirinya sendiri. Areka tidak bisa lagi menahan rasa bersalah yang meluap, seolah-olah seluruh dunianya runtuh karena perbuatannya sendiri.
Perasaan bersalah itu begitu berat, begitu menghancurkan, hingga dia hampir tidak bisa bernapas kentara dari tarikan napasnya yang terdengar pendek dan menyesakkan. Areka menatap nanar ke arah pintu, tidak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya, hanya merasa hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGGING US DOWN
ChickLitNaladhipa Aira Nawasena, seorang gadis yang sebenarnya hidupnya lurus-lurus saja. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kehadiran janin di dalam perutnya. Nala tidak salah. Dia jelas sekali hanya korban. Laki-laki itu yang sudah membuat hidupny...