Haikal tersenyum melihat teman teman mereka, ada banyak pertanyaan terlihat di wajah mereka terutama Jeremy dan Jevan. Melangkah menuju bagian tengah agar pandangan dari mereka bisa fokus padanya.
"Sebelumnya gue minta maaf dan terima kasih ke kalian, maaf karena terkesan memaksa dan terima kasih karena bersedia ada diruangan ini tanpa banyak tanya, terutama lo Jeremy dan Jevan." Haikal membuka, ketujuh orang lainnya fokus menatap Haikal.
"Gue, Haikal alias Hayden Ganesha anak tunggal dari David Ganesha. Dan Wilona alias Walterlily Danesha anak tunggal dari Tommy Danesha." Dua dari mereka yang diruangan terlihat kaget mendengar pembuka dari Haikal.
"Apa cuma gue yang baru tau disini?" tanya Jeremy
"Sepertinya lo dan Jevan yang baru tau, gue ragu kalau Reno dan Nayla" jawab Haikal sambil melirik Reno dan Nayla.
"Gue tau" jawab Reno singkat. "Gue juga" Jeremy dan Jevan mengerutkan keningnya, bagaimana mereka bisa tau batin mereka.
"Oke, nanti kita berikan waktu ke Reno dan Nayla untuk menjelaskan. Gue mau ngejelasin dulu tujuan kita semua ada disini" kata Haikal dan dilanjutkannya dengan penjelasan sedetail mungkin kenapa mereka ada disini dengan identitas lain dan apa yang mereka cari.
Setelah penjelasan cukup panjang mereka semua akhirnya memahami kondisi saat ini. Jeremy dan Jevan menghela nafas cukup panjang, terutama setelah ditampilkan foto dan surat dari Rama. Sedangkan Reno memijit keningnya, memusingkan batinnya.
"Kenapa?" kata Jevan, berhenti sejenak kemudian melanjutkan kalimatnya. "kenapa kami berempat?"
"Gue tau lo dan Jeremy juga nyelidiki kasus satu tahun yang lalu, gue denger percakapan kalian tentang kasus itu." jawab Kataryn. Sedangkan Jeremy hanya menganggukan kepalanya. "Kalau Reno dan Nayla kayagnya Ily ah sorry Wilona yang bisa ngejelasin." lanjut Kataryn
"Reno adalah orang yang disebut Rama disuratnya" mendengar jawaban Wilona semua mata tertuju pada Reno, dan Reno yang dilihat pun tersenyum sembari pose dua jari. Yang lain tersenyum melihatnya, lucu batin Nayla. "Kalau Nayla, gue gak sengaja aja nemuin bocil ini hahahahaha" kata Wilona. Sedangkan Nayla yang dipanggil bocil mendecih kecil.
"Gue yakin akses Nayla bisa bantuin Calvin dan Reno. Gue tau kalau Reno jago buat open akses alias nge hack kan." Lanjut Wilona. "Kita pernah masuk room yang sama bro" kata Calvin membuat Reno memahami kenapa mereka bisa tau kemampuannya.
Setelahnya Wilona melanjutkan penjelasan kenapa Nayla, karena kenyataannya Nayla adalah anak dari salah satu perusahaan game terbesar selain milik ayah Haikal, kemampuan Nayla bahkan setara dengan Calvin dan Haikal. Hanya saja dia menutupi identitasnya agar aman dari incaran pesaing bisnis keluarganya. Ya benar, di tim ini memiliki empat orang yang jago dalam teknologi saat ini. Haikal, Calvin, Nayla dan Reno mereka berempat dapat mengakses berbagai room di dunia maya.
Dan yang paling penting ternyata Nayla adalah teman masa kecil dari kembar empat dulu dimasa SD. "Jadi lo bocil kunciran dua itu?" tanya Calvin ke Nayla. Sedangkan Wilona tertawa mendengarnya.
"Gadis kuncir yang suka sekali dijahilin sama Aden itu?" tanya Calvin lagi. Katarynpun ikut tertawa mendengarnya.
"Ishhh Kenapa yang lo inget rambut gue sih." kata Nayla mengomel. Sedangkan yang lain mendengarnya tertawa.
"Jadi lo bocil yang gue tarik rambutnya sampai kejengkang kursi terus nangis sambil dipuk puk Ily?" tanya Haikal sambil tertawa. Sedangkan Nayla yang mengingatnya memandang Haikal dengan sinis kemudian memberikan gestur ingin memukulnya.
"Oke oke, gue inget hahaha" Kata Haikal "ah iya biar gampang, kalau disekolah kalian panggil kami Haikal dan Wilona, tapi kalau disini kalian bisa panggil nama asli kami Hayden dan Lily, biar gak canggung aja soalnya ini sikembar pasti manggil nama asli kami" sambil melirik Kataryn dan Calvin, mereka yang dilirikpun memberikan cengiran.
Hayden yang sudah kembali ketempat duduknya. Lily yang beranjak mengambil cemilan untuk dimakan. Calvin yang sibuk mengotak ngatik laptopnya. Sedangkan yang lain mengobrol ringan sambil tertawa.
Lily kembali membawa banyak cemilan dan dibaginya ke yang lain. Jeremy yang melihatnya mengikuti kemana langkah Lily berjalan. Dia tersenyum melihat pemandangan saat ini, ada Lily, Kataryn dan Calvin berebut snack yang tersisa satu itu. Hayden yang melihatnya menatap curiga kearah Jeremy. Setelahnya berjalan menghampiri mereka yang berebut. Disentilnya jidat mereka satu persatu kemudian mengambil snack itu dan membawa ke kursinya. Sedangkan mereka bertiga menatap Hayden sinis. Lily kembali ke kursi sambil menghentakkan kakinya, lucu batin dua orang yang melihatnya, Hayden dan Jeremy lah orangnya.
"Ly" Lily yang masih kesal dengan Hayden tidak menghiraukan panggilannya. "Ly" panggilnya lagi, tapi tetap tidak mendapat jawaban. "Sayang" kali ini mau tidak mau Lily melihatnya.
"Apasih" kata Lily kesal sambil melihat Hayden yang sudah tertawa jahil. Kemudian menyerahkan piring yang sudah berisi snack, Lily yang menerimanya tersenyum senang sambil melirik ke arah Kataryn dan Calvin yang menatapnya. Lily melihat wajah kesal merekapun menjulurkan lidah mengejek. Hayden yang melihat mereka tertawa kencang "Sakit perut gue." Hayden berjalan menuju kursi Kataryn dan Calvin. "Jangan ngambek ya Aryn Avin" sembari menyerahkan dua piring lain berisi snack yang sama dengan Lily. Ternyata Hayden membagi snack yang diperebutkan tadi menjadi tiga piring. Sedangkan Kataryn dan Calvin yang menerimanya tersenyum senang. Kalau urusan makanan mereka bertiga tidak akan bisa akur jika tidak mendapat bagian masing masing. Hayden bahkan selalu membelikan lebih jika snack itu adalah kesukaan mereka bersama.
"Kalian sedeket itu ya?" tanya Reno yang sudah memperhatikan tingkah mereka sejak tadi.
"Mungkin, kami dijuluki kembar empat sama keluarga" jawab Calvin sambil memakan snacknya. "Mereka itu udah temenan dari jaman masih zigot" Kata Nayla "Gue yakin sih kalau gak deket gak mungkin mereka disini berempat" Lanjut Nayla sambil tertawa.
"Lo harus tau, gue udah beli tiket dan sewa hotel buat liburan di Hawai selama sebulan dan Aryn udah nyiapin tempat khusus di LA buat mengisi waktu kosong setelah lulus. Eh tiba tiba dikasih tiket ke Indo dan diajakin sekolah lagi sama mereka di H-1 berangkat." Kata Calvin menggebu. "Bahkan mereka gak nanyain kita setuju atau gak" tambahnya.
"Kan kita udah kasih pilihan, lo berdua kita tinggalin di Paris atau ikut sama kita." kata Lily tertawa. Sedangkan Kataryn dan Calvin mendengus mendengarnya. Yang lain tertawa melihat ekspresi si kembar.
—————————————————
Halooooo.. makasih banyak yang udah baca sejauh ini yaaa.. Sorry kalau gak jelas hehehehe
Btw gue ada satu cerita lagi nanti sambil yang ini jalan gue mau update juga cerita satunya. Tapi kalian lebih suka Haechan x Winter lagi atau Jaemin x Winter ya.. gue bingung nentuinnya soalny.. hehe
Jangan lupa komen dan vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH
FanfictionBangkai tetaplah bangkai, mau ditutupi seperti apapun akan tercium juga. Disinilah Wilona dan Haikal berada, dua penerima beasiswa tahun kedua yang baru. Bisakah mereka mengungkapkan kebenaran kejadian satu tahun lalu? Apakah mereka yang berujung di...