Team

39 8 0
                                    

Haikal yang dipaksa ikut oleh Leo dan teman temannya, ternyata dibawa menuju gudang belakang sekolah. Sampainya di dalam gudang terlihat ada banyak kursi tidak terpakai disamping kanan kiri. Sedangkan ada beberapa kursi yang tersusun rapi. Jadi disini tempat mereka membawa anak yang dikerjai batin Haikal.

Leo masuk, kemudian menendang Haikal dari belakang hingga tersungkur ke depan mengenai lantai. Sedangkan mereka yang sudah ada didalam berjumlah lima orang ditambah mereka yang datang tiga orang total delapan orang sedang menertawakan Haikal dan siap mengerjainya.

Ditempat lain, ada dua orang yang memantau melalui layar Hp yang sudah dipegang sejak tadi. "Gimana?" tanya salah satu dari mereka. "Biarin aja" Jawab satu lainnya sambil memakan batagor yang tadi dibelinya dikantin sambil menonton pertunjukan Haikal dan lainnya.

Sedangkan ditempat lain ada Kataryn yang sudah berjalan menuju gudang. "Ryn tunggu." Teriak Jevan yang mengikuti langkah Kataryn bersama Jeremy. Kataryn yang merasa dipanggil namanya berhenti dan menoleh ke sumber suara. Melihat kedua lelaki yang mengikutinya Kataryn mengernyitkan dahi.

"Kita ikut" kata Jeremy menjawab pertanyaan Kataryn melalui ekspresinya. "Tapi gue gak tau kemana Haikal dibawa." kata Kataryn, dia kehilangan jejak Leo dan teman temannya.

"Gue tau, kita ke gudang belakang, harusnya dibawa kesana." kata Jevan. "Darimana lo tau?" tanya Kataryn

"Nanti gue ceritain, kita kesana sekarang" jawab Jevan sambil berjalan kemudian diikuti oleh Jeremy dan Kataryn.

Sampai di gudang, Jeremy mengatakan dia dan Jevan akan masuk lebih dulu, dan Kataryn cukup melihat dari jauh dan memastikan pintu gudang tidak tertutup. Setelah saling memahami kode. Jeremy menendang pintu gudang. Braakkk, terdengar suara pintu terbuka dengan paksa. Terlihat jelas pemandangan didepan, Haikal dengan tangan terikat dan baju yang basah, serta luka lebam di lengan kanannya akibat menghalau pukulan yang diarahkan ke wajahnya.

Jevan yang melihatnya berlari menuju Haikal dan membuka ikatan pada tangannya. Sedangkan Jeremy masuk dengan langkah perlahan. Setelah membantu Haikal berdiri, mereka bertiga berjalan menuju keluar tetapi terhenti mendengar kata Leo "Cih, kali ini lo selamat karena ada pahlawan kesiangan yang datang" dengan menekankan pada kata pahlawan sambil melirik tajam ke arah Jeremy. Dia tau, kalau dia tidak bisa sembarangan melawan Jeremy.

Merekapun tidak perduli dengan kalimat yang diucapkan Leo dan terus berjalan keluar. Sedangkan Kataryn yang melihatnya menghampiri mereka, menanyakan kondisi Haikal serta yang lain. Berakhirlah mereka saat ini di ruang UKS untuk mengobati luka Haikal.

Ditempat lain dua orang yang memantau sejak tadi tersenyum senang. "Datang juga" kata salah satu dari mereka. "Gak salah feeling kembaran lo Vin" tambahnya. "Hahahaha jangan main main sama feeling kembaran gue Ly" jawab Calvin. Ya benar mereka adalah Calvin dan Wilona atau Lily. Mereka memantau melalui CCTV yang sudah dipasang oleh Calvin dibeberapa sudut dalam gudang sejak awal dia tau kalau gudang tersebut adalah salah satu lokasi mereka melakukan aksi pembulyannya. Inilah alasan mereka punya bukti kasus pembulyan disekolahnya. "Yok ke UKS, mau liat luka ayang gue" kata Wilona berdiri kemudian berjalan menuju UKS diikuti oleh Calvin.

Tok tok tok, terdengar suara pintu yang diketuk. Kemudian pintu terbuka terlihat dua orang yang masuk ruang UKS, mereka adalah Calvin dan Wilona. Sedangkan mereka yang didalam memberikan atensi kepada dua orang yang baru masuk.

"Lukanya udah diobati, gue ijin pergi ya, kalian juga kalau udah selesai langsung pulang aja, tadi ada pengumuman sekolah dipulangin ada rapat guru dan direksi soalnya" kata petugas yang berjaga di UKS. Setelah kepergiannya, Calvin dan Wilona mendekat ke arah Haikal yang berbaring dengan Kataryn duduk disampingnya dan Jeremy serta Jevan tidak jauh dari tempat tidur Haikal.

"Lo oke kal?" Tanya Calvin. "Lebam dikit gak ngaruh" jawab Haikal sambil tertawa. Sedangkan yang lain ikut tersenyum. "Muka aman?" tanya Calvin lagi.  "Aman, ntar ada yang ngamuk kalau muka gue gak ganteng lagi" jawab Haikal cringe.

Sedangkan Kataryn dan Calvin tertawa mendengarnya. Wilonapun menghela nafas mendengar alasannya, kemudian memberikan totebag yang dibawanya. "Ini bajunya, ganti dulu gih" kata Wilona. Haikal menerimanya dan berjalan menuju toilet.

Mereka yang masih disana merasa canggung sejenak. Calvin yang menyadarinya tersenyum kemudian menyenggol Kataryn dan berkata "Lo gak mau ngenalin mereka ke gue?"

Kataryn yang merasa ditanya menganggukan kepala "Jer, Jev kenalin ini Calvin. Dia kembaran gue, kelasnya di sebelah." Jeremy dan Jevan yang mendengar kalau dia adalah kembaran Katarynpun mengernyit heran, pasalnya selama satu bulan lebih mereka kenal Kataryn tidak pernah menyinggung kalau dia punya saudara apalagi kembaran yang juga sekolah disini.

Haikal yang kembali dari toilet dengan pakaian ganti kemudian bersuara "Dari pada lo berdua bingung mending ikut kita aja" sembari merapikan barangnya. Mereka berjalan menuju kelas masing masing untuk mengambil perlengkapan sekolah mereka. Sesuai arahan Haikal, Jeremy dan Jevanpun tidak menanyakan kemana dan apa tujuannya, mereka hanya memilih mengikuti Haikal dan yang lainnya ke sebuah rumah yang tidak kecil dan tidak juga besar itu. Memasuki area rumah tersebut, duduk di ruang tamu, kemudian mereka menerima baju untuk ganti sementara dikarenakan baju yang mereka kenakan masih seragam sekolah. Sembari memakan cemilan yang sudah tersedia, mereka menuju ruangan yang bisa digunakan oleh kembar empat meeting.

Mereka dipersilahkan masuk dan duduk di kursi kosong yang ada diruangan tersebut. "Kalian makan dulu ya, gue mau jemput orang dulu." kata Wilona sambil beranjak mengambil kunci mobil. Dengan penampilan yang bisa dibilang berbeda dari biasanya, rambut pendek yang terurai tanpa kacamata seperti biasa, mengenakan kaos oversize dan celana jeans, Wilona mengambil kunci mobil dihadapan Calvin yang tadi mereka gunakan dari sekolah menuju rumah tersebut. Jeremy yang melihat semakin banyak pertanyaan dikepalanya, bagaimana bisa penampilan Wilona berbeda dari bisaanya disekolah dan apa ini dia pakai mobil, bukan sekedar mobil, itu adalah mobil yang hanya dimiliki oleh kalangan atas dengan teknologi yang canggih sehingga hanya orang yang terbiasa menggunakannya yang paham, begitulah isi kepala Jeremy saat ini.

Kataryn yang melihat ekspresi Jeremy dan Jevan yang penuh tanda tanya hanya tersenyum. "Udah santai aja kalian, makan aja dulu" kata Haikal yang juga memahami kebingungan mereka berdua. Sedangkan Wilona sudah beranjak pergi untuk menjemput orang yang dimaksud.

Sekembalinya Wilona bersama orang yang dijemput tadi, akhirnya ruangan ini terisikan delapan orang. Ada Haikal yang duduk diantara Wilona dan Calvin serta Kataryn disampingnya. Sedangkan dihadapannya ada Jeremy, Jevan, Reno dan Nayla. Ya benar orang yang dijemput oleh Wilona adalah Reno dan Nayla. Sejenak ruangan tersebut hening dan penuh tanda tanya. Untuk memecah keheningan, Haikal beranjak dari posisinya ke arah depan dan memulai pembicaraan.

Lanjutan di next part yaa

THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang