Sekitar jam dua siang. Raff datang dengan sepeda dan tas selempang berukuran sedang. Emily keluar dari rumah dengan semangat. Papa sudah mengeluarkan sepeda kami. Sepedaku sudah diperbaiki kemarin.
Aku dan Emily mengenakan dress selutut, warga kuning dan biru pastel. Tak lupa topi rajut sesuai saran Mama. Mama memberikan kami masing-masing tas punggung kecil berisi kotak bekal dan tas selempang kecil berisi hal lain yang kami butuhkan.
"Di tas ada sunblock, nanti pakai setiap tiga jam sekali. Lalu ada jus dan susu. Kalian bisa meminum dulu susunya baru jus, karena susu tidak enak jika terkena panas seharian." pesan Mama.
Kami berdua mengangguk. Menerima tas itu, aku meletakkan di keranjang depan. Mengayuh, mendekati Raff.
"Hai!" Emily menyapa dia ceria. Raff membalas, tersenyum lebar.
"Ayo." Kami melambaikan tangan pada Mama.
Tiga buah sepeda konvoi, melewati rumah-rumah. Emily memberi kode padaku dan Raff untuk menepi didepan salah satu pagar.
"Rania!"
"Aku datang Emily!"
Dari dalam gerbang setinggi dua meter seorang anak perempuan seusiaku keluar dengan sepedanya. Aku melebarkan pandangan, terkejut, bingung. Keterkejutan ku semakin bertambah kala gadis keluar diikuti anak-anak lainnya.
Apa ini?
Emily menatap Raff. "Terima kasih kak Raff sudah mengizinkan aku mengajak teman-temanku." Ia tersenyum.
"Semakin ramai semakin baik, kan?"
Apa? Aku tidak diberi tahu sebelumnya. Dan mereka semua adalah teman-teman Emily.
Aku melemparkan tatapan kesal pada Emily. Mereka semua tidak menyadari ketidaknyamanan ku. Raff memberi instruksi untuk semua mulai menggoes, dan aku terpaksa ikut rombongan itu. Perjalanan panjang menuju bukit.
Semua anak berteriak semangat kecuali aku. Sialnya Raff malah ikut kesenangan.
Apakah ini study tour anak SD? Kebanyakan teman-teman Emily adalah teman-teman sekolah.
"Ayo bernyanyi!" berseru salah satu anak laki-laki.
Raf berteriak setuju. Kami melakukan perjalan keluar desa melewati sawah-sawah. Raff menyuruh kami menyapa para petani. Aku hanya mengangguk kecil pada para petani.
Kami sampai ke tempat yang Raff katakan. Dia membantu anak-anak yang kelelahan dengan menghamparkan karpet.
"Jangan sampai sepeda kalian menghalangi jalan ya!" pesan Raff.
"Ya!"
Aku duduk duluan di akar timbul. Sepedaku terparkir bersama sepeda pria itu. Semua menduduki karpet dan mengeluarkan makanan mereka.
"Emily kau membawa apa?"
"Tentu saja kue buatan Mamaku!"
"Wah.. mamamu pandai sekali, ibuku suka membeli kue dari Mamamu. Rasanya sangat lezat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Between Villains (3)
Aksiyon"Kalau begitu, kau siap menjadi bagian dari para bedebah ini?"-Max. *** Kelompok besar yang sama. Siap memberi ketegangan oleh masalah baru. Tokoh pendatang dan masalah baru bermunculan. Petualangan Jennie kini demi membela sang kembaran dari kejara...