Noise

60 20 16
                                    

Mobil melaju dengan kecepatan yang sudah bertambah. Lebih tepatnya Rachel sudah berani untuk menambah kecepatan mobil.

"Naah",
sergah Kim.
"dari tadi kek!"

"Ngoceh mulu, diem ngapa"
sinis Rachel.

"Sialan"
jari tengah Kim mengacung.

"Ssh!"

desis Keira melerai, telinganya terasa meledak jika mendengar umpatan-umpatan itu,

"lihat tuh"
alihnya.

Mereka berlima menoleh kearah yang sama.

"Kota kita"sendu Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kota kita"
sendu Kim.

"Telah hancur"
sambung Rhea.

"Bagaimana dengan dalgom ku"
gelisah Keira.

"Dah lah palingan dia juga masih bisa jaga diri"
ucap Rachel.

"Mulut mu jaga diri. Dia masih kecil"
sinis Keira.

Rachel memutar matanya ke atas.

"... Gimana kalau kita ke rumah ku bentar ... aku takut Dalgom kenapa-napa?"

"Gak bisa! kita harus pergi mencari bu Suze"
tolak Rachel.

"Lagian juga bu Suze pasti masih bisa jaga diri. Bagaimana dengan Dalgom?"

"Ya bodo amat"
sinis Rachel.

Keira menatap tajam ke wajah Rachel melalui spion mobil.

BRAK!

KRAK!

"Anjir! kau nabrak apaan!?"
kaget Erika.

"Eh? ... ga tau?"
bingung Rachel.

"Coba berhenti"
usul Rhea.

Rachel mengerti, dia menghentikan mobilnya.

"Kalian diam saja. Biar aku yang cek"
perintah Rhea.

"Eh njir! kau mau keluar dari mobil sendirian?"
panik Kim.

Rhea mencuekinya, dia keluar dengan tatapan tidak percaya dari keempat temannya.

"Dasar bocah itu" Rachel melepas seatbelt nya dan menyusul.

"Rhe tunggu"
seru Rachel.

Sekali lagi Rhea tidak menggubris, dia tidak memperdulikan Rachel yang sudah berada di balik punggungnya.

"Ssh!"
desis Rhea.

Dia tiba-tiba membungkuk, kemudian berlutut dengan kepala yang menoleh kesamping.

Deg!

'Holy shit!'

ANTIDOTE for CARRIERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang