Betrayal

30 10 7
                                    

.
.
.

🎶 Epic Post Apocalyptic Music - Devastation

.
.
.

"Haduh, gelap dah nih"
keluh Kim.

"Bentar aku ambil senter"
ucap Erika.

"Pakai senter ku aja, senter kalian buat cadangan"
perintah Rachel.

"Oke"
angguk Erika.

"Huh... terus kabar Keira sama Rhea gimana? masa kita cuman diem disini, nunggu kabar yang tidak pasti"
cemas Kim.

"Mereka pasti baik-baik saja. Percayalah, Rhea tidak selemah itu"
Rachel mencoba merasionalkan Kim.

Tak!

Suara benda jatuh terdengar.

"Kenapa Er?"
tanya Rachel.

"Gapapa, cuman nyenggol buku aja"
jawabnya.

Tidak berselang lama, Erika berhasil mendapatkan senter. Dia menyalakan senternya menerangi kamar.

Rachel berdiri, dia berjalan mendekati meja belajar, dimana buku yang sempat Rhea gunakan masih berantakan diatasnya.

Iseng, dia mulai membuka satu persatu lembarnya. Berharap Rhea sempat meninggalkan petunjuk.

"Andaikan dia sempat meninggalkan jawaban untuk kita"
harap Kim.

Tap!

Rachel menutup buku kasar, membuat Kim sedikit terperanjak kaget.

"Selow aja kali"
sinis Kim.

"Aku ada ide!"
sontaknya.

"Ide apa?"
penasaran Erika.

Tanpa menjawab, Rhea mengambil tong sampah yang penuh di dekat lemari.

"Mau kau apakan sampah-sampah itu?"
heran Kim.

"Aku akan menyumbat semua saluran air di dalam kamar mandi"
jelasnya.

Mendengarnya, Erika dan Kim hanya bisa saling bertatapan bingung.

"Tolong terangi kamar mandi" pinta Rachel sembari melangkah ke kamar mandi.

Mereka berdua mengekori, dengan senter yang berada di tangan Erika.

Rachel mengambil beberapa sampah, lalu memasukkannya kedalam keran, dan saluran pembuangan.

Selain wastafel, dia juga menyumbat lubang closet.

"Kau gak jijik?"
pekik Kim.

"Jijik sih. Tapi ini demi rencana ku". Jawab Rachel berat, karena dia sedikit menahan napas.

.
.
.

Saat semua sampah sudah menyumbat, dia menatap kearah mereka berdua.

"Kalian duduklah, dan jangan katakan apapun"
perintah Rachel.

Mereka berdua hanya mengikuti, sesuai perintah. Mereka berdua duduk di tempat tidur masing-masing, sedangkan Rachel kini berdiri di belakang pintu.

Tok!

Tok!

"Woy!!!"
seru Rachel memanggil.

"Anjir lah"
kaget Erika.

"WOY BUKA PINTUNYA!!!"
lantangnya.

Cklek

Suara kunci terdengar, Rachel melangkah mundur.

ANTIDOTE for CARRIERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang