12. Di Gantung

93 7 0
                                    

HAPPI READING READERS

"Gue, harus apa?" - Alleta

1

2. Di Gantung

***

Setelah dari Kedai Dimsum, menikmati Gelato, dan kuliner lainnya. Kini Agra dan Alleta sedang berada di Taman Literasi, dengan dua gelas kopi ditangan mereka masing-masing.

"Mau ngomong apa, Gra? " Tanya Alleta menatap Agra dari samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ngomong apa, Gra? " Tanya Alleta menatap Agra dari samping.

Agra menyesap sedikit kopinya dengan pelan. Lalu berdeham sebelum menjawab pertanyaan Alleta.

"Gue takut."

Alleta mengernyit. Menatap Agra dengan pandangan heran.

"Takut kenapa sih? Perasaan kalo mau ngomong biasa aja tuh. Kenapa harus takut segala." Ujar Aleta sedikit kesal dengan tingkah Agra sekarang.

"Tuh kan!" Cicit Agra dengan bibir bawah yang dimajukan.

"Apa lagi?" Jawab Alleta jengah.

"Belum juga Gue ngomong! Lo nya udah galak!" Cibir Agra.

Alleta menganga mendengarnya. Lalu menepuk gemas dahinya.

"Astaga..."

Alleta menyimpan cup kopinya. Dengan tersenyum paksa, Alleta menggandeng Lengan Agra dengan lembut.

"Ya udah. Maaf! Agra yang ganteng baik hati dan tidak sombong, mau ngomong apa hm?" Tutur Alleta dengan nada di lembut-lembutkan.

Agra mesem-mesem sendiri mendengar Alleta yang berbicara lembut kepadanya.

Mengusap lembut jemari Alleta yang berada di genggamannya.

"Lo sebenernya peka gak sih sama perasaan Gue?" Tanya Agra menatap serius manik jernih dihadapannya ini.

Alleta terdiam dengan tatapan terkejutnya.

"Al? Kok malah diem?" Ujar Agra menatap gadis didepannya ini yang nampak terdiam mematung.

Alleta tersadar dan mengerjapkan matanya pelan.

"Gra. Katanya di Gramedia ada novel terbaru. Sekarang kesana yuk!" Ucap Alleta mengalihkan pembicaraan.

Agra menarik tangan Alleta hingga sang empu terduduk kembali.

"Jangan mengalihkan pembicaraan kita Al!" Teman Agra menatap dalam Alleta.

Alleta yang ditatap sedalam itu oleh Agra mengalihkan pandangannya ke arah lain, enggan untuk menatap balik wajah tampan didepannya ini.

"Gue mau jujur tentang perasaan Gue, Al!" Aku Agra lembut.

Alleta tetap terdiam. Menanti Agra melanjutkan perkataannya kembali.

Agra menggenggam tangan Alleta dengan tangan besarnya yang hangat.

Agra || New Version Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang