13. Tezza Kenapa?

85 3 2
                                    

HAPPY READING READERS

"Semoga Gue gak jadi Sadboy!" - Agra

13. Tezza Kenapa?

***

Setelah mengantarkan Alleta dengan selamat ke rumahnya. Kini Agra tak langsung pulang ke rumahnya namun Agra melajukan motornya ke arah jalan menuju markas gengnya.

Setelah sampai di markas kini nampak bangunan yang terlihat seram itu terlihat ramai oleh teman teman sekumpulan nya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Woii Pak Bos!" Seru Galen ketika ia melihat sang ketua yang baru saja memasuki markas mereka.

Agra berjalan ke arah sofa besar yang melingkar dimana teman intinya berada.

Mereka bersalaman ala laki-laki.

"Bukannya Lo sakit Bos?" Tanya Daffa ketika melihat fisik Agra yang nampak sehat-sehat saja sekarang.

Agra yang sudah duduk di antara mereka menaikkan sebelah alisnya dengan kedua belah bibir yang mengapit satu batang rokok.

"Udah sembuh Gue!" Jawab Agra setelah mengepulkan asap rokoknya.

"Cepet amat sakitnya cuman sehari." Celetuk Daniel yang mengundang tendangan kencang dari sang empu.

"Lo doaiin Gue sakit lama hah?!" Ketus Agra yang dibalas gelengan cepet oleh Daniel.

"Cuman heran aja Bos, soalnya kan orang sakit minimal tiga hari lah. Apalagi Lo demam tinggi kan?" Tutur Daniel.

Penjelasan Daniel membuat muka Agra menjadi masam dan itu disadari oleh teman-temannya.

"Kenapa Bos, asem banget tuh muka?" Celetuk Daffa mewakili semuanya.

Agra menyandarkan punggungnya di senderan sofa dengan wajah yang mengarah ke atas menatap kosong langit-langit markas.

Menghela nafasnya frustasi.

"Doaiin Gue ya, Semoga Gue gak jadi Sadboy!" Ucap Agra yang membuat teman-temannya refleks menatap Agra dengan pandangan bingung.

"Lo kenapa dah Bos?" Tanya Galen merasa heran dengan Agra malam ini.

"Gue takut di tolak." Jawab Agra dengan lesu.

"Ditolak siapa?" Tanya Galen.

"Gue habis nembak Alleta." Ungkap Agra dengan jujur.

"Lah Bos, Alleta nya mati dong!" Celetuk Daffa yang membuat Agra menatap Daffa Tajam.

"Lo yang mati anjir!" Tekan Agra melemparkan botol kosong ke arah Daffa dengan kesal.

"Lo polos apa bodoh Daff?" Tanya Gemas Galen.

"Lah tadi katanya Alleta di tembak. Berarti mati dong!" Ucap Daffa polos dengan kekeh yang sangat halal untuk di tampol.

"Bukan di tembak paka senjata njing, tapi di tembak pake cinta!" Jelas Galen yang membuat Daffa mengangguk kepalanya paham.

"Ngerti kan?" Tanya Galen kepada Daffa yang sudah terlihat anteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agra || New Version Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang