Hari ini tepat dibulan ke empat, kereta kuda yang membawa bendera berwarna merah hijau. Bendera milik kerajaan, Nazian memasuki ibu kota Verta.
Sesuai janji yang dia katakan kepada Beliver, dia mengunjungi kerajaan Verta untuk melakukan negoisasi lagi. Kali ini dia ingin membawa perdamaian.
"Putra mahkota, kita telah sampai di gerbang istana!" Penjaga Leanza menurunkan tangga kecil di bawah kereta kuda.
Leanza turun dari kereta kuda dengan kepala yang terangkat keatas, matanya memandang bangunan istana didepan nya.
"Benar kata ayahanda, Verta sangat indah.."
Rakyat Verta makmur dan damai, tidak ada yang namanya kelaparan dan kehausan disini.
Berbanding terbalik dengan Nazian, rakyatnya keras, banyak rakyat yang kelaparan dan kehausan, pohon sudah hampir sulit ditemukan, apalagi sumber air bersih.
Kekaisaran terdahulu mengatakan jika pohon harus ditebang segera mungkin untuk meluaskan wilayah, dan membangun bangunan.
Daripada bertani, mereka lebih fokus ke teknik berpedang, dan membuat pedang. Bisa dikatakan rakyat Nazian sangat terobsesi untuk menjadi kuat, Hingga mengabaikan lingkungan.
"Putra mahkota, Nazian juga sangat indah." Penjaga itu berkata dengan tegas.
"Sudahlah, jangan berbicara omong kosong, bahkan orang buta saja bisa melihat nya.." Walaupun sedih, Leanza tetap menampilkan senyuman kecil.
Kakinya mulai melangkah masuk kedalam gerbang istana, para pelayan yang berpakaian baju putih dan biru berkeliaran dimana-mana.
Di halaman depan, banyak kolam ikan dan pohon berwarna merah dan pink. Dulu ketika kerajaan nya dan kerajaan Verta belum bertingkai.
Dia sering kesini hanya untuk memancing ikan dikolam, dan bermain boneka bersama Beliver dibawah pohon.
Kakek Beliver, pendiri kerajaan Verta sangat menyayangi Beliver. Bahkan setelah mengetahui cucu nya menyukai bunga berwarna pink dan merah, pria tua itu langsung menyuruh semua pasukannya untuk menanam pohon berwarna merah dan pink di seluruh kota.
Setelah Balvier lahir, kaisar terdahulu langsung meminta semua orang untuk membangun beberapa kolam ikan di kediaman.
Karena Balvier sangat menyukai semua jenis ikan, apalagi ikan berwarna emas.
Awalnya kakek kaisar ingin memberikan pedang kesayangannya kepada Leanza, tapi Leanza menolak karna merasa tidak pantas untuk memiliki pedang itu.
Sayang sekali, setelah umur mereka yang ke 11 tahun, kakek kaisar meninggal dunia di umur 89 tahun.
Hanya tersisa permaisuri agung yang sekarang sudah menyandang gelar janda permaisuri. Janda permaisuri setelah ditinggal suaminya memilih untuk tinggal di istana Bin.
Istana miliknya dan kaisar ketika mereka baru menikah, konon katanya, siapapun yang memasuki istana Bin, dia tidak akan bisa keluar dengan mudah.
Hanya dengan menggunakan plakat milik Janda permaisuri untuk membuka gerbang Istana Bin.
"Putra mahkota, apa yang sedang anda pikirkan?"
Leanza menoleh, bibirnya menggerucut kedalam, "Sedang memikirkan, betapa indahnya masa lalu."
"Namun, seindahnya masa lalu, kita tetap tidak bisa meninggalkan masa kini, sekarang bukan saatnya untuk bersedih, masa depan masih menunggu kita."
Penjaga sekaligus teman Leanza mengangguk mengiyakan, tiba-tiba saja dia membungkukkan tubuhnya, "Perkataan putra mahkota benar, Tian yang tidak berwawasan!"
Tianhan, anak dari jendral kerajaan Nazian, yang dipercayakan untuk menjaga dan melindungi Leanza di manapun.
"Putra mahkota, kaisar sudah menunggu di aula.." Seorang Kasim berkata dengan suara yang mendayu.
"Antarkan kami kesana."
***
Suara air terjatuh kedalam cangkir kecil mendominasi di aula istana Verta. Kaisar memandang Leanza dari atas hingga bawah.
Pria yang ditatap itu ikut menatap Kaisar dengan pandangan aneh, "Kaisar, apakah pakaian Leanza terlihat lucu?" Leanza berkata dengan pelan.
Kaisar menghentikan tawanya, lalu mengangkat tangannya kedepan, dia mengambil cangkir teh didepannya, "Leanza, sudah lama aku tidak melihatmu, mungkin sudah 3 tahun?"
Leanza terkekeh kecil dia ikut mengambil secangkir teh yang berada di hadapannya, "Kaisar, Leanza bersulang untuk pertemuan kita kali ini!"
"Beberapa hari ini keluarga bangsawan datang ke istana untuk melamar Liver." Kaisar menatap Leanza dengan pupil matanya.
Ekspresi Leanza berubah, tangannya yang diatas terkepal erat, "Benarkah?"
"Hm, ada Niuan, lalu Xilong, mereka keluarga bangsawan paling terkenal di Verta."
"Lalu, kaisar ingin memilih siapa untuk menjadi suami Putri pertama?"
"Itu terserah Liver, jika dia menginginkan pria lain, tidak masalah, asalkan orang itu tinggal di wilayah Verta."
Air teh kembali dituangkan kedalam cangkir kecil diatas meja, seorang Kasim yang selalu melayani kaisar membungkukkan tubuhnya lalu pergi dari aula.
Setelah Kasim kaisar pergi, kaisar meletakkan cangkir nya kembali keatas meja, "Aku tau tujuanmu datang kesini."
"Jika kedatanganmu masih sama seperti satu tahun lalu, maka maaf, jawabanku juga masih sama seperti waktu itu."
"Leanza tidak berani melakukan itu, aku hanya ingin bernegosiasi untuk kedamaian."
Bibir kaisar naik keatas, tubuhnya semakin condong kedepan, "Negosiasi seperti apa yang ingin dilakukan Putra mahkota?"
"Aku ingin meminta bantuan kaisar untuk, mengirimkan setidaknya setengah bahan pangan milik Verta, sebagai balasannya, Nazian akan memberikan setengah pasukan elite kepada kalian."
"Lancang!" Kaisar memukul meja dengan keras, hingga membuat cangkir yang berada diatas meja bergoyang pelan.
"Kami tidak membutuhkan pasukan kalian! Pasukan militer Verta tidak selemah yang kalian pikirkan!"
"Leanza mohon ampun kepada kaisar, Leanza tidak bermaksud untuk menyinggung atau menghina pasukan militer Verta."
"Namun, jika dilihat dari segi positif nya, kalian sangat membutuhkan pasukan militer dari Nazian, dan Nazian membutuhkan bahan pangan dari Verta."
"Tidak!"
"Yang mulia kaisar, mengingat hubungan keluarga kerajaan kita yang begitu erat beberapa tahun ini, apakah yang mulia tidak ingin membantu kami yang sedang kesusahan?"
"Leanza, aku bukan tidak ingin membantumu, tetapi aku tidak bisa membantu kalian!"
"Mengapa?"
"Ayahmu, menginginkan Verta, dia ingin menguasai kami! Apakah menurutmu aku bodoh?!"
"Aku tidak menyerang kalian disaat ini karena aku memikirkan hubungan kita! Walaupun pasukan kalian tidak terkalahkan, tetapi mereka kelaparan, sedangkan pasukan kami tidak cukup kuat, tapi kami memiliki banyak energi untuk menyerang!"
"Disaat seperti ini, kerajaan kalian sangat lemah, jika hanya untuk menghancurkan kalian, itu bukan hal yang sulit bagi kami!"
"Kalian tidak tau bersyukur, aku pernah membantu, tetapi ditusuk menggunakan pedang, sekarang aku tidak ingin membantu, kalian ingin mengancam?"
"Yang mulia kaisar anda salah paham, maksudku tidak seperti itu.."
"Leanza, lebih baik kamu lupakan saja negosiasi ini, sebelum negara kalian berganti pemimpin, aku tidak akan membantu Nazian!"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU FOREVER
Fantasía'Bersamamu selamanya' bukan hanya sekedar janji manis yang terucap dibibir lalu dilupakan, mereka berjanji untuk sehidup dan semati bersama. Entah itu didunia atau di akhirat Pangeran Leanza akan terus menemani putri yang sangat dia cintai, Beliver...