Disinilah kami, didepan gerbang pembatas Furin dan Shishitouren.
"Baiklah, ayo kita mulai pesta ini!" Setelah Umemiya mengatakan itu, kami semua memasuki wilayah Shishitouren.
"Selamat datang! Aku telah menunggumu!" Sambut sang bocah kematian, Choji. Tidak hanya bocah itu, disana juga ada Arima, Kazuma, Sako, dan Togame selaku wali Choji.
"Maaf untuk keterlambatannya," balas Umemiya.
Choji lalu memimpin jalan menuju markas Shishitouren. Selama menelusuri jalan, ada banyak sekali toko-toko sepanjang mata memandang.
"Begitu.. Banyak pertokoan disini."
"Wilayah Shishitouren memiliki banyak bar. Kelihatannya disini adalah jalur terbesarnya."
"Pantas saja Mama menyuruhku langsung pulang jika duel kalian sudah selesai." Aku sedikit menguap lalu merenggangkan badan.
"Mungkin akan sangat ramai disini, apalagi saat festival.." Nirei yang bersembunyi dibalik Suo menyahut.
"Hmmm.. dan juga, mengapa kau disini? Kaukan tidak ikut duel," tanya Sakura pada Nirei.
"EH?! K-kenapa?? Maksudku, aku terhubung dengan kalian, Apalagi.. Aku adalah anggota Boufurin, bahkan jika aku tak bisa melindungi yang lain sepertimu, setidaknya aku bisa melindungi diriku sendiri. Itulah mengapa aku ingin belajar darimu!" jelas panjang Nirei dengan sedikit gagap. Anak ini.. penakut tapi dia terkadang bisa melawan ketakutannya, huh? tidak buruk juga.
"Hmmph! Lakukan apa yang kau suka," jawab Sakura, sifat malunya keluar lagi. Seperti kucing saja.
"Kau mudah tersipu, Sakura-kun!" goda Suo.
Sakura seketika menoleh dan membantah, "D-DIAMLAH!!"
"KAU YANG DIAM!" Mendengar teriakan Hiiragi membuatku terperanjat kaget. Bagaimana tidak, aku saat ini berjalan disebelahnya.
Sontak saja aku menampar punggungnya, "GAK USAH TERIAK WOII!"
"ACK! APA-APAAN ITU, HANA?!" balas Hiiragi yang juga kesulut emosi
"KAU BERTERIAK TEPAT DITELINGAKU, DASAR GIGI HIU!"
"HUH?! KAU SAJA YANG TERLALU SENSIAN, TAU!" Skakmat, saat ini aku memang sedang nggak mood. Hal yang dirasakan oleh semua perempuan saat masa PMS.
"Para bocah kelas satu itu, apa mereka tidak gugup? dan juga, harusnya aku membujuk paman Abi untuk mengunci bocah ini saja!" kesal Hiiragi lalu menunjuk kearahku
"Kau harus tenang sedikit, Hiiragi. Tapi yah, aku yakin mereka dapat diandalkan," ucap Umemiya.
"Tapi yang kulihat saat ini mereka hanya sekumpulan anak ayam yang bercicit, tuh," ucapku menyahuti.
Sontak saja Ume langsung tertawa, "aku tidak tahu kau bisa membuat lelucon, Rumi-chan."
"Yah, akukan manusia, bukan batu. Memangnya aku tidak boleh membuat lelucon?" balasku sembari mengangkat bahu acuh tak acuh.
"Ck, apa kalian tidak gugup apa?" sahut Hiiragi kesal.
"Aku sih cuman jadi wasit, takutnya nanti salah satu dari kalian malah sekarat, kan nggak ada yang nyiapin kain kafan." Aku menunjukkan kain putih yang ku bawa dalam Tote bag milikku.
"Jangan sampai mayat kalian malah ketinggalan disana, kan?" sambungku lagi.
"OI BOCAH! APA KAU MENGHARAPKAN KAMI MATI?!" bentak Hiiragi kesal dengan urat yang menonjol di dahinya.
Aku menutup kedua telingaku, "aku tidak bilang begitu, lho. Kau sendiri yang mengatakannya."
"Bocah ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Napa Ku Masuk Furin?! |||windbreaker ( by NIISATORU) x hijab!reader
FanfictionHana Arumi, seorang gadis yang memperoleh banyak penghargaan kompetisi taekwondo dan karate. Gadis berusia 17 tahun itu bisa meraih kesuksesan tersebut tidak lain tidak bukan karena didikan kakeknya. Memasuki tahun ajaran baru, Ayahnya memutuskan me...