03. Tersesat

285 41 7
                                    

Ugh.. perasaan aku sudah mengikuti petunjuk dari maps, lho.. ini kenapa masih belum juga ketemu rumah sih?! Gak mungkin nyasar kan?!

Sembari meratapi nasibku yang lagi-lagi tersesat di kota orang, aku memutuskan berjalan saja mengikuti insting.

Tapi, sesuatu menarik perhatianku.. terlihat didepan sana ada banyak laki-laki yang sedang dihajar oleh seorang.. remaja yang unik menurutku, rambutnya itu setengah hitam setengah putih alias dwiwarna.

Tak lama seorang perempuan keluar melihat keributan yang terjadi. Eh, lho? Ngapain mbaknya disana?! Itukan bahaya! Dia bisa saja terkena dampak perkelahian itu..

Aku menyimpan tas, koper, dan ranselku di depan toko kelontong-aku sudah izin sama yang jaga-lalu berlari kesana saat melihat salah berandalan-kuputuskan memanggil kelompok itu berandalan, soalnya gaya mereka norak-disana berlari kearah mbak yang tadi dan menodongkan pisau kearahnya.

"Menodongkan senjata kearah wanita adalah perbuatan yang buruk, kau tahu? Apalagi sekelompok orang dewasa mengeroyok anak remaja, kalian benar-benar bajingan sampah." Ucapku saat memukul tengkuk pria yang menyandra mbak berambut coklat tadi, saat orang itu sedikit lengah aku menarik mbaknya menjauh lalu memberikan pria itu tendangan kearah dagunya dengan keras.

Aku menoleh kearah perempuan tadi, "kamu nggak terluka, kan?" Mbak itu menggeleng, syukurlah dia tidak terluka.

Aku kembali menoleh kearah depan, pemuda berambut unik itu terus menyerang para berandalan.. yah, mau sekuat apapun seseorang, jika dikeroyok rame-rame bakal repot juga sih.

Sementara remaja itu fokus didepan sana, aku mulai menghajar mereka yang berada disekitarku. Menyiapkan kuda-kuda tengah, aku lalu melayangkan pukulan kearah perut salah satu dari mereka. Saat temannya sedikit lengah, aku langsung mengarahkan tendangan samping kearah bahunya. Walaupun mereka berandalan, aku tidak ingin membuat mereka cedera serius. Setidaknya aku akan melumpuhkan mereka sampai polisi datang.

Mereka akhirnya menyadari kehadiranku, "OI SIALAN! JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN KAMI!" teriak salah satu dari mereka yang memegang tongkat dan mulai berlari kearahku.

"Hei, nona! Bisakah kau menjauh dari sini? Sedikit susah bertarung sambil melindungi seseorang," ucapku kepada perempuan itu, dia langsung berlari menjauh dari ku ketempat yang aman.

"Nah, kalau begini aku tidak akan menahannya lagi," gumamku dengan seringai lebar.

Pria itu mulai mengayunkan tongkatnya kearahku kepalaku, dia ini berniat membunuh orang ya?

Aku menghindar dengan cara menunduk, setelah itu aku mencengkram tangannya yang memegang tongkat lalu memutar tangannya sampai dia berteriak kesakitan.

Tanpa kusadari, salah satu dari mereka mengambil pisau yang tergeletak lalu mengarahkannya ke bahuku, "MATILAH DASAR JALANG SIALAN!!"

Dengan secepat mungkin, aku menghindar kesamping lalu menendang pisau ditangannya.

KRAK...

shhh.. sepertinya tendanganku terlalu keras.

Ya benar, sepertinya aku mematahkan telapak tangannya..

"AAAHHHHHH!!!" teriak pria itu memegangi tangannya yang sakit.

Teman-temannya yang melawan pemuda berambut unik itu sampai berhenti dan melihat keadaan temannya, bahkan pemuda berambut unik itu juga sedikit tertegun dengan apa yang terjadi.

"DASAR SIALAN!" Oh, no.. here we go again..

Enam dari mereka langsung berlari kearah ku, kalau begini akan semakin merepotkan. Kapan polisi datang sih?!

Napa Ku Masuk Furin?! |||windbreaker ( by NIISATORU) x hijab!readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang