"Yah, suaraku emang tidak akan kalian dengar, huh? Maa.. Tomiyama-san, bisakah kau menyuruh dua anggota mu untuk menurunkan Arima?" Aku menoleh kearah Choji. Bocah itu lalu mengangguk lalu berdiri.
Choji lalu menoleh kearah dua orang anggota Shishitouren yang duduk dibelakang kelompok Furin, "Ah! Kalian berdua yang disana!" Panggilan Choji membuat mereka menoleh. Choji lalu menunjuk ke arah Arima, "bisakah kalian mengurusnya? Lakukan apa yang di minta nona bertudung."
Kedua orang itu akhirnya menurut dan berjalan keatas panggung, "Cepatlah!!" Pinta Choji.
Kedua orang itu akhirnya mengangkat Arima, walaupun mulut mereka tak berhenti mengeluh.
"Tak usah banyak mengeluh, angkat saja dia kesana." Aku menunjuk ke samping panggung.
Mereka berdua yang mengabaikanku malah menendang Arima ke bawah, "HOI! KENAPA KALIAN MALAH MENENDANGNYA, HUH?!" bentakku pada mereka.
"Dia ini berlagak sok kuat malah berakhir kalah hanya dengan sekali serangan, Nona" ucap pria yang memakai topi.
"Bodoh sekali," sambung temannya yang lain.
"Walaupun Arima kalah, setidaknya dia itu ikut berduel. Tidak seperti kalian yang hanya menjadi penonton. Bisa membuat bocah fanatik itu terluka, menandakan dia lebih kuat dari kalian. Jika kalian yang melawan bocah itu, kalianlah yang akan ada di posisi Arima." Aku memberi mereka teguran keras.
"Diamlah, kussoOnna! Kau itu hanya wanita murahan! Apa-apaan dengan penutup kepalamu itu. Memangnya kau suster Maria?" Mereka berdua lalu tertawa terbahak-bahak.
BANG!
Pria yang menghinaku tadi terlempar tiga meter dan menabrak salah satu kursi teater. Aku lalu kembali berdiri dan menatapnya dengan tajam, "Jangan mengira aku hanya akan diam saja setelah kau menghinaku seperti itu. Jika kau tidak terima, aku akan meladenimu setelah duel ini selesai," peringatku lalu kembali naik keatas panggung.
Sesaat setelah mereka tertawa tadi, aku mendekat kearah mereka dan melayangkan tendangan samping kearah bahu pria yang terlempar tadi. Perkataan mereka semakin membuat moodku jelek.
Aku berbalik berjalan naik keatas panggung. Pria yang terlempar tadi kemudian berdiri sambil meringis dan memegangi bahunya, "WANITA SIALAN!! BERANINYA KAU-" teriaknya
"Hey.. kau gak gelud kan hari ini? Mundur." Potong Choji dengan tatapan matanya kosong.
Kedua orang itu menjadi takut dan mau tak mau akhirnya mundur. Aku menarik nafas dalam-dalam lalu kembali melanjutkan duel ini, "Oke, mari hentikan drama tadi sejenak. Jika sesuai urutan, sekarang giliranmu bukan, Suo?"aku melirik kearah Suo yang masih setia dengan senyum diwajahnya. Lalu aku menoleh kearah Kanuma, "kelihatannya Kanuma juga sangat ingin menghajar mu, tuh," lanjutku.
Suo mengangguk lalu berdiri, dia kemudian menoleh kearah Kanuma, "Hana-san sudah memanggil kita, bocah. Gimana kalau kita mulai saja?" ajak Suo.
Suo lalu menoleh kearah Sakura dan mengobrol, sedangkan Kanuma sudah berjalan naik keatas panggung.
"Kalahkan dia, Numa-chan!"
"Hajar dia, Kanuma!"
"Buat dia babak belur!"
Sorak-sorai anggota Shishitouren kepada Kanuma. Saat mereka berdua naik keatas, aku kembali mengingatkan, "duel akan dihentikan saat salah satu dari kalian menyerah, aku akan memberhentikan duel secara paksa jika kalian keadaan semakin kacau. Kalau begitu bersenang-senanglah!" Dengan mengatakan itu, Aku berjalan turun dari panggung dan berjalan kearah kelompok Furin.
"Yah, aku tidak tahu banyak tentang Suo tapi, bertemu dengannya membuatku sadar dia sangat baik." Saat aku duduk disamping Nirei, aku mendengar perkataan Umemiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Napa Ku Masuk Furin?! |||windbreaker ( by NIISATORU) x hijab!reader
أدب الهواةHana Arumi, seorang gadis yang memperoleh banyak penghargaan kompetisi taekwondo dan karate. Gadis berusia 17 tahun itu bisa meraih kesuksesan tersebut tidak lain tidak bukan karena didikan kakeknya. Memasuki tahun ajaran baru, Ayahnya memutuskan me...